Pagi itu saat istirahat telah tiba. Kawan-kawan Bima sebagian besar sudah beristirahat di luar kelas. Saat itulah Bima menghadap gurunya kembali dan mengungkapkan semua perasaannya.
"Maaf Pak, Apakah saya boleh masuk ruangan Bapak?
"Iya Bim, boleh, ada apa Bim?
"Saya ingin mengatakan kalau saya tidak menginginkan hadiah pak, namun menginginkan nilai. Saya ingin saat kenaikan kelas nanti bisa naik. "saya memang tidak mengerjakan Pak, tapi mulai besok saya tidak akan mengulanginya lagi".
Bima meminta Pak Rendy untuk memberikan tugas itu kembali kepadanya. Medengar pengakuan Bima, Hati Pak Rendy merasa kasihan. Karna dibalik cerita itu ada banyak yang ingin diungkapkan lagi oleh Bima. Bima pun diminta kembali untuk mrnuiskan puisinya dan pada keesokan harinya harus dikumpulkan. Pak Rendi berkata.
"Baik Bim, bapak mengerti. Matamu yang berkaca-kaca pertanda bahwa kamu memerlukan perhatian orang lain. Bapak percaya kamu. Nanti sepulang sekolah, tugas kamu kerjakan ya! Besok pagi harus diserahkan ke Bapak. Mengerti?"
Dengan hati berbunga-bunga Bima menyetujui perintah Pak Rendy dan berkata
"Ya Pak, nanti saya kerjakan,Pak, dan besok pagi saya kumpulkan".
Sepulang sekolah Bima langsung mengerjakan tugas yang sudah dberikan oleh Pak Rendy. Tanpa bantuan kedua orang tuanya, Bima mengerjakan tugas itu sendiri.
Puisi telah diselesaikan oleh Bima . Dan pada keesokan harinya puisi itu diserahkan kepada Pak Rendy. Pak Rendy pun bangga dan harus membaca puisi karya Bima itu. Pak Rendy jadi tau kalau Bima membutuhkan perhatian dari keluarganya.Pak Rendy pun ingin memperhatikanya.
"Selamat ya Bima, puisimu paling bagus." Kata Pak Rendy dengan menepuk pundak Bima."kamu sebenarnya anak cerdas,namun kurang bisa lebih giat untuk mengerjakan dan mengatur waktu, Besok harus lebih rajin lagi.