Koteka kali ini datang kembali seperti biasa, tema kali ini menceritakan bagaimana Karnaval di kota Kln Jerman dengan narasumber J.Jager bersama traveller dan fotografer. Acara ini di selenggarakan oleh Komunitas Traveler Kompasiana dan Program Studi Sastra Jerman UNESA. Zoom kali ini telah memasuki #kotekatalk169 mari kita menyimaknya.Â
Seperti biasa Mbak Gana sebagai Moderator memandu acara zoom kali ini juga bekerjasama dengan UNESA mengangkat tema Karnaval di kota Kln. Walau saya terlambat mengikuti acaranya tapi kebetulan saya tinggal tidak jauh dari kota Kln dan tahu bagaimana situasi Karnaval di Jerman termasuk di Kln. Karnaval itu di mulai pada tanggal 11 November tepat pada jam 11.11 dan berakhir pada tanggal 12 Febuari di tiap tahunnya.Â
Saat aku memasuki Zoom acara sudah hampir selesai, jadi aku sempat mendengarkan cerita dari Narasumber yang menceritakan bagaimana Karnaval di Kln dan tanya jawabnya. Banyak mahasiswa yang bertanya pakai bahasa Jerman dan narasumber juga menggunakan bahasa Jerman sesuai dengan tema acara dan Zoom hari ini karena komunitas Travel bekerjasama dengan UNESA. jadi memang banyak pesertanya dari Sekolah Sastra bahasa Jerman.Â
Waktu berlalu banyak sekali obrolan kita walau acara sudah selesai. Â Karnaval itu lahir sudah bertahun-tahun yang lalu, jauh sebelum Kristus lahir. Ceritanya saat itu para petani bertemu di musim panas untuk merayakan panen yang baik dan meminta para dewa untuk melindungi mereka dari roh jahat. Awalnya begitu, mereka dalam meryakannya itu di sekitar api unggun dan melukis diri mereka sendiri dengan menutupi wajah mereka pakai topeng.Â
Hingga akhirnya karnaval menjadi warna warni di zaman kini dengan pakaian yang menarik dan berfariasi. Orang-orang berpakaian sesuai dengan ke inginan orang tersebut mau mejadi apa. Mau menjadi raja, atau ratu sehari, atau menjadi badut di bolehkan saja. Jadi di saat Karnaval ini lah kebebasan itu di tuangkan disana.Â
Orang-orang bebas menari, berpakaian dan menyapa orang pun tidak ada yang merasa tersinggung seperti hari-hari biasa. Mau jadi orang gila atau badut pun tidak masalah, semua yang mengikuti Karnaval memahaminya dan bahkan suka. Jadi kalau mau menggila dan jadi orang gila pun itu wajar- wajar saja alias di terima. Kesempatan ini di gunakan oleh masyarakat Jerman daerah kita untuk sesekali berbuat semaunya sendiri. Kita mau jadi apa ? mau berpakaian Apa ?Â