Montessori adalah pendekatan belajar yang berpusat pada anak dimana mereka belajar melalui eksplorasi dan proses menemukan, guru hanya berperan sebagai fasilitator dan pembimbing. Banyak orang yang berasumsi bahwa metode Montessori berimplikasi dengan biaya yang mahal karena memerlukan media belajar yang mahal. Perlu dipahami bahwa Montessori bukan hanya sebatas material/media belajar yang mahal dan siswa bebas melakukan apa saja.
Ada 3 hal yang harus dipahami terkait Montessori yaitu:
1. Filosofi
Filosofi Montessori berdasar pada memahami anak secara utuh. Anak memiliki pola perkembangan yang sangat tergantung pada daya serap dan masa sensitive dalam diri mereka. Maria Montessori penggagas metode Montesosri menyatakann bahwa saat seorang anak dilahirkan mereka belum memiliki memori atau kerangka berpikir. Usia 0-6 tahun adalah waktu yang sangat penting dalam perkembangan seorang anak karena anak akan tumbuh dari pembelajar yang tidak sadar menjadi pembelajar yang sadar
Pada usia 0-3 tahun anak akan menyerap segala sesuatu dari lingkungan sekitarnya dengan secara tidak sadar. Dan pada usia 3 tahun anak sudah mulai memiliki kepribadian sehingga pada usia tersebut anak mulai belajar secara sadar melalui lingkungan. Kesan dan interaksi yang diperoleh anak dari lingkungan tidak hanya masuk ke dalam pikirannya namun dibentuknya
Usia 0-6 tahun juga merupakan periode sensitif, karena pada periode tersebut anak akan mengalami proses mengurutkan, berjalan, mengenali object, berbahasa, mengenal fungsi indera dan tertarik dengan interaksi sosial. Periode sensitif adalah periode tertentu dalam kehidupan anak ketika mereka menyerap suatu karakteristik dari lingkungan mereka dengan mengesampingkan yang lainnya. Bila periode sensitif tersebut berlalu maka tidak akan dapat kembali seperti sedia kala, anak akan tetap dapat berkembang namun akan menemui kesulitan. Kita harus mengoptimalkan periode sensitif dengan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.
2. Lingkungan
Dalam metode Montessori, lingkungan dirancang untuk mendukung anak dapat melakukan pembelajaran secara mandiri, melakukan eksplorasi, bertanggung jawab dan berinteraksi sosial. Anak bebas melakukan berbagai aktifitas yang diminatinya, bebas bergerak dan berinteraksi dengan teman dalam kondisi yang tertib dan bertanggung jawab. Ada 6 komponen penting terkait lingkungan belajar yaitu:
- Kebebasan : Siswa bebas untuk memilih, bermain dengan media yang diminatinya, bebas bergerak dan bebas berinteraksi. Semua kebebasan tersebut dilakukan dengan penuh tanggung jawab dan sesuai dengan prosedur yang sudah diarahkan guru (fasilitator).
- Struktur & Berurutan : Lingkungan belajar belajar disusun secara terstruktur dan berurutan.
- Alami : Media belajar terbuat dari bahan alami untuk memperkuat interaksi anak dengan alam dan memenuhi standar kemanan dan keselamatan anak.
- Perkembangan kehidupan masyarakat : Lingkungan dikondisikan agar anak belajar hidup dalam miniatur masyarakat di kelas dimana siswa bebas bekomunikasi dan berinteraksi dengan teman-temannya.
- Media Belajar Montessori : Media belajar Montessori didesain secara khusus untuk menarik perhatian dan rasa ingin tahu anak; memuat gradasi dari segi warna, tekstur dan bentuk; memiliki pengendali kesalahan dimana anak dapat mengetahui sendiri setiap kesalahan yang dilakukan sehingga dengan sendirinya anak tahu jika mereka melakukan kesalahan; Â memungkinkan anak melakukan secara mandiri (auto-education) dan kontekstual dengan lingkungan kehidupan siswa
- Suasana & keindahan : Lingkungan kelas dibuat sedemikian rupa untuk menciptakan suasana yang nyaman, aman, asri dan indah. Dengan menyertakan beberapa tumbuhan dan hewan sebagai media belajar sehingga anak memiliki energi positif untuk belajar
Keenam lingkungan belajar tersebut harus dipenuhi untuk menciptakan lingkungan belajar (kelas) yang mendukung metode Montessori.
3. Guru