Mohon tunggu...
Siti AminatusSholikhah
Siti AminatusSholikhah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Suka merangkai kata

Kamu harus bisa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kelembutan Seorang Guru

13 November 2021   10:36 Diperbarui: 13 November 2021   10:46 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sekolah Dasar Negri adalah SD yang terletak dipinggiran kota. SD yang mendidik banyak siswa itu merupakan SD terbaik. 

SD Negri merupakan SD yang menerapkan kedisiplinan dan mengajarkan kepada murid-murid arti gotong royong,saling membantu satu sama lain dan kebersamaan yang tinggi diantara para guru dan siswa-siswinya. Guru-guru rajin,pintar,dan sangat perhatian penuh kepada siswanya. Para siswa juga sangat taat terhadap peraturan yang sudah ditetapkan sekolah. Tidak pernah membuat keributan dan tidak suka membolos.Singkat kata, Murid disana tidak pernah melanggar tata tertib sekolah,termasuk Bima.

Bima adalah siswa kelas III. Ia berasal dari keluarga yang kaya raya. Ayahnya sangat banyak dikenal banyak orang karna usahanya yang sangat maju dan dikenal dimana-mana. Dan keluarganya dikenal sangat sederhana,tidak sombong,rendah hati, dan suka menolong orang.

Keluarga Bima tampa sederhana. Ayahnya pengusaha pakaian yang cukup berhasil. Akibat keberhasilannya, kesibukan ayah Bima banyak memakan waktu,tenaga,maupun biaya. Tidak mengherankan jika Bima kurang mendapat perhatian yang lebih dari ayah dan ibunya,karena sebagian waktu mereka tersita oleh usahanya yang sangat memakan banyak waktu. Oleh karena itu, Bima yang merupakan anak tunggal itu pun luput dari perhatian kedua orang tuanya, sehingga senang bermain diluar rumahnya. 

Suatu hari, guru Bima , yang bernama bapak rendy, memberikan tugas kepada seluruh siwa kelas III. Mereka diminta untuk membuat puisi di rumah. Hasil karya tersebut harus dikumpulkan tepatnya hari sabtu. Selain itu semua siswa kelas III harus membacakan puisinya, puisi yang dibuat juga bertema bebas.

Seluruh siswa kelas III sangat senang dan bersemangat karena Pak Rendy menjanjikan akan memberikan hadiah kepada siswa-siwi yang karya puisinya bagus. 

Hari sabtu pun tiba dan tugas harus dikumpukan. Semua murid selesai hanya satu yang belum mengerjakan. Dia Bima, Pak Rendy pun menghampiri dan berkata.

"Bima, kenapa kamu tidak mengerjakan tugasmu?

"Maaf Pak saya tidak mengerjakan tugas yang sudah diberikan oleh bapak".

"Alasan kamu tidak mengerjakan kenapa, Bim?

"Tidak ada yang membantuku untuk belajar Pak, Orang tua saya sibuk dengan usahanya".

Pagi itu saat istirahat telah tiba. Kawan-kawan Bima sebagian besar sudah beristirahat di luar kelas. Saat itulah Bima menghadap gurunya kembali dan mengungkapkan semua perasaannya.

"Maaf Pak, Apakah saya boleh masuk ruangan Bapak?

"Iya Bim, boleh, ada apa Bim?

"Saya ingin mengatakan kalau saya tidak menginginkan hadiah pak, namun menginginkan nilai. Saya ingin saat kenaikan kelas nanti bisa naik. "saya memang tidak mengerjakan Pak, tapi mulai besok saya tidak akan mengulanginya lagi".

Bima meminta Pak Rendy untuk memberikan tugas itu kembali kepadanya. Medengar pengakuan Bima, Hati Pak Rendy merasa kasihan. Karna dibalik cerita itu ada banyak yang ingin diungkapkan lagi oleh Bima. Bima pun diminta kembali untuk mrnuiskan puisinya dan pada keesokan harinya harus dikumpulkan. Pak Rendi berkata.

"Baik Bim, bapak mengerti. Matamu yang berkaca-kaca pertanda bahwa kamu memerlukan perhatian orang lain. Bapak percaya kamu. Nanti sepulang sekolah, tugas kamu kerjakan ya! Besok pagi harus diserahkan ke Bapak. Mengerti?"

Dengan hati berbunga-bunga Bima menyetujui perintah Pak Rendy dan berkata

"Ya Pak, nanti saya kerjakan,Pak, dan besok pagi saya kumpulkan".

Sepulang sekolah Bima langsung mengerjakan tugas yang sudah dberikan oleh Pak Rendy. Tanpa bantuan kedua orang tuanya, Bima mengerjakan tugas itu sendiri.

Puisi telah diselesaikan oleh Bima . Dan pada keesokan harinya puisi itu diserahkan kepada Pak Rendy. Pak Rendy pun bangga dan harus membaca puisi karya Bima itu. Pak Rendy jadi tau kalau Bima membutuhkan perhatian dari keluarganya.Pak Rendy pun ingin memperhatikanya.

"Selamat ya Bima, puisimu paling bagus." Kata Pak Rendy dengan menepuk pundak Bima."kamu sebenarnya anak cerdas,namun kurang bisa lebih giat untuk mengerjakan dan mengatur waktu, Besok harus lebih rajin lagi.

 Bima dipeluk Pak Rendy dengan rasa sayang hingga Bima merasakan betapa sabar dan baiknya Pak Rendy dalam mendidiknya. Bima pun berjanji pada dirinya sendiri agar dirinya tidak lagi lalai dalam mengerjakan tugas dan harus bisa mengatur waktu untuk lebih menjadi pribadi yang baik.

  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun