Jantung, Kanker, dan Kesalahan penanganan medis
Saya tak ingin CISC Yogya ditunggangi oleh siapapun. Termasuk rumah sakit. Apa maksud statement saya ini?
Saya berdiri di tengah barisan pasien kanker dengan jutaan persoalan di baliknya. Pasien kanker di daerah (beruntung masih di Pulau Jawa).Mulai dari vonis, airmata, depresi, frustasi, gengsi, financial, kelangkaan obat, kematian, rasa sakit, minimnya fasilitas rumah sakit, minimnya informasi dan segudang title yang mengenaskan lainnya. Saya pun mengalami dan merasakan sendiri apa yang teman-teman rasakan. Saya pun lelah menyandang gelar penyintas kanker dengan segala atributnya. Ini nyata. Sementara, pihak rumah sakit menawarkan seratus buah kaos untuk kita pakai ramai-ramai dan berteriak ”Indonesia Peduli Kanker” atas nama mereka?? Tidak hanya itu. Perusahaan obat menawari obat tidak laku alias obat coba-coba untuk dipakai dengan gratis separo dengan alasan itu program CSR(Corporate Social Responcibility)???
Pemain multilevel marketing juga ikut nimbrung seolah-olah mereka ahli kanker yang hebat!!!
Maaf. Maaf beribu maaf. Terlalu pahit air ludah yang harus saya telan. Air mata saya masih menetes ketika teman-teman penyintas kanker berpulang, meski umur pertemanan kami sangat pendek. Ikatan kami sangat kuat. Saya merasakan itu. Saat ada teman yang berpulang, keluarga mereka lantas menjadi bagian dari kami.
Permasalahan di dataran pasien sungguh masih menjadi pekerjaan rumah yang berat buat saya. Saya pun menyadari bahwa tangan dan kaki saya sangat tidak mungkin menyelesaikannya sendiri.
Ada lagi yang disodorkan pada saya.”Cari teman untuk jalan bareng di CISC!”
Tidak semua orang tahu, CISC tidak ada uangnya. Kami bukan kaum berduit.Jangankan uang bensin, pulsa telpon saya pun tidak diganti. Lantas selama ini saya wira-wiri pakai uang siapa? Ini kalau kita bicara rupiah. Saya meyakini uang Tuhan yang saya pakai, makanya unlimited dan tak pernah habis. Tuhan selalu mengganti berapapun rupiah yang saya keluarkan. Terkadang gantinya jauh lebih banyak dari yang saya keluarkan. Sumpah ini nyata. Dan untuk mendapatkan teman yang memiliki keyakinan yang sama dengan saya tidaklah mudah dan tidak banyak.
Yang saya tuliskan adalah bagian dari perjalanan hidup saya dalam menimba ilmu “berbagi”, khususnya sesama penyintas kanker. Berbagi cerita, tawa dan juga air mata. Saya meyakini, berangkat dengan sebuah komitmen yang sama di antara beberapa teman, Komunitas Kanker Yogya nantinya benar-benar menjadi rumah kedua bagi para penyintas kanker dan keluarganya, amin.
Jika ada yang ingin bergabung dengan kami, silahkan hubungi :
CANCER CLUB CISC YOGYA , e-mail : cancerclubcisc@gmail.com atau 08128949434 (Ani) atau 08175419487 (Andre Laksono)