Keseruan aku mengikuti Moderator Zoom Koteka Talks Gaganawati" .
Kali ini artikel yang aku tulisakan bukan aku mengikuti Bokong Truk seperti Mas Dhave tapi aku mengikuti Moderator Zoom Koteka Talks yaitu Gaganawati".
 Aku Siti Asiyah asal dari Yogyakarta Indonesia yang kini tinggal di Bonn Jerman. Aku bukan Paparasi dan bukan Wartawan, tapi aku penasaran saja akan sosok wanita satu ini yang berasal dari Semarang. Aku memulai ceritaku ini dengan awal mula aku bertemu dia di Zoom KJRI Frankfurt. Disitu aku terkagum akan cetar cethernya sosok wanita ini, aku bertanya tanya, siapa gerangan wanita cantik yang gayanya tidak tanggung-tanggung itu. Dari dandanannya, cara bicara melebihi para ibu-ibu yang bekerja di KJRI.Â
Aku pikir ini Bu Dubes mana? Tidak tahunya dia bukan Dubes mana tapi dia Moderator Koteka Talks #Komunitas Lawan Corona yang cantik jelita. Hmmmm aku penasaran melihat gaya dia kalau bicara Cetar cether, tangkas, tegas dan jelas. Selama di Europa aku belum pernah bertemu orang Indonesia seperti dia. Dalam hati aku bertanya Siapa dia gerangan ???"
 Akhirnya aku cari tahu dan, aku coba add dia di Facebook dan minta no WA nya juga. Dari situ awal mula aku jadi ikutan Zoom Koteka Talks #Komunitas Lawan Corona yang hampir jarang absen sampai saat ini. Kalau pun aku kadang tidak bisa mengikuti Zoom, pasti sesudah itu aku tanyakan kepada Mbak Gana untuk share link dan Videonya. Dimana akhirnya semua itu menjadi routinitas kegiatanku selama masa Pandemie ini #Dirumahsaja.
Dari ikutan Koteka Talks #Komunitas lawan corona, aku merasa bisa melancong kemana- mana, dari Indonesia, ke Jerman, ke Amerika, ke Havana, ke Banglades, ke Himalaya, dari Gunung, Pantai, Darat sampai travel mengamati Bokong Truk yang ada semua? Pemotretan Bima Sakti yang nara sumbernya dari Canada aku ikuti sampai trik tip cara menulis Buku dan wanita Indonesia ada di Gaza juga aku ikuti. Â Dari lockdown ke lockdown aku terus tidak kemana-mana #Dirumahsaja
pun aku teketmu Mbak Muslikah yang tinggal di Lombok, yang dari Purwakarta, dari Aceh, dari Korea, dari Jepang hingga narasumber dari Denmark yang bisa berbahasa Indonesia. Aku bertanya darimana semua ini Moderator dapatkan narasumbernya? Kagetnya lagi di Jerman ramai ramai para organisasi meminta Dubes London untuk mengisi acara. Eh ngak usah report-report Mbak Gana dengan mudah bisa menggundang Dubes UK. Tapi saat itu di UK ada masalah dengan para Atlit Indonesia yang tidak bisa main karena ada salah satu pemain yang di nyatakan positiv Corona.
Koteka Talks sungguh keren. Bisa bersaing mengalahkan organisasi-organisasi penting di Europa untuk mendatangkan narasumber-narasumber keren dan bermutu.#Komunitas Lawan Corona kalian memang seru.
Hari berganti waktu berlalu.
Mendengar Zoom yang narasumbernya mbak Gana aku buru-buru dandan dan berkaca, udah cantik belum aku, nanti takut di sapa, waduh belum mandi atau apa. Hmmmm semangatku membawa walau tidak mandi asal berdandan di Zoom siapa yang tahu, tidak ada yang akan bilang kau bau, tahunya kau ada dan kamera menyela. Zoom ke 4 dengan Tema How to write travel Book .Â
Dengan ikuti Zoom ke 4 ini aku pelan-pelan mengerti apa itu Koteka, Mbak Gana dan yang di lakukannya itu, rasa penasaranku terobati. Disitu aku tahu ternyata wanita ini adalah penulis buku yang sudah bertahun-tahun menulis di kompasiana. Dalam hatiku bicara Wah kalau begini ya pantesan cetar cether kalau bicara". Dandanan dia yang selalu tampil menarik juga perlu aku contoh juga. Ternyata mbak Gana itu dulu oernah bekerja sebagai penyiar radio di Semarang. Akhirnya pelan-pelan sedikit demi sedikit aku tahu. Tapi masih kurang tahu juga, aku tetap terus mengikuti jejak Zoom Koteka Talks #Dirumahsaja.
Terasa acara-acara Koteka talks semakin seru, selain aku mendapatkan undangan dari KJRI yang juga narasumbernya mbak Gana wati. Aku terus mengikuti Zoom Koteka #Komunitas Lawan Coronadengan senang hati.
Suatu haru mucul lagi nama Gaganawati di Artikel koran lokal Jerman dimana dia berada yaitu di Seitingen.Siapa lagi ini gerutuku? walah walah  ternyata Gana lagi Gana lagi. Kali ini dia naik Becak. Yang menggayuh Becaknya itu Bule, waduh siapa lagi Bule ini? . Akhirnya usut cari usut ternyata itu yang menggayuh Becak suaminya mbak Gana sendiri. Aku tepuk jidat, Waduh baru kali ini aku melihat ada becak di Jerman. Hmmm bagaimana membawanya ya?Â
Rasa ingin tahuku tambah seru dan menggebu. ini orang bawa apa lagi dari Indonesia ????? sampai suatu hari ada teman yang biasa ikutan Zoom di KJRI bilang mbak Siti saya extra main ke rumah Mbak Gana untuk menengok rumah mbak Gana, juga ingin tahu apa itu becak beneran atau becak becak an.Â
Grubyaaaaaaaaaaak ambyaaaaaaaaaaaaar aku mendengar cerita itu, waduh ada orang yang lebih parah dari aku penarsannya sampai jauh-jauh ke desa terpencil dimana Mbak Gana berada. Aku tanya kamu ngapain kesana? Jawabnya just simple mau naik Becak mbak!!!! waduh hmmmmm corona -corona kayaknya banyak orang gila karenanya. Aku bilang kan Corona? Ya jawabnya dari pada stress dan gila kan mengikuti protokol kesehatan mbak. Walah-walah dalil apa lagi yang dia pakai aku sudah ngak mau dengar lagi.Â
Terus bagaimana disana? Aku tanya lagi. Hmmmmmm dia bawa patung Mbak dari Indonesia? What aku membelalak lagi? Apa, yang bener....!!!! jangan ngacau kau ini . Sumprit mbak sumprit. Waduh patung apa lagi berat-berat di bawa ke Jerman. Coba aku tanya patung apa itu? Apa patung Roro Junggrang atau patungnya Sidarta gautama? Atau Bandung Bondowoso? Â Kok sampai bawa-bawa patung segala dan buat apa?. Hmmmmm katanya buat di taruh di taman? What" waduh berapa biaya beli dan bawa Patung kesini cuma mau di taruh di taman, emang patung apa itu? Patung budha Mbak???? akhirnya aku lega, kalau itu patung Budha kan kuat menahan terik mata hari, hujan dan badai, dingin dan sepi. Kalau patung nya orang europa yang telanjang pasti ngak lama distu berdiri udah ada yang mencuri.Â
Aku bertanya kembali, taman apa itu jangan-jangan taman sari Yogyakarta di boyong ke Jerman, gawat ini gerutuku. Akhirnya aku bertanya langsung pada Mbak Gana lewat WA. Ternyata dia bawa patung Budha yang mau dia taruh di taman mawar sari, bukan tamansari. Kecintaan mbak Gana dengan bunga- bunga mawar itu lah akhirnya siang malam dia bekerja untuk membuat taman itu. Sampai aku heran juga, ini apa lagi wanita cantik mau bekerja di kebun, mencangkul, bawa batu-batu dan katanya penulis buku, ngajar pula. Hmmm terus kapan masaknya, dandannya dan kapan ngurus keluarganya. Aku tambah penasaran lagi dengan sosok wanita ini. Ku ikuti terus Zoom Koteka dalam posisi aku tidak kemana-mana #Dirumahsaja Â
Temenku sibuk dengan dirinya selfi sana sini seperti layaknya anak zaman now. Waduh mau ibu-ibu atau gadis usai masak serlfi, selesai masak selfi, mau makan selfi, usai makan selfi. Aku bilang Lu kalau mau selfi pulang aja sana, kan lumayan masih jauh perjalanan menuju ke rumah. Akhirnya dia pulang sambil ketawa ketiwi.
Becak Indonesia ada di Seitingen Jerman
Penumpangnya cantik, tukang Becaknya tanpan rupawan. Â Â
Ini sosok orang wis ora waras kalau di Jerman. Ada mobil ada taxi, tapi naik becak sana sini, danndan kayak Sinden mbak bidadari turun ke Bumi. Suaminya mau-mau juga di kerjain begitu, kayaknya ini pasangan suami istri yang emang sangat saling mencinta. Bule kena aji pelete wong Semarang, di suruh boyong apa saja mau asal istrinya bahagia kali. Hmmmmm becak-becak tolong bawa saja, saya mau ke Kota kelililing-keliling desa. Kotanya tidak ada, adanya kambing dan domba, lembu sapi di desa. Becaknya serok kanan serok kiri, yang naik usil sekali. Namanya Ganawati. Â Â
Ceritaku lanjut kembali.
Akhirnya waktu berlalu, Â aku terus mengikuti Zoom Koteka tanpa hentinya dengan aku tidak harus kemana-mana tapi cukup #Dirumahsaja. Hingga akhirnya pada point Zoom Koteka ke 40 kalinya, dimana disitu semua pakar- pakar bekennya Koteka keluar semua dan bicara, menceritakan siapa dan bagaimana Koteka Talks yang sebenarnya hingga sampai sejauh ini. Dengan ketua barunya yang cantik dan bijaksana, ternyata panjang juga ceritanya. Sang ketua (Mbak Muslikah) juga bilang bahwa dulu ketua Koteka Talks itu mbak Gana. Akhirnya lama-lama aku tahu juga sedikit banyaknya siapa Koteka Talks itu dan siapa Mbak Gana itu yang sebenarnya.
Penasaranku akan sosok Gana itu akhirnya pelan-pelan terobati. Begitu Panjang perjalananku untuk
menganali sosok wanita ini. Sampai dari rambut dia yang pendek hingga panjang aku ikuti Zoom Talks Koteka, karena rasa ingin tahu saja, bukan masalah apa.
Setahun lebih berlalu#Dirumahsaja lama-lama aku kenal Mbak Gana walau sampai sekarang tidak juga hafal dengan nama Panjangnya serta arti nama dia walau sudah di terangkan dengan mendetail. Tapi aku tetap saja cuma bisa memanggil nama dia yaitu Gana. Aku ingat saat ikutan Zoom di KJRI Gana lagi Gana lagi yang mengisi Zoom di KJRI Frankfurt Jerman.Â
Di situ lah di akhir acara ada acara Quis. Aku sudah konzentrasi mendengarkan materi-materi yang di sampaikan oleh Mbak Gana, tapi ternyata pertanyaan yang keluar malah apa arti nama Gaganawati? Waduh mati aku, kenapa ngak kepikir itu. Hmmmm awan, cahaya, nirwana, atau angkasa..............duh terlambat aku menjawabnya karena harus tanya mbak google pula. Aku berasa di kerjain dengan Quis pertanyaan kali ini. Bukan menanyakan tema yang dia berikan, tapi menanyakan arti nama narasumber dan tangal lahirnya serta sepatu nya no berapa? Ya mana aku tahu lah ?. Tapi anehnya ada yang bisa menjawab pula, rupaya di awal acara mbak Gana cerita2 di situ cerita dia di catat oleh panitia dan yang ditanyakan dalam Quis itu, ternyata ada peserta juga yang bisa menjawabnya. Â
#Komunitas Lawan Corona tidak tanggung-tanggung. Â
Hmmmm lama juga ini Corona. Setahu lebih aku mengukuti Zoom Koteka Talks #Dirumahsaja. Semoga semua sehat-sehat saja dan bisa lanjut terus ikuti Zoom Koteka talk #Komunitas Lawan Corona. Cetar cether mbak Gana tidak kenal ada corona, atau ada Dubes atau ada siapa, dia memang begitu orangnya. Sampai di suatu hari aku terlambat 5 menit ikuti Zoom. Aku masuk dan Jreeeeeeeeeeeeng what" kaget aku di buatnya. Aku di mana lagi ni, hari hari gini Mbak Gana berpakaian adat jawa,Â
Dengan kementul yang ngejreng sekali, mengkilap dan menthul menthul di sanggulnya. Waduh aku kok ngak pakai kebaya, hari apa si hari ini?. Aku pikir ini hari kartini. Ini Bulan apa si? Aku sambil garuk-garuk kepala. Hingga aku penasaran dan bertanya ada apa sebenarnya di Zoom ini? Apa aku lupa tanggal dan hari? Tapi rupaya tidak ada angin tidak ada hujan, itu ulah Mbak Gana saja sebagai moderator yang saat itu Narasumbernya dari Canada dengan judul tema Keseruan memotret Bima Sakti dengan Gregg Jaden. Waduh dalam hati aku bathin, ada apa kok sampai mbak Gana dandanannya melebihi pas dia ikut kontest di KJRI untuk menyambut hari kartini?. Aku tanyakan ada apa gerangan? Jawabanya hanya sepele saja.Â
Maaf mbak Siti ini kan aku di minta Narasumber untuk berpakaian adat. Karena saya sudah bosan dengan pakaian adat Bali, maka saya mencoba berpakaian adat jawa. Dandanannya berjam.jam cuma buat menyenangkan narasumbernya saja. Walah walah ada orang edan mana lagi ini, gerutuku. Ceritaku tentang Gana ngak akan ada habisnya kalau aku ceritakan. Malam ini adalah malam jumat, aku tidak amu cerita lagi, mending aku ingin tirakat untuk bisa menulis artikel ini yang tinggal sehari aku harus kirimkan ke Koteka.Â
Aku ingin mendapatkan wangsit dari yang Kuasa, agar aku bisa memulai menulis tentang keseruan-keseruan ikut Zoom Koteka talk yang tak kalah seru dari film-film Drama Korea. Mudah-mudahan aku bisa menulis dan bisa cetar cether seperti Mbak Gana,bisa lebih seru menyanyikan lagu-laguku karena aku jelek-jelek begini adalah penyanyi dan pencipta lagu.Â
Ya Allah mudah-mudahan doaku terkabul amin. Hmmm di Jerman tidak ada kembang menyan, aku berdoa dan terus menulis artikel ini tanpa memejamkan mata. Aku bahagia, bisa lek lek an tanpa tidur di hari Jumat ini tanpa harus membakar menyan dan ada kadabra. Jadilah tulisan pertamaku ini, dengan awal tulisanku serunya mengikuti acara Zoom Koteka Talk dengan moderator kerennya.
Tepat setahun berlalu dimana Idul Adha tahun ini 2021 baru saja berlalu, aku ingat Idul Adha tahun lalu yaitu mengikuti Zoom yang narasumbernya Mbak Gana juga. Dari idul Adha ke Idul Adha sudah berlalu, Pandemie masih saja ada disini. Awet sekali ini Covid-19. Tapi selama ada Zoom Koteka Talks#Komunitas Lawan Corona terasa #Dirumahsaja bisa banyak melakukan hal yang bermanfaat, seperti mulai membaca, menulis dan mulai melakukan hal-hal yang selama ini tidak bisa, kita bisa lakukan di rumah.Â
Tahun berlalu tidak ada yang lebih seru dari ikut Zoom Koteka. Karena #Dirumahsaja bukan bukan berarti kita tidak melakukan apa-apa. Ya Allah mudah-mudahan aku mendapat wangsit dan doa kalian semua agar aku tetap selalu setia di Koteka ini dan bisa terus membaca artikel-artikel yang ada. Terus bisa melalang buana di Dunia baru dan terus melaju ke segala penjuru. Bisa kenalan bersama teman-teman semua, baik yang lama dan baru. Mudah-mudahan ini awal dari segalanya untukku untuk juga bisa mulai menulis seperti kalian semua, walau tidak pun aku selalu mengikuti jejakmu #Koteka6tahun dengan team keren-kerennya amin.
Hidup#Koteka6tahun
Hidup Koteka talks
#Dirumahsaja
Dengan #Komunitas Lawan Corona.Â
Hore aku mendapatkan Buku dari penulisnya langsung Â
Terasa ini awal dari segalanya untuk memulai berkarya walau selama ini cuma lewat fantasi saja, tapi hari ini aku ingin setia bersama Koteka Talks yang telah membawaku ke dunia maya yang luas dan membentang tanpa batas. Ke dunia fantasi yang bisa aku raba dan pegang serta datangi kalau Pandemie berlalu. I love you pull koteka Talks. Danke orang jerman bilangnya, yaitu matur nuwun dan terima kasih. Â
 Ceritaku lanjut tiada henti.
 Ceritaku tidak sampai disini saja, terakhir aku suka kepada narasumber yang memanjat Gunung Kilimanjaro yaitu Mas Rahmat Hadi , hampir saja aku lupa diri karena ke jantanan, keteguhan, dan prinsip cara hidupnya sangat luar biasa. Mencinta mendaki gunung lebih dari segala2nya. Apa itu tidak gila?????.Pertanyaan-pertanyaan pun nyasar kemana-mana, bagaimana lelaki tampan sampai bisa tega-teganya membiarkan wanita begitu saja, lebih memilih mendaki gunung dari pada memmiliki pacar cantik yang jelita. Apa aku ngak pusing juga di buatnya, mana ada zaman now orang kok bisa-bisanya sampai sebegitunya.
Hidup Koteka Talks #Dirumahsaja, hidup para penulis dan traveller. Terima kasih atas hadiah yang kalian berikan kepadaku yang tidak jadi bosan karena harus #Dirumahsaja bersamamu aku bahagia  Tidak bisa kemana-mana pun tidak apa. Semoga kita semua dalam lindungan Allah Swt dan diberi kesehatan, kemudahan serta bisa bertemu kembali di Zoom berikutnya.Â
Aku akan ikuti kalian sampai kemanapun juga. Menunggu yang naik Gunung pulang ke Yogyakarta, menanti Bokong Truk kembali dengan tulisan-tulisan dan karyanya, kembali mendengarkan bagaimana perkembangan di Gaza, dan bagaimana pelukis-pelukis Indonesia dengan karya-karyanya sampai mendunia, serta wondeful Indonesia tersebar seluruh dunia.Â
Koteka6tahun hajar terus maju terus dan terus berkarya. Aku akan mengikutimu kemana saja kau berada, aku akan mengikutimu sampai ke ujung dunia. Terima kasih Mas Dhave, Mbak Muslikah, Mas Oni, Pak Nurhidayat, Pak Sutiono hmmmm aku sudah apal nama-nama orang penting di Koteka Talks ini. Berarti Ilmu Koteka Talks#Komunitas Lawan Corona pelan-pelan sudah masuk di kepala., Mudah-mudahan kalian tidak bosan bosan melihat wajah ku di kamera Zoom koteka Talks #Komunitas Lawan Corona. Â
Selamat 6 Tahun kotaka
Kita dirumah saja bersamamu sudah bisa travel di alam yang beda, kadang di Gunung, kadang di darat, kadang di Negara sendiri kadang di luar negri, kadang lucu kadang seru, semua jadi satu. Cintaku terdampar di Kotekamu, terima kasih atas sajianmu, ajakanmu dan perhatianmu. Corona ada tapi dirimu selalu mendampinginku dan banyak orang lainnya. I love you: Team Koteka Talks.
Hari ini pula aku nyatakan aku ingin bersamamu sebagai anggota yang sertia. Karena disini lah awal aku juga memulai menulis dan berkarya.
Ceritaku tidak sampai disini saja, terakhir aku suka kepada banyak narasumber lainnya. Mas Rahmat Hadi yang masih single dan suka mendaki, Bayangkan kalau foto- foto dia di ambil dari puncak sana, terasa itu ada di alam apa?Aku catat namamu, kau ada di Yogyakarta, Â masih bisa aku mencari dan menumuimu, kalau tidak sedang mendaki tentunya.
Kalau aku lihat Bokong Truk juga aku ingat Mas Dhave dengan kisah perjalanannya mengejar Bokong Truk sampai di marahi Istri. Atau cerita Istri Tukang Truk yang marah kepada dia. Sangat seru dan mengharukan juga. Ada moment-moment bernostalgia, mata membelalak dari sorot matanya kalau sudah membawa acara, karena tema-temanya memang bernuansa ke mengingat masa lalu, masa-masa indah yang tak mungkin terlupa. Â
Kesan pesanku ke Koteka Talks You are the best dan luar biasa". Tiada Tema yang tidak menarik. Di acara Koteka Talk #Dirumahsaja Saat travel ke Havana pun perasaanku ada di sana. Terasa dunia itu sangat berbeda dengan Negara- negara lainnya. Kalau aku sudah jadi musisi terkenal karena lagu laguku, terasa aku ingin travel ke Havana, tidak pernah aku berpikiran untuk pernah kesana.Â
Tapi karena Koteka Talks aku jadi tahu semua itu. Rahasia rahasia dunia kau buka begitu saja, dan aku orang perasa. Terasa kabur kanginan aku di buatnya, ingin segera travel, tapi dari mana mengawalinya? Akhirnya aku putuskan untuk memulai menulis saja sambil menunggu Pendemi berlalau. Koteka6tahun I love you. Â
Sungguh kau  luar biasa Kotekaku, terima kasih atas semua.
 #6Tahunkoteka #Dirumahsaja#Kotekatalk #Ngeblokdirumah.
Siti Asiyah 30.07.2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H