Mohon tunggu...
Siti Bariah
Siti Bariah Mohon Tunggu... Administrasi - UINSU

Program Studi Biologi

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pengujian Laboratorium Biologi terhadap Covid-19

12 Agustus 2020   20:36 Diperbarui: 12 Agustus 2020   23:52 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Salah satu langkah penting yang dapat dilakukan dalam mengantisipasi serta mendeteksi apakah seseorang terserang Covid-19 atau tidak adalah dengan cara melakukan berbagai test seperti test PCR terhadap Virus Corona serta pemeriksaan Swab dan juga Rapid Test.

1. PCR (Polimerase Chain Reaction), merupakan teknik biologi molekuler yang populer untuk mereplikasikan materi genetik secara enzimatik tanpa memerlukan organisme hidup, secara singkat teknik ini memungkinkan sejumlah kecil DNA diperbanyak berkali-kali lipat lalu dengan lebih bayak DNA yang tersedia analisis menjadi lebih mudah dan akurat dibandingkan dengan jenis test lainnya. Setelah rangkaian proses ini dilakukan, selanjutnya adalah membandingkan materi genetik sampel dengan materi genetik pada virus Corona SARS-CoV 2  untuk mengetahui ada tidaknya asam nukleat virus Corona dalam asam nukleat seseorang. Dalam melakukan test PCR mekanisme yang perlu dilakukan pertama kali adalah mengambil sampel pada seseorang dengan pemeriksaan Swab.

Pemeriksaan Swab ini pertama kali dilakukan dengan mengambil atau menyeka sampel lendir dari dalam pangkal hidung atau tenggorokan. Pengambilan sampel ini awalnya terasa sakit tapi itu hanya sementara. Kemudian setelah sampel lendir ini didapatkan, sampel ini akan dilanjutkan dengan uji metode PCR yang sudah dijelaskan sebelumnya. Hasil tesk ini memiliki akurasi yang tinggi dibandingkan test lainnya.

2. Rapid Test, merupakan salah satu teks yang umum digunakan sebagai deteksi virus Corona. Rapid Test adalah metode cepat yang digunakan untuk deteksi awal virus Corona. Jika test PCR membutuhkan waktu 1-2 hari untuk mendapatkan hasilnya maka Rapid Test hanya membutuhkan waktu 15 menit. Sampel yang digunakan kan pun berbeda, jika test PCR menggunakan sampel lendir maka untuk Rapid Test ini menggunakan sampel darah. Rapid test akan mendeteksi antibodi di dalam darah ketika tubuh mengalami infeksi virus. Tetapi akurasi dari penggunaan Rapid Test ini terbilang rendah, oleh karena itu jika hasil test positif masih diperlukan pengujian lanjutan dengan metode PCR, begitu juga jika hasil nya negatif belum tentu itu negatif virus corona karena antibodi baru muncul seminggu atau 10 hari setelah terinfeksi virus. Sehingga kalau infeksi tersebut belum seminggu atau 10 hari dan kita melakukan test pemeriksaan maka hasilnya tetap negatif (palsu).

Kedua test ini memang menuai banyak kontroversi, terlebih masyarakat tahu bahwa akurasi dari kedua test ini berbeda. Hasil PCR bisa dibaca dengan elektroforesis atau di sequencing. Jika alatnya lengkap serta staf yang mengerjakannya banyak maka 2 hari adalah waktu yang paling telat keluar hasilnya.

Tapi masalahnya disini adalah antrian melakukan tes PCR Swab banyak dan yang mengerjakannya tidak banyak. Selain itu alat yang terbatas dikarenakan harga dari PCR test itu mahal dan tidak bisa diproduksi di dalam negeri karena keterbatasan teknologi sehingga hasil test yang keluar lama. Sedangkan banyak yang mencari cara cepat dengan Rapid test yang bisa saja menunjukkan hasil yang tidak akurat dikarenakan hanya berpatok pada sampel darah yang belum tentu menjamin seseorang tersebut terinfeksi Virus Corona, jika hasilnya menunjukkan positif ataupun negatif tetap akan dilakukan pengujian lanjutan menggunakan metode PCR yang telah dijelaskan sebelumnya.

Apakah ada vaksin yang dapat menyembuhkan COVID-19 ??


Faktanya Butuh bertahun-tahun bahkan belasan tahun para ilmuwan untuk menemukan vaksin penangkal Virus. Kenapa begitu??
Karena memang bikin vaksin itu susah dan lama tentunya membutuhkan biaya yang mahal. Hal tersebut sebanding dengan pembuatanya, si calon vaksin perlu diuji coba berulang kali dan bertahap-tahap sebelum bisa menyesmbuhkan penyakit dan tidak menimbulkan dampak buruk bagi tubuh jika digunakan.  Itulah alasan mengapa sampai saat ini masih belum ditemukannya vaksin atau obat yang dapat menyembuhkan penyakit yang disebabkan oleh Virus COVID-19  

Oleh karena itu kita bisa melakukan pencegahan untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19 dengan cara menerapkan perilaku kebersihan  dasar dan menjaga tubuh dengan pola hidup sehat seperti mencuci tangan dengan sabun, komsumsi makanan bergizi, rutin  berolahraga dan  jangan lupa untuk tetap jaga jarak terhadap orang disekitar kita dengan melakukan pembatasan sosial (social distancing) ditengah new normal seperti sekarang ini. 

semoga pandemi ini cepat berlalu sehingga keadaan kembali normal seperti semula. Tetap jaga kesehatan anda dimanapun anda berada

Salam Sehat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun