Mohon tunggu...
Siti Asiyah
Siti Asiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pendidikan Masyarakat 2020

Pendidikan Masyarakat 2020 Universitas Pendidikan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Pendidikan Non Formal dalam Pembangunan Masyarakat Desa

22 Desember 2021   20:21 Diperbarui: 22 Desember 2021   20:23 1072
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kesejahteraan rakyat Indonesia merupakan salah satu hal penting yang perlu diperhatikan bukan hanya oleh pemerintah tetapi semua pihak perlu terlibat dalam mensejahterakan rakyat. Perhatian yang harus diberikan secara menyeluruh kepada masyarakat pada lapisan manapun dan dimanapun, termasuk di daerah pedesaan. Daerah desa perlu mendapat perhatian khusus selain daerah kota. Namun sekarang ini, banyak pembangunan yang terpusat di perkotaan, sehingga investasi dan sumber daya menumpuk di perkotaan. Hal tersebut tentu selain memberikan dampak positif juga bisa berdampak negatif yaitu bisa menyebabkan kesenjangan antara masyarakat desa dengan masyarakat perkotaan.  

            Kesenjangan yang ada antara masyarakat desa dengan masyarakat perkotaan harus diminimalisir bahkan dihilangkan, yaitu salah satunya melalui pembangunan desa. Berdasarkan definisinya dalam Undang-Undang Desa, pembangunan desa dilakukan sebagai bentuk upaya peningkatan kehidupan atau taraf hidup masyarakat desa untuk mencapai kesejahteraan.

            Dalam pembangunan desa, masyarakat perlu dibarengi dengan rasa kekeluarga, gotong royong, dan kebersamaan. Hal ini sesuai dengan pasal 78 ayat 3 UU Desa yang menyebutkan bahwa "Pembangunan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mengedepankan kebersamaan, kekeluargaan, dan kegotongroyongan guna mewujudkan pengarusutamaan perdamaian dan keadilan sosial (kedesa, 2016).

            Dari ayat tersebut bisa diketahui bahwa kebersamaan, gotong royong, dan rasa kekeluargaan itu sangatlah penting dalam pembangunan masyarakat desa. Sikap tersebut menjadi nilai utama, karena percuma saja jika program sudah bagus namun pihak yang memiliki program tersebut tidak memiliki sikap itu. Dikatakan percuma karena masyarakat yang akan menjadi pelaku utama dalam program yang akan dilakukan, jika hubungan yang baik antara masyarakat dengan orang yang mencanangkan program tidak terjalin dengan baik maka akan menjadi percuma saja. Orang yang memiliki ide/program tersebut sangat memerlukan partisipasi dari masyarakat sekitar. Oleh karena itu, perlu tercipta sebuah hubungan yang positif antara pelaku yaitu masyarakat dengan fasilitator/pencanang dari program tersebut.

            Selain itu, kebutuhan masyarakat pun perlu diperhatikan dalam membuat suatu program pembangunan desa. Hal ini perlu dilakukan agar tujuan dari pembangunan desa bisa tercapai yaitu mensejahterakan masyarakatnya. Program pembangunan desa dibuat dan dilaksanakan oleh pemerintah setempat/desa itu sendiri, karena pada dasarnya pemerintah setempatlah yang tahu mengenai apa yang dibutuhkan atau apa yang menjadi persoalan masyarakatnya.

            Berbagai program dalam upaya pembangunan desa telah banyak dilakukan dan salah satunya melalui pemberdayaan masyarakat melalui Pendidikan non-formal. Pendidikan non-formal menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003, merupakan jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Dengan adanya pemberdayaan masyarakat desa melalui Pendidikan non-formal ini, masyarakat bisa lebih mengembangkan keahlian/kompetensinya. Selain itu, bisa membantu mengurangi kesenjangan yang ada antara masyarakat desa dan kota.

            Pendidikan non-formal ini penting diberikan kepada masyarakatnya. Contoh program yang bisa diberikan adalah dengan adanya pelatihan pertanian untuk para petani, pelatihan membuat/mengolah bahan alam khas daerah tersebut, perberdayaan masyarakat dalam mengelola tempat wisata, pelatihan bagi para peternak, dan masih banyak lagi. Namun, apapun itu program yang dicanangkan, yang terpenting kebutuhan dan potensi masyarakatlah yang perlu diperhatikan.  Pembangunan masyarakat desa sangat perlu dilakukan. Mengingat banyak masyarakat desa yang memilih pergi ke kota untuk mengadu nasib, berharap kehidupan nya menjadi lebih baik. Hal ini bisa menjadi salah satu indikator bahwa masyarakat desa tersebut merasa kehidupannya di desa tidak mengalami kemajuan bahkan cenderung menurun jika tidak dibekali dengan pengetahuan atau kompetensi khusus.

            Banyaknya masyarakat desa yang bermigrasi ke perkotaan bisa menyebabkan penumpukan sumber daya di perkotaan dan akhirnya desa menjadi tidak terperhatikan karena menganggap perkotaan merupakan tempat yang bisa merubah nasib mereka. Dengan adanya Pendidikan non-formal ini, hal tersebut bisa dihindari atau bahkan bisa menjadikan masyarakat desa lebih makmur daripada masyarakat perkotaan.

            Namun, perlu diingat jangan sampai pembangunan yang ada di desa malah menjadi tempat eksploitasi masyarakatnya. Justru dengan adanya program pembangunan desa, harus menjadikan desa tersebut maju dengan mengembangkan potensi sumber daya di desanya. Desa yang maju, damai, dan lestari berasal dari masyarakatnya sendiri. Dengan perencanaan dan pelaksanaan program yang baik dalam upaya pembangunan masyarakat desa, desa tersebut bisa maju dan masyarakatnya menjadi sejahtera.

            Namun, tidak sedikit orang yang menganggap bahwa Pendidikan non-formal seperti itu tidaklah penting, mereka lebih memilih untuk melakukan pekerjaannuya sendiri menganggap bahwa kegiatan/program tersebut hanya membuang waktu. Oleh karena itu, para calon pendidik masyarakat sangat berperan penting dalam hal ini. Pendidikan masyarakat perlu ambil andil dalam upaya pembangunan masyarakat desa. Para pendidik masyarakat bisa menjadi fasilitator bagi masyarakat dalam pengembangan program pembangunan desa. Dengan itu, harapannya masyarakat bisa menerima Pendidikan masyarakat bukan hanya formal saja, tetapi Pendidikan informal dan non-formalnya pun perlu diterima bukan hanya itu bahkan perlu dianggap sama pentingnya dengan Pendidikan formal.

DAFTAR PUSTAKA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun