Mohon tunggu...
Siti Aulia
Siti Aulia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Saya sedang mendalami ilmu cuaca dan iklim juga tertarik pada data analysis. Tujuan saya untuk menerapkan ilmu saya sebaik mungkin kepada masyarakat luas

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Manajemen Stress dan Kesejahteraan pada Keluarga Single Father di Pedesaan

17 Mei 2023   12:04 Diperbarui: 17 Mei 2023   12:22 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Apa itu Manajemen Sumberdaya Keluarga?

Manajemen sumber daya keluarga merupakan suatu proses penting dalam keluarga untuk merencanakan dan melaksanakan pemanfaatan sumber daya yang tersedia guna mencapai tujuan yang diinginkan. Menurut Deacon dan Firebaugh (1988), sumber daya keluarga tidak hanya terdapat di dalam keluarga itu sendiri, tetapi juga di lingkungan sekitar keluarga. Kondisi sumber daya dalam keluarga dapat mendorong atau menghambat pencapaian tujuan keluarga, dan perubahan pada salah satu sumber daya dapat berdampak pada sumber daya lainnya dalam sistem keluarga.

Manajemen sumber daya keluarga dapat diterapkan dalam berbagai aspek, seperti manajemen keuangan, manajemen waktu dan pekerjaan, serta strategi koping. Gross et al. (1980) menyebutkan bahwa manajemen sumber daya keluarga sangat penting dalam mencapai tujuan keluarga. Keberhasilan manajemen sumber daya keluarga tergantung pada peran anggota keluarga dalam mengelola sumber daya dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Bagaimana jika Manajemen Sumberdaya Keluarga tidak dikelola dengan baik?

Jika manajemen sumber daya keluarga tidak dilakukan dengan baik, maka dapat menyebabkan stres. Stres adalah kondisi gangguan fisik dan mental yang muncul akibat desakan perubahan dalam kehidupan manusia. Kondisi ini muncul ketika tubuh tidak mampu menyesuaikan diri dengan desakan dan perubahan yang berada di luar kendali. Respon terhadap stres berbeda-beda pada setiap individu, sehingga penanganan stres juga berbeda-beda.

Lingkungan keluarga adalah salah satu lingkup kehidupan manusia yang tidak bisa terhindar dari kondisi stres. Orang tua yang bekerja, pertikaian antar pasangan, kenakalan anak, hubungan komunikasi yang buruk antara anak dan orang tua, serta kondisi lingkungan tempat tinggal yang tidak memadai, dapat menjadi pemicu stres. Kondisi stres yang terjadi pada anggota keluarga harus diantisipasi agar tidak menimbulkan masalah yang lebih besar dan tetap mempertahankan keharmonisan keluarga.

Dalam konteks ini, hasil wawancara dengan narasumber yang merupakan seorang ayah tunggal yang tinggal di pedesaan menunjukkan bahwa peran ayah sebagai orang tua tunggal memiliki tantangan tersendiri dalam keluarga. Sebagai pengganti sosok ibu yang sudah tiada, single father harus mampu mengelola sumber daya keluarga dengan baik dan melakukan manajemen stress secara efektif guna menjaga kesejahteraan keluarga. Ayah tunggal memiliki pola asuh yang berbeda. Anak yang diasuh oleh ayah tunggal memiliki karakteristik sebagai pemecah masalah, teman bermain, penuntun dan persiapan ke kehidupan nyata. 

Dalam keluarga pedesaan, pengambilan keputusan biasanya dilakukan oleh ayah dengan bantuan ibu. Namun, pada keluarga single father, situasinya berbeda karena tidak ada sosok ibu yang dapat membantu dalam mengambil keputusan. Saat ini, baik ayah maupun ibu dapat mengambil peran sebagai pengambil keputusan dalam keluarga karena isu kesetaraan gender semakin ditekankan, bahkan di pedesaan. Perempuan juga dapat membantu laki-laki dalam hal finansial dalam keluarga, meskipun masih menjadi pengelola keuangan utama karena dianggap lebih pandai mengatur.

Menurut beberapa narasumber, tidak adanya ibu dalam keluarga dapat sedikit menghambat pengelolaan keuangan karena ayah harus memikul beban ganda sebagai pencari dan pengelola keuangan. Namun, ada juga yang mengatakan bahwa ayah dapat mengambil keputusan dengan lebih sederhana dan fokus pada anak. Ayah juga tetap memiliki peran pendukung dalam pengambilan keputusan penting bagi anak, seperti dalam kasus narasumber yang ingin melanjutkan ke perguruan tinggi dan didukung penuh oleh ayahnya.

Namun, masih ada peran yang tertinggal karena tidak adanya ibu dalam keluarga, terutama di pedesaan. Selain masalah finansial, fungsi dan tugas yang diemban antara ayah dan ibu berbeda. Ayah bertindak sebagai pelindung, sedangkan ibu bertindak sebagai pengasuh. Pola ini berpengaruh pada pengambilan keputusan dalam keluarga. Pada keluarga dengan single father, peran pengasuhan ini berkurang sehingga pola pengambilan keputusan menjadi sedikit berbeda. Anak dalam keluarga tersebut dididik untuk lebih mandiri, disiplin, dan percaya pada diri sendiri untuk mengatasi masalah.

Bagaimana cara mengelola stress dalam lingkup keluarga?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun