Mohon tunggu...
Sitta M Zein
Sitta M Zein Mohon Tunggu... - -

pendamping anak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pesantren Kilat Ramadan dan Menjadi Baik Tanpa Menjelekkan

18 Juni 2017   09:30 Diperbarui: 18 Juni 2017   09:46 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pesantren Ramadlan Sarana Memperkuat Keberagaman

Longgarnya tata cara penyelenggaraan pesantren Ramadlan di sekolah ini memunculkan harapan bagi saya. Tampaknya program ini bisa menjadi sarana memperkuat rasa keberagaman di kalangan para siswa atau remaja.

Kondisi bangsa kita yang rentan terpecah belah, saling caci-maki, saling melontarkan ujaran kebencian belakangan ini membuat banyak pihak khawatir. Tak hanya di kalangan orang dewasa, tapi para remaja pun ikut terbawa dalam pusaran tersebut. Pesantren Ramadlan mestinya bisa menjadi wadah untuk menurunkan tegangan tersebut.

Bukan saja pada bulan Ramadlan, siswa diajarkan untuk mengurangi hawa nafsu. Melainkan dalam kegiatan pesantren Ramadlan mereka juga bisa diajarkan untuk bertoleransi pada orang lain yang berbeda pandangan maupun keyakinan.

Sayangnya sampai kegiatan pesantren Ramadlan berakhir, tampaknya hal seperti itu tidak terjadi. Sebaliknya yang disampaikan dalam pesantren Ramadlan banyak yang justru mempertebal garis perbedaan. Materi yang berisi kebencian, menejelekkan kelompok lain masih masih menjadi favorit para pemateri.

Sayang sekali. Padahal pesantren Ramadlan bisa digunakan sebagai sarana memperkuat rasa keberagaman, kecintaan pada tanah air, yang dalam agama pun hal itu diajarkan.

Tampaknya masih banyak yang berpikir, untuk terlihat baik harus dengan menunjukkan bahwa pihak lain tidaklah baik (jelek).#

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun