Dzawin harus berjuang keras untuk tampil dalam 12 pertunjukan dalam kompetisi itu. Selain pesaingnya adalah komedian-komedian ternama, faktor bahasa juga menjadi hal yang harus diperjuangkan Dzawin. Mau tak mau ia harus belajar menggunakan bahasa yang dipahami penonton Malaysia. Agar pesan yang ia sampaikan dipahami dan berhasil memancing tawa.
Materi seputar dunia santri dan pesantren yang dulu pernah disampaikan di Indonesia sangat relevan dibawakan di Malaysia. Dzawin pun mendapat banyak dukungan sehingga akhirnya berhasil mendatkan juara tiga.
Kini Dzawin memutuskan untuk tinggal di Malaysia. Begitu yang ia katakan pada Raditya Dika. Tentu hal ini ia lakukan bukan karena tak cinta tanah air. Tapi karena ia saat ini memiliki beberapa kontrak kerja di sana. Kemungkinan pekerjaan-pekerjaan lain masih akan terus mengalir. Mengingat setelah tampil di Maharaja Lawak Mega, ia dikenal luas oleh publik Malaysia.
Dzawin yang selama beberapa tahun mencari peluang di negeri ini dan selalu gagal, kini telah punya nama di Malaysia. Yah, mungkin memang seperti itulah yang Tuhan jatahkan padamu, Dzawin. Rejekimu bukan di sini, di negeri ini. Tapi di negeri tetangga.
Selamat, Dzawin!#
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H