Salam, buat para pembaca kompasiana. Tetap dirumah ya, jaga kesehatan, kita bantu untuk memutus rantai penyebaran corona #dirumajaha #covid19 stay dirumah aja ya:)
Nah buat kalian calon guru, nih aku kasi beberapa pengetahuan tentang belajar untuk mengajar. Oke langsung simak yaaa. Semoga bermanfaat:)
Hal pertama yang diawali siswa yakni mampu membaca sandi pesan-pesan lisan maupun tulis, mencatat, dan meringkas. Mereka harus memiliki keterampilan dasar yang berkaitan dengan logika seperti menarik kesimpulan sebuah data atau peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitar. Karena keterampilan kognitif dan juga fisik merupakan suatu landasan dasar bagi pembelajaran.Â
Nah, sebelum siswa dapat melakukan hal tersebut, mereka harus menguasai dasar dalam menyusun kalimat, pengoreksian dalam penggunaan kata, bahkan mendapatkan disiplin diri yang memang dibutuhkan dalam menyelesaikan tugas menulis. Yang terpenting yakni, apapun yang akan kita pelajari, maka kita harus mengetahui seluk-beluk mekanis sebelum kegunaannya. Pengajaran langsung merupakan salah satu model pengajaran. Terkadang model ini disebut juga pengajaran aktif (Good, Grouws, & Ebmeier, 1983), pengajaran keahlian (Hunter, 1982), pengajaran eksplisit (Rosenshine dan Stevens, 1986).
Pengajaran langsung adalah model yang terpusat pada guru yakni dengan beberapa tahap seperti membuka pelajaran, penjelasan, dan/ atau demonstrasi, latihan terbimbing, balikan, dan latihan lanjut. Jadi, pengajaran langsung ini lebih berorientasi pada tugas pembelajaran akademis dan bertujuan agar siswa tetap aktif terlibat.
Apa sih tujuan dari pengajaran langsung?
Yak, jadi tujuannya yakni untuk mencapai dua hal yang utama: penguasaan dari pengetahuan yang terstruktur dengan baik dan penguasaan semua jenis keterampilan. Jadi, pengajaran langsung ini memang ditujukan untuk meningkatkan penguasaan keterampilan (pengetahuan prosedural) dan pengetahuan faktual yang diajarkan tahap demi tahap.
Baik, berikut merupakan gambaan dari pengajaran langsung.
A. Jenis hasil pembelajaran yang dihasilkan
B. Sintaksis atau keseluruhan alur kegiatan pengajaran
C. Lingkungan pembelajarannya
Tiga tradisi teoretis yang memberikan rasional bagi penggunaan pengajaran langsung secara modern:
1. Teori Perilaku
Teori ini telah memberikan kontribusi signifikan terhadap pengajaran langsung. Para ahli teori dan peneliti mengatakan teori perilaku karena mereka berminat mempelajari perilaku manusia yang dapat diamati daripada hal-hal yang tidak dapat diamati, seperti pikiran dan kognisi manusia.Â
Teori ini juga mengatakan bahwa manusia belajar untuk bertindak dengan cara tertentu sebagai respons terhadap konsekuensi positif dan negatif. Guru yang mengajar sesuai dengan prinsip-prinsip perilaku merancang tujuan yang menjabarkan dengan presisi perilaku-perilaku yang meeka ingin dipelajari siswa; memberikan pengalaman-pengalaman belajar, seperti latihan, di mana pembelajaran siswa dapat dipantau dan balikan dapat diberikan; dan memberikan perhatian khusus pada cara mengajar perilaku-perilaku dalam kelas.
2. Teori Kognitif Sosial
Teori kognitif sosial pada awalnya disebut teori pembelajaran sosial untuk membantu mempelajari aspek pembelajaran manusia yang tidak dapat diamati seperti pikiran dan kognisi. Teori kognitif sosial membuat pembedaan antara pembelajaran (cara memperoleh pengetahuan) dan kinerja (perilaku yang dapat diamati).Â