Mohon tunggu...
Siti Barokah Soedari
Siti Barokah Soedari Mohon Tunggu... Guru - Penyuka perjalanan

Pejalan

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menyintas Afrika, Membuka Sejarah Pertikaian Terusan Suez

7 Juli 2020   11:45 Diperbarui: 7 Juli 2020   11:54 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menyintas Benua Afrika adalah impian sejak saya kecil. Tuhan senang hati mengabulkan itu, 28 Desember 2019. Setelah mengunjungi Saint Catharine dengan di kawal 3 polisi berpakaian jas dan dasi. Kontras dengan saya perempuan udik, dekil bermantel bulu angsa murahan untuk menghalau udara dingin yang ikut dalam rombongan menuju Afrika.

Kami harus melewati Terusan Suez untuk sampai ke Benua Afrika, yang menghubungkan Pelabuhan Said di Laut Tengah dan Suez di Laut Merah  yang dibangun Insinyur bangsawan Perancis Ferdinand vicomte de Lassep, diresmikan tahun 1896 sepanjang 164 kilometer demi memuluskan transportasi air dari Eropa ke Asia. Yang mana sebelumnya untuk membawa komoditi orang Eropa harus melintasi Afrika untuk menjejakkan kaki di Benua Asia.

Sebegitu pentingnya Terusan Suez, menjadikannya sebuah kawasan strategis yang pantas diperebutkan dan melewati konflik berkepanjangan. Pada perang dunia pertama Terusan Suez dikuasai oleh Inggris hingga diserang pasukan Jerman dan Turki Ottoman. 

Posisi terusan Suez yang menghubungkan Laut Mediterania dan Laut Tengah juga menyebabkan perebutan antara pasukan sekutu dan poros yang dipimpin Mussolini (Italia) dan Adolf Hitler(Jerman) dua tokoh dunia yang tidak perlu ditanyakan lagi popularitasnya.

Nasionalisasi Terusan Suez oleh Mesir dengan digawangi  Presiden Gamal Abdul Naser tanggal 26 Juli 1956, mendapat penolakan dari Perancis hingga terjadi peristiwa yang dikenal dengan krisis Suez yaitu perebutan Suez antara pasukan Mesir dengan tentara Prancis, Israel dan Inggris.

Kami melewati terowongan bawah laut Ahmed Hamdi sepanjang 1.640 meter yang letaknya di bawah laut Terusan Suez hasil karya Insinyur sekaligus Jendral Mesir Ahmed Hamdi. Seorang pemberani yang tewas dalam terowongan buah tangannya tanggal 14 Oktober 1973 saat perang Yom kippur atau terkenal dengan Perang Oktober. 

Perang perebutan Terusan Suez oleh Israel dan negara Arab, Wikipedia mencatat setidaknya ada 2.656 pasukan yang gugur dalam perang ini. Ahmed Hamdi di ganjar penghargaan anumerta Bintang Sinai, sebuah penghargaan tertinggi dan bergengsi di Mesir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun