Hasil Review Film
Penyalin Cahaya (Photocopier) merupakan film yang disutradarai oleh Wregas Bhanuteja yang awalnya diriliskan untuk acara Festival International Film Busan pada Oktober 2021. Film ini memiliki keberanian tersendiri karena dirilis saat sedang ramai-ramainya kekerasan seksual yang terjadi di Indonesia.
Film ini menceritakan seorang perempuan bernama Suryani---dipanggil Sur---yang mengikuti sebuah kelompok teater di kampusnya, bernama teater Mata Hari. Pada pembukaan film, adegan yang ditampilkan ialah acara dari teater tersebut, yang melakoni tokoh-tokoh dewa mitologi Yunani. Pentas tersebut dibilang sukses, karena setelahnya mereka akan diberangkatkan ke Jepang untuk menayangkan pementasan tersebut.
Karena kesuksesan teater, mereka pun mengadakan pesta yang diselenggarakan di salah satu rumah anggota dengan dresscode kebaya untuk wanita dan kemeja untuk pria. Dalam pesta, mereka semua meminum alkohol. Awalnya, Sur menolak minuman tersebut, tetapi akhirnya ia luluh juga dan minum sebanyak 4 seloki.
Keesokan harinya, Sur berangkat ke kampus untuk tes beasiswa dengan menggunakan baju kebaya. Akan tetapi, pihak kampus memutus beasiswanya karena tersebar foto Sur yang tengah mabuk di sosial media. Sur yakin kalau ia dijebak. Sur yang merasa menjadi korban pun mencari tahu siapa yang tega menjebaknya sampai-sampai beasiswanya dicabut.
Sur pun meminta bantuan teman lamanya, Amin, untuk mencari siapa pelaku yang sebenarnya. Akan tetapi, pencarian tersebut tidaklah mudah. Pencarian yang sempat membuat gaduh anggota teater karena latihan mereka jadi terhambat karena masalah Sur.
Menurut penulis, film ini meminta kita untuk menerka-nerka mengenai kejadian apa yang sebenarnya metimpa Sur? Terlalu banyak teka-teki yang membuat penonton ikutan mencari tahu. Syukurlah Sur tidak kehabisan cara demi mengungkap pelaku sebenarnya.
Bukti demi bukti ia cari untuk keadilannya. Sur menyadari ada yang aneh dari salah satu bukti yang ia miliki, yaitu pada motif property yang dibuat oleh salah seorang anggota. Sur mengecek tubuh bagian punggungnya dengan cara membaringkan diri di atas mesin fotokopi tempat Amin bekerja. Merasa yakin kalau ia sudah dilecehkan saat pulang pesta, ia pun mengadu ke pihak kampus.
Sayang sekali, bukannya keadilan yang ia dapatkan, tetapi ia justru disudutkan oleh pelaku yang membawa pengacara. Setelah perdebatan yang menegangkan antara pihak korban dan pelaku, akhirnya Sur mengaku kalah. Ia membuat video klarifikasi permohonan maaf, yang bahkan video tersebut direkam oleh ayahnya sendiri.
Dari adegan tersebut, dapat disimpulkan bahwa yang punya kuasa lebih memiliki peluang untuk menang, sedangkan korban yang hanya menuntut keadilan, justru semakin tersudutkan. Bahkan, keluarga sendiri pun tidak selalu memihak korban---padahal seharusnya keluarga lah yang memberi dorongan kepada korban supaya tidak mau kalah dari pelaku dan melindungi korban tersebut.