Mohon tunggu...
Siti Arniansyah Kusnul
Siti Arniansyah Kusnul Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswi (19170005)

Lakukan hari ini. Jika bisa hari ini, kenapa tidak?

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Melalui Pembelajaran Kooperatif Dapat Meningkatkan Akademik dan Tujuan Sosial

16 April 2020   22:02 Diperbarui: 16 April 2020   21:59 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sebelum mengetahui apa itu pembelajaran kooperatif, sebaiknya kita pahami dulu beberapa hal yang menyangkut pembelajaran kooperatif. Apa aja sih? Jadi beberapa hal itu seperti, struktur tugas, struktur tujuan, dan struktur ganjaran. Karena model pembelajaran kooperatif menuntut, didorong atau diharuskan kerja sama siswa dan saling ketergantungan dalam tugas, tujuan, dan struktur ganjaran. Mereka harus mengkoordinir usaha mereka untuk menyelesaikan tugas tersebut.


1. Struktur tugas
Di dalam struktur tugas tentunya melibatkan beberapa hal seperti pengorganisasian pelajaran maupun tugas atau jenis pekerjaan yang akan dilakukan siswa. Struktur tugas mencakup apakah guru bekerja sama dengan seluruh kelas atau kelompok-kelompok kecil, apa yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa, serta siswa yang sedang mencapai tugas pembelajaran juga akan mendapatkan tuntutan kognitif dan sosial. Setiap pelajaran teretentu pasti memiliki struktur tugas yang berbeda-beda. Misalnya, beberapa pelajaran mengharuskan siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru, sub pelajaran lain mengharuskan siswa untuk berdiskusi bersama temannya, atau menyelesaikan lembar tugas.


2. Struktur tujuan
Struktur tujuan dari sebuah pelajaran yakni besarnya saling ketergantungan yang dituntut dari siswa dalam melakukan pekerjaan. Struktur tujuan ada yang bersifat individualistik yakni pencapaian suatu tujuan pengajaran secara sendiri atau individu tanpa bantuan orang lain dan tidak terkait dengan sebaik apa orang lain bekerja. Sifat yang kedua yakni struktur tujuan kompetitif, siswa bersaing dengan orang lain untuk mencapai tujuan mereka. Yang ketiga yakni struktur tujuan kooperatif, struktur tujuan ini ada ketika siswa dapat mencapai tujuan mereka hanya ketika siswa lain yang dikaitkan dengan mereka dapat mencapai tujuan mereka.


3. Struktur ganjaran
Tidak jauh beda dengan struktur tujuan, struktur ganjaran individualistik ada jika ganjaran dicapai secara mandiri dari apa yang dilakukan orang lain. Contohnya rasa puas telah memenangkan kejuaran olimpiade. Struktur ganjaran kompetitif ada ketika ganjaran diperoleh dari usaha individu dibandingkan dengan orang lain. Contohnya penilaian berdasarkan kurva (misalnya penentuan pemenang dalam pertandingan lari). Sedangkan struktur ganjaran kooperatif yakni usaha seseorang membantu orang lain kemudian akan diberi ganjaran. Contohnya dalam olahraga beregu seperti dalam pertandingan sepak bola walaupun antar-tim saling bersaing.

Istilah struktur tujuan dan struktur ganjaran keduanya merujuk pada tingkat kerja sama atau persaingan yang dituntut dari siswa untuk mencapai tujuan atau ganjaran mereka. Model pembelajaran kooperatif bertujuan meningkatkan prestasi akademis, toleransi serta penerimaan akan keberagaman, dan perkembangan keterampilan sosial. Tidak hanya bertujuan sosial saja, namun meningkatkan kinerja tugas akademis siswa. Struktur ganjaran kooperatif dari model ini dapat meningkatkan nilai yang diletakkan oleh siswa pada pembelajaran akademis dan mengubah norma-norma yang dikaitkan dengan prestasi. Seorang pendiri pembelajaran kooperatif yakni Slavin (1996), percaya bahwa fokus kelompok pembelajaran kooperatif dapat mengubah norma kehidupan kaum muda dan membuatnya lebih dapat diterima untuk dapat unggul dalam tugas pembelajaran akademis.

Pembelajaran kooperatif memberikan manfaat untuk siswa lemah maupun pandai yang bekerja sama dalam tugas akademis. Siswa yang pandai akan mengajari siswa yang lemah atau kurang mampu dalam memahami pelajaran tertentu. Selain itu, efek penting dari pembelajaran kooperatif yang kedua adalah lebih luasnya toleransi dan penerimaan akan orang-orang yang berbeda dalam ras, budaya, kelas sosial, atau kemampuan. Pembelajaran kooperatif menyajikan kesempatan kepada setiap siswa dengan latar belakang kondisi yang berbeda-beda untuk saling bekerja sama dalam tugas yang sama dan melalui penggunaan struktur ganjaran kooperatif, untuk belajar menghargai satu sama lain. Tujuan yang ketiga yakni mengajarkan siswa keterampilan kerja sama dan kolaborasi. Pembelajaran ini meningkatkan kerja sama karena ia menghargai dan meningkatkan perkembangan kecerdasan interpersonal.

Terdapat enam tahap dalam pembelajaran kooperatif:
1. Pelajaran diawali oleh penjelasan dari guru mengenai tujuan pembelajaran dan memberikan motivasi kepada siswa
2. Guru menyajikan informasi, biasanya dalam bentuk teks dan bukan ceramah
3. Siswa diorganisasi ke dalam tim-tim belajar
4. Selanjutnya, siswa dibantu oleh guru, bekerja sama untuk mencapai tugas yang saling bergantung
5. Penyajian hasil akhir kelompok atau pengujian atas apa yang sudah dipelajar siswa selama proses belajar mengajar
6. Penghargaan hasil terhadap usaha yang telah dilaksanakan baik dari perorangan maupun kelompok

Tahap pembelajaran kooperatif
1. Merencanakan pembelajaran kooperatif


Merencanakan alur yang lancer dan mengurutkan gagasan-gagasan utama. Pada tahap ini, guru dapat merencanakan cara membuat transisi yang lancar dari pengajaran seluruh kelas ke pengajaran kelompok kecil. 

Hal-hal yang dilakukan dalam tahap perencanaan:


a. Memilih pendekatan
Ada empat pendekatan yang dapat kita gunakan;
       1. Divisi Prestasi Kelompok Mahasiswa (Students Teams Achievement Division-STAD).
Tujuan pendekatan ini yakni pendekatan pengetahuan akademik faktual, tujuan sosial yang dicapai yakni kerja kelompok dan kerja sama, pendekatan ini dapat dilakukan dengan susunan tim belajar heterogen yang beranggotakan empat sampai lima orang. Pemilihan topik pelajaran dari guru sendiri, tugas utamanya yakni siswa dapat menggunakan lembar kerja dan saling membantu untuk menguasai materi pembelajaran, penilaian diambil setiap seminggu sekali dengan mengadakan tes, pengenalan pendekatan ini melalui surat kabar dan publisitas lainnya.


2. Jigsaw
Tujuan kognitif dari pendekatan ini yaitu pengetahuan konseptual factual dan akademik. Tujuan pendekatan ini yakni terbentuknya kerja kelompok dan kerja sama. Pendekatan ini dibentuk melalui tim belajar heterogen yang beranggotakan lima sampai enam anggota (penggunaan tim asal dan tim ahli). Pemilihan topik pelajaran dari guru. Tugas utama pendekatan jigsaw ini, siswa menyelidiki materi dalam kelompok ahli, membantu kelompok asal mempelajari materi. Penilaian melalui bervariasi atau melalui tes mingguan. Pengenalan pendekatan ini melalui newsletter dan publisitas lainnya.


3. Investigasi Kelompok
Tujuan kognitif pendekatan ini yaitu untuk meningkatkan pengetahuan akademik konseptual dan keterampilan inkuiri. Tujuan sosial yang didapat yakni kerja sama dalam kelompok kompleks. Pendekatan ini melalui kelompok belajar beranggotakan lima sampai enam orang yang mungkin homogen. Berbeda dengan STAD atau Jigsaw, pendekatan investigasi kelompok pemilihan topic pembelajaran bisa dari guru dan/ atau siswa. Tugas pendekatan ini yaitu siswa mengerjakan inkuiri kompleks. Penilaian pendekatan ini yaitu proyek dan laporan yang diselesaikan, bisa juga melalui ujian esai. Pengenalan investigasi kelompok melalui presentasi tertulis dan oral.


4. Pendekatan Struktural
Sama dengan STAD, tujuan kognitif pendekatan ini yakni pengetahuan akademik faktual. Tujuan sosial yang diperoleh yakni kemampuan kelompok dan sosial. Susunan tim dapat bervariasi (berpasangan, bertiga, empat sampai enam anggota kelompok. Pemilihan topic pelajaran biasanya dari guru. Tugas utama pendekatan ini yakni siswa mengajarkan tugas yang diberikan (tugas seperti sosial atau kognitif). Penilaian yang digunakan sama dengaan pendekatan Jigsaw yakni bervariasi. Pengenalan pendekatan struktural ini yakni bervariasi.

b. Membentuk tim-tim siswa
Manfaat dibentuknya kelompok yang dibentuk guru untuk memastikan perempuan gender, etnis, dan kemampuan yang baik. Pada tahap ini guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok yang di dalamnya mempunyai kehalian yang berbeda-beda agar terbentuknya tujuan sosial serta kemampuan kerja sama.


c. Mengembangkan materi
Guru harus mampu menyediakan materi belajar yang menarik dan tepat sesuai perkembangan siswa. Materi yang diberikan dapat berupa ceramah maupun demonstrasi yang bermakna.


d. Merencanakan pengarahan siswa pada tugas dan peran
Apabila siswa belum memiliki pengalaman tentang pembelajaran kooperatif, guru dapat memberikan informasi atau pengarahan kepada siswa mengenai tugas, tujuan, dan struktur ganjaran uniknya.


e. Merencanakan penggunaan waktu dan ruang
Pelajaran pembelajaran kooperatif menghabiskan lebih banyak waktu daripada model pengajaran lainnya karena model-model pengajaran tersebut bergantung pada pengajaran kelompok kelas. Sedangkan penyusunan tempat duduk dapat terdiri atas 4 atau 6 (tempat duduk kluster) atau tempat duduk berayun.

2. Melaksanakan pelajaran pembelajaran kooperatif


Berikut beberapa tahap dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif:
Tahap 1 :  guru mengulas tujuan dan pelajaran dan membuka pelajaran
Tahap 2 : guru menyajikan informasi kepada siswa secara verbal atau cetak atau teks online
Tahap 3 : guru menjelaskan kepada siswa cara membentuk tim belajar dan membantu kelompok membuat transisi yang efisien
Tahap 4 : guru membantu tim belajar selama mereka mengerjakan pekerjaan mereka
Tahap 5 : guru menilai pengetahuan siswa tentang materi belajar atau kelompok menyajikan hasil pekerjaan mereka
Tahap 6 : guru menemukan cara untuk mengenali usaha individu dan kelompok serta prestasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun