Di satu desa namanya Merzbach, terletak di satu kabupaten Rheinbach. Di sana aku punya tetangga yang punya pohon pisang. Tetanggaku itu orang Thailand.Â
Awal mulanya si sangat simple sekali. Aku aku di teras di rumah mertua aku melihat tetangga punya pohon pisang, saat aku melihat tetangga aku menyapa, keren banget itu pohon pisangnya.Â
Tanpa banyak bicara dia bilang, "apa kamu mau?" Aku ditawarin begitu pun aku mau banget lah. Maka dia mengambil cangkulnya dan mengambil anak pohon pisang itu dan diberikan ke aku. Â
Merzbach itu 5 km dari Rheinbach, di pedesaan itu lah mertua tinggal. Kini rumah itu milik kita usai kedua mertua meninggal sekitar 2 dan 3 tahunan.Â
Rumah itu kita jadikan penginapan dan aku kadang ke situ dan kadang tidak, karena aku sendiri punya rumah yang juga aku sewa-sewakan di tempat lain yaitu Hannover. Dari desa itulah bibit pohon pisang itu aku mendapatkannya. Â
Ini bibit pohon pisang yang sudah aku rawat selama 2 tahun. Jadi bibit yang diberikan itu bibit pohon pisang layak anak pohon pisang, yang kecil juga tidak dan besar juga tidak. Pohon itu masih langsing dan sampai sekarang pun pohonnya masih langsing.Â
Saat itu aku tidak bisa langsung menanam pohon pisang tersebut. Maka aku rawat pohon pisang itu di pot yang besar sekali. Dengan harapan pohonnya jadi gemuk dan siap di tanam di luar rumah.
Jadi dari dikasih bibit sampai pohon pisang itu aku bisa tanam di taman itu membutuhkan waktu 2 tahun. Karena kalau kepanasan pohon bisa mati, kalau ke dinginan pohon juga bisa mati. Maka aku rawat dulu pohon tersebut di pot besar, dengan harapan pohonnya tumbuh sehat dan siap untuk di tanam di luar.Â
2 Tahun lalu anakku sudah mencoba menggali lubang untuk menanam pohon pisang tersebut, tapi pohon pisangnya belum sekuat sekarang. Â
Usai memilih tempat, aku bersihkan rumput-rumput yang ada di sekitar tempat yang untuk menanam pohon tersebut. Ini pun aku biarkan semalam karena nunggu waktu yang pas untuk menanam pohonnya. Hujan, panas tidak pasti, yang jelas panasnya terik matahari panas sekali, maka aku memilih tempat yang masih ada pepohonan agar teduh.Â
Â
Akhirnya saat waktunya tepat untuk menanam pohon, aku langsung bismillah pangkas daun-daunnya dan aku tanam pohon itu dengan harapan pohon pisangku ini bisa tumbuh dan sehat.Â
Seperti ini lokasinya, jadi kalau ada terik matahari, pohon pisang masih bisa terlindungi oleh pohon-pohon yang lainnya. Jadi letak dan posisi pohon ini aku letakkan di tempat yang teduh, tapi juga spot di mana Matahari juga bersinar dan panas sekali sinarnya.Â
Pohon pisang ini aku tanam di taman rumahku yang ada di Bonn dan bukan di Rheinbach. Jadi ini pohon Pisang kedua yang aku tanam bulan ini. Mudah-mudahan bisa tumbuh subur dan berkembang biak. Daun-daunnya nanti akan aku gunakan untuk alas makan, mengkukus kue, membungkus ikan pepes dan lain sebagainya.Â
Pokoknya walau pohon pisang di Jerman nanti tidak bisa berbuah, tapi minimal daunya bermanfaat dan bunga jantungnya kan juga bisa di masak. Pohon pisang ini sangat special bagi aku, minimal dengan adanya ini ada rasa seperti di Indonesia walau aku ini tinggal di Jerman.Â
Susahnya menanam pohon pisang dan begitu mudahnya menanam apa saja di Indonesia.Â
Semoga bermanfaat.
Bonn 24.07.2024
Siti Asiyah Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H