3. Membantu siswa memformulasikan hipotesis untuk menjelaskan situasi bermasalah (Help student formulate hypotheses to explain the problem or event)
Pada tahap ini, siswa dipancing atau didorong untuk aktif bertanya dan membentuk suatu hipotesis-hipotesis yang ada dalam penelitian suatu permasalahan yang kemudian dapat didiskusikan mengapa hal itu bisa terjadi.
4. Mendorong siswa dalam mengumpulkan data untuk menguji hipotesis (Encourage students to collect data to test the hypothesis)
Pada tahap ini, siswa melakukan eksperimen serta mengumpulkan segala data yang telah diperoleh. Kemudian, di dalam eksperimen itu tidak hanya melakukan satu percobaan, namun, siswa dapat melakukan percobaan lain. Contoh di dalam suatu eksperimen pengujian katrol, siswa dapat memvariasikan panjang tali, atau berat beban, mengubah bentuk katrol, dan sebagainya.
5. Memformulasikan penjelasan (Formulate explanations and/or conclusions)
Tahap inilah inkuiri berjalan. Siswa harus memberikan penjelasan dan kesimpulan berdasarkan hasil eksperimen yang telah didapat. Namun, pada tahap ini siswa harus mampu mengolah jawabannya, misalnya, apabila dibandingkan dengan percobaan lain apakah berhasil, atau dipengaruhi dengan pemikiran lain. Siswa harus mampu menguatkan atau yakin terhadap jawaban yang telah diperoleh.
6. Merefleksikan situasi bermasalah dan proses-proses pemikiran (Reflect on the problem situation and the thinking processes used to inquire into it)
Tahap ini merupakan tahap terpenting dalam pengajaran inkuiri. Pada tahap ini siswa diharapkan mampu merealisasikan apa yang telah mereka analisis dan pikirkan. Guru dapat menanyakan kepada siswa tentang hipotesis yang telah ada apakah sudah akurat dengan hasil eksperimen yang telah dilakukan, atau apakah ada perubahan terhadap hasil eksperimen yang didapat?
Permasalahannya bagaimana cara mengembangkan siswa agar pemikirannya lebih terlihat?
Alasan sebab sulitnya mengajarakan siswa berpikir yakni factor dari perilaku kognitif yang terkait dengan pemikiran itu tidak terlihat. Jadi, keberhasilan dalam mengajarkan siswa cara berpikir yakni melalui strategi untuk melakukan pemikiran terlihat. Misalnya, untuk membuat pemikiran terlihat melalui lingkungan fisik kelas atau pengenalan kelas.
Memamerkan dan menamai produk pemikiran siswa, seperti esai, video, dan/atau portofolio, selama kelas berlangsung menarik perhatian ke pemikiran siswa, sebagaimana gambar-gambar tadi menunjukkan orang-orang yang terlibat dalam kegiatan berpikir. Tidak hanya itu saja, bahasa guru juga mempengaruhi cara siswa berpikir terlihat.