"Idiot"
"Autis"
Kata-kata itu keluar dari Ruli. Kertas ulangan sudah kubagikan. Soal didikte. Tinggal mengerjakan. Anak-anak usil itu sibuk memukul meja dengan tangan. Saat ditegur malah mengolok-olok.
Capek mengajar di sekolah baruku. Beberapa murid sangat berani, kata-kata babi, anjing, gila biasa kuterima. Hampir tiada hari tanpa perundungan dan persekusi.
Marah, jengkel. Bahkan KS sampai pernah memanggilku. Aku ditegur karena memukul siswa.
Jika nasihat baik-baik tak dipatuhi, akhirnya tanganku yang bicara.
Siapa pun sekarang pasti tak mau bermasalah dengan orang tua siswa mau pun LSM.
Teoringa menangani anak nakal dengan segi tiga restitusi. Tapi pretlah segala teori. Tdk berlaku di kala sebagian anak manja ini tampaknya tak dididik sopan-santun di rumah.
Bel istirahat berdentang, kupersilakan anak-anak istirahat. Aku beranjak ke perpustakaan. Tempatku menenangkan diri.Â
Kuambil buku membuka satu halaman tentang penemuan radio. Sedikit menghibur hatiku.
Sayup suara anak-anak tertawa bercanda sambil berjalan menuju kantin yang ada di sebelah perpustakaan.
Semoga aku sabar. Karena hatiku mulai bimbang lanjut di sekolah ini atau pergi. Tsk rela tiap hari dirundung dengan olok-olok tak sopan.
Ingin ku mengajar di institusi pendidikan  yang gurunya disiplin dan kompak.
Semoga suatu hari mimpiku punya murid sopan dan disiplin terwujud.
Banjarnegara, 12 September 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H