Mohon tunggu...
Siti Arniansyah Kusnul
Siti Arniansyah Kusnul Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswi (19170005)

Lakukan hari ini. Jika bisa hari ini, kenapa tidak?

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perspektif Mengenai Penilaian dan Evaluasi

26 April 2020   16:34 Diperbarui: 26 April 2020   16:34 756
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

evaluasi berasal dari bahasa inggris dari kata value yang artinya nilai, dalam evaluasi (Faith Arifah, 2012) menggunakan beberapa istilah yaitus tes, pengukuran, dan penilaian. Jadi, evaluation artinya proses membuat penilaian atau memutuskan kelayakan pendekatan tertentu atau pekerjaan siswa.

Penilaian merupakan proses pengukuran atas hasil dari kegiatan belajar anak selama proses belajar mengajar khususnya di lembaga pendidikan. Pengetahuan, keterampilan, kompetensi sikap spiritual dan juga sosial merupakan aspek-aspek yang dinilai selama proses belajar anak. Berbagai informasi mengenai kemajuan anak ini merupakan hasil belajar yang perlu disampaikan kepada orang tua anak didik. Dengan diperolehnya berbagai informasi tentang anak, orang tua dan guru memperoleh gambaran capaian hasil belajar anak.

Istilah evaluasi dibagi menjadi dua yaitu, evaluasi penilaian formatif dan evaluasi penialaian sumatif (Arends, 2013). Evaluasi penilaian formatif yakni penilaian yang dikumpulkan sebelum atau selama pengajaran serta dimaksudkan untuk menginformasikan kepada guru mengenai pengetahuan dan keterampilan awal siswa dan untuk membantu perencanaan guru dan pengambilan keputusan. Informasi dari penilain formatif ini tidak digunakan untuk tujuan evaluative, melainkan dalam membuat keputusan mengenai pekerjaan siswa.

Sedangkan evaluasi penilaian sumatif yaitu usaha yang dilakukan untuk menggunakan informasi mengenai siswa atau program setelah berlangsunya satu semester dalam pengajaran. Tujuannya adalah untuk meringkas seberapa baik kinerja seoarang siswa maupun guru dalam kaitannya dengan seperangkat standar atau tujuan pembelajaran. Informasi yang diperoleh dari penilaian sumatif digunakan oleh guru untuk menentukan nilai dan untuk menjelaskan laporan yang dikirimkan kepada siswa dan orang tua mereka.

Terdapat dasar pengetahuan yang luas mengenai aspek-aspek teknis penilaian dan evaluasi. Penelitian menunjukkan bahwa ganjaran eksternal, seperti nilai dapat memberikan insentif yang kuat bagi siswa dalam melakukan pekerjaan dan dapat memengaruhi pembelajaran siswa. Penelitian juga menunjukkan bahwa ganjaran eksternal terkadang memiliki efek negative, khususnya terhadap tugas-tugas yang instrinsik sudah dianggap menarik oleh siswa.

Tiga tujuan utama dari program penilaian kelas seorang guru, yaitu
1. Penilaian untuk pembelajaran
Penggunaan informasi penilaian ini sebagai pengetahuan awal, kesalahpahaman, dan minat siswa. Biasanya dilakukan sebelum dan selama pembelajaran. Contoh penilaian diagnostik. Penilaian diagnostik merupakan penilaian yang dilakukan untuk mengetahui hambatan-hambatan yang dialami oleh siswa yang dapat memengaruhi proses belajar. Tes ini bertujuan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa yang kemudian hasil tersebut dapat digunakan sebagai tindak lanjut berupa memberikan perlakuan yang tepat dan sesuai kepada siswa. 

Tes ini juga dapat menentukan sejauh mana siswa memahami materi pembelajaran yang telah diberikan oleh guru. Guru dapat mengetahui materi mana yang belum siswa pahami yang kemudian guru tersebut dapat memberikan penjelasan dengan metode atau cara lain agar mudah dipahami oleh siswa. Selain itu, memantau pembelajaran dan memberikan balikan serta menuntun perencenan guru. Penilaian ini dapat dilakukan secara terus menerus. Contohnya, wawancara siswa secara langsung, survey pengetahuan, atau pengamatan resmi dan tidak resmi.

