Guru dapat menjelaskan penyebab fenomena itu terjadi dengan hipotesis yang ada dan beberapa bukti yang mendukung yang menjawab sebab fenomena itu terjadi dengan menggunakan bahasa yang jelas dan mudah dipahami. Jika bahasa yang digunakan asing maka siswa tidak dapat memahami dengan baik. Guru juga dapat menggunakan istilah khusus, seperti menganalisis, membandingkan, menggolongkan, mencari kaitannya, dan istilah khusus lain yang dapat membantu mengembangkan keterampilan berpikir terlihat.
Lalu, bagaimana menilai keterampilan berpikir siswa?
Guru meminta siswa untuk melakukan lebih dari sekedar mendefinisikan konsep dengan kata-kata. Demikian pula, menyuruh siswa mendefinisikan proses kognitif bukan berarti mereka memahami proses dan bahwa mereka dapat menggunakannya secara efektif. Meminta siswa menggunakan konsep atau keterampilan berpikir dalam sebuah situasi baru memberikan guru informasi berharga dalam hal pemahaman siswa.
Guru dapat menggunakan beberapa soal-soal pilihan untuk menguji pengetahuan, perkembangan konsep, serta proses inkuiri dan berpikir siswa. Yang terpenting yakni guru harus mempertimbangkan terlebih dahulu beberapa prinsip ketika membuat soal untuk mengukur perkembangan konseptual siswa dan/ atau keterampilan berpikir. Soal-soal tersebut harus menyangkut contoh-contoh yang mengukur kemampuan siswa dengan menggunakan format benar-salah, pilihan ganda, menjodohkan, jawaban singkat, dan cara lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H