2. Penilaian sebagai pembelajaran
Penggunaan informasi penilaian digunakan untuk mengawasi diri sendiri dan pengarahan diri sendiri (siswa). Penilaian ini dilakukan sebelum dan selama pembelajaran. Contoh instrument penilaian diri sendiri. Yakni menilai sendiri mengenai pembelajaran mereka. Penilaian sejawat juga bisa untuk memudahkan pembelajaran bersama. Penilaian ini juga dilakukan kapan-pun.

3. Penilaian dari pembelajaran
Penilaian ini juga disebut penilaian sumatif. Mengumpulkan informasi tentang apa yang sudah dipelajari siswa dan pertumbuhan yang mereka capai dari pengajaran yang telah dilaksanakan. penilaian ini digunakan untuk menentukan nilai, promosi, dan penempatan. Contoh penilaian ini yakni melalui ujian unit yang dibuat guru, ujian akhir periode atau akhir semester, penilaian kinerja, tes baku, dan sebagainya.

Teknik penilaian yang dapat digunakan oleh tenaga pendidik yakni, (Kemendikbud, 2008)


1. Tes praktek atau tes kinerja (performance test)
Tes ini berupa tes keterampilan gerak (skill test). Biasanya dalam pendidikan jasmani untuk mengukur kemampuan psikomotorik peserta didik. Kesegaran jasmani, kelincahan, dan koordinasi merupakan unsur-unsur dalm keterampilan gerak. Seperti keterampilan bermain bola basket, sepak takraw, dan sebagainya. Kemampuan psikomotorik ini diukur setelah menyelesaikan satu kompetensi tertentu.


2. Pengamatan/observasi terhadap perilaku
Pengamatan ini dilakukan untuk mengumpulkan data untuk mengetahui seberapa jauh siswa dapat menguasai kompetensi yang telah ditampilkan selama proses pembelajaran. Pengamatannya seperti contohnya dalam pembelajaran seperti tes praktek yakni pelajaran pendidikan jasmani yakni yang dinilai dari aspek intensitas, frekuensi, teknik, taktik dan kualitas gerak yang ditampilkan oleh siswa dalam mempraktekkan salah satu keterampilan gerak dalam pendidikan jasmani. Peserta didik yang dapat mengaplikasikan tersebut diberi skor 1-100 sesuai dengan tingkat kemampuannya.

3. Penugasan
Penugasan disini dapat berupa pekerjaan rumah atau portofolio mengenai pengetahuan tentang materi pelajaran yang telah diajarkan sebelumnya. Tugas tersebut diberikan sebagai cara guru untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami pelajaran tersebut dan juga menjadi umpan balik bagi peserta didik. Portofolio merupakan karya-karya peserta didik mengenai bidang tertentu yang diorganisasikan untuk menegtahui minat, perkembangan, kreativitas dari peserta didik itu sendiri.

4. Tes tertulis
Tes tertulis merupakan tes kognitif atau tes tentang pengetahuan siswa dalam pelajaran tertentu. Tes ini dapat diberikan pada waktu tertentu yakni saat ulangan tengah semester, ulangan akhir semester ataupun ulangan kenaikan kelas. Tes yang diberikan dapat juga berbentuk kuis.

5. Tes lisan
Tes lisan dilaksanakan langsung dengan tatap muka antara guru/penguji dengan peserta didik.

6. Jurnal
Jurnal adalah catatan pendidik selama proses belajar mengajar yang bersisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan atau kelemahan peserta didik yang dikaitkan dengan kinerja maupun sikap dalam pembelajaran seperti sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerja sama, demokratis, dan sebagainya. Semua hal tersebut dapat diukur melalui pengamatan perilaku yang dipandu dengan peedoman pengamatan perilaku.

Berikut beberapa panduan yang berasal dari praktik-praktik guru yang efektif yang seharusnya dipertimbangkan:

1. Mencari cara untuk menangani kecemasan
Beberapa siswa (seringkali lebih banyak dari yang dicurigai guru) mengalami tingkat kecemasan tes yang dapat mencegah mereka mengerjakan tes sebaik yang mereka bisa. Kondisi situasi pengetesan sangat penting dan dapat mempengaruhi kineja siswa. Guru harus memahami kondisi ini. Salah satu cara yang dilakukan oleh guru untuk menurunkan rasa kecemasan siswa jika akan mengerjakan tes yakni membantu siswa rileks sebelum situasi tes. Guru dapat memberikan humor mencoba melepaskan diri dari ketegangan situasi tes. Selain itu, guru juga dapat memberikan metode relaksasi sederhana, seperti mengarahkan kepada siswa agar refleksi sejenak atau bernafas dalam-dalam. Menyisihkan periode perintah untuk membantu siswa belajar mengatur langkah mereka dalam mengerjakan butir-butir soal, bagaimana cara mengatur waktu, bagaimana membuat kerangka karangan saat akan menjawab soal esai sebelum ditulis. Hal tersebut telah terbukti membantu menurunkan rasa kecemasan mereka dan meningkatkan kinerja mereka dalam mengerjakan tes.

2. Mengorganisasi lingkungan belajar demi pengerjaan tes yang kodusif
Lingkungan fisik untuk pengerjaan tes seharusnya diberikan ruang yang cukup untuk melakukan pekerjaan mereka. Lingkungan tes juga harus nyaman, tenang, dan bebas dari gangguan. Hal ini juga dapat membantu meminimalisir pencontekan.

3. Membuat rutinitas dan perintah yang jelas untuk tes
Contohnya, dalam membagikan tugas atau lembar soal sebaiknya dalam posisi terbalik. Hal ini bertujuan untuk memberikan waktu yang sama kepada setiap siswa untuk mengerjakan tes dan juga prosedur seperti ini dapat memberikan kesempatan kepada guru atau pengawas untuk meninjau kembali perintah-perintah setiap bagian tes, tugas-tugas yang harus mereka kerjakan, serta memberikan siswa panduan berapa lama harus mengerjakan setiap bagian.

4. Menghindari persaingan dan tekanan waktu yang tidak semestinya
Kompetisi makin terlihat jelas selama situasi pengetesan. Guru dapat menggunakan berbagai alat untuk mengurangi efek merusak dari kompetisi seperti menentukan nilai berdasarkan kriteria, membuat nilai akhir sebuah pelajaran bergantuk pada banyak contoh pekerjaan, tidak hanya satu atau dua tes, dan melakukan diskusi terbuka dengan siswa mengenai kompetisi dan efeknya pada pembelajaran.

5. Memberikan siswa waktu yang cukup
Memberikan siswa waktu yang cukup untuk mengerjakan tes sangatlah penting jika guru ingin siswa berhasil dalam tesnya. Kecuali dalan tes misalnya lari 100 meter yang memang dibuat seperti sedemikian rupa untuk mengetes seberapa cepat siswa dapat berlari 100 meter.

6. Memberikan dukungan yang tepat kepada siswa dengan kebutuhan khusus
Siwa yang memiliki kebutuhan khusus seperti siswa yang buta atau kurang secara fisik, membutuhkan dukungan khusus ketika mereka mengerjakan tes. Seperti siswa yang lain yang mampu mungkin mengalami kesulitan membaca cepat untuk mengerjakan tes dalam kurun waktu tertentu yang diharuskan. Penting bagi guru memberikan dukungan khusus (pembaca, lebih banyak waktu, tabel-tabel khusus) yang diperlukan oleh siswa berkebutuhan khusus.

Itulah beberapa hal mengenai penilaian dan evaluasi. Semoga bermanfaat :)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun