Mohon tunggu...
Sitta M Zein
Sitta M Zein Mohon Tunggu... - -

pendamping anak

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Menjadi Orangtua Baru di Tahun Ajaran Baru

15 Juni 2017   13:01 Diperbarui: 18 Juni 2017   04:29 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Kecenderungan seperti itu umum kita jumpai terutama di kota. Sedang bagi masyarakat desa, idiom sekolah favorit tidaklah populer. Bagi orang desa, sekolah terbaik adalah yang terdekat. Dengan demikian mereka dengan mudah bisa menjangkau. Tidak perlu mengantar-jemput.  Atau kalau di desa tersebut berdiri sekolah, mereka akan lebih bersyukur lagi karena perlu tidak mengeluarkan biaya transport pulang pergi.

Hanya sebagian kecil orang desa yang berpikir tentang sekolah favorit. Mereka biasanya adalah orangtua yang berpendidikan cukup tinggi dibanding rata-rata orang desa dan tidak berprofesi sebagai petani. Misalnya guru, pegawai negeri, atau mereka yang bekerja di kota.

Semakin maju atau semakin menjadi kota suatu wilayah, semakin tinggi pula harapan warganya terhadap capaian akademik siswa. Lembaga bimbingan belajar yang menawarkan peningkatan capaian akademik pun mulai bermunculan.

Orangtua berlomba-lomba mendaftarkan anak ke bimbingan belajar yang dianggap terbaik. Agar nantinya bisa mendapat nilai ujian tinggi karena nilai ujian menentukan masa depan. Begitulah kampanye dalam brosur lembaga bimbingan belajar.

Tidak dimungkiri, nilai ujian bagus menjadi salah satu tiket meraih masa depan yang bagus. Dengan nilai ujian bagus, siswa dapat melanjutkan ke jenjang sekolah berikutnya yang juga bagus atau favorit.

Apa pentingnya diterima di sekolah favorit? Karena jika bisa diterima di sekolah favorit, akan bertemu dengan siswa-siswa lain yang sama-sama punya prestasi akademik bagus. Sehingga terbangun suasana berkompetensi dan terjaga semangat belajarnya.

Lalu nantinya bisa bersaing mendapatkan jurusan favorit di perguruan tinggi ternama. Ketika lulus dengan nilai bagus dari perguruan tinggi ternama, bisa bersaing mendapatkan pekerjaan di institusi ternama dan mendapatkan gaji besar. Kurang lebih seperti itulah gambaran kesuskesan yang ternaman dalam benak siswa dan dan orangtua.

Tetapi apakah hanya itu satu-satunya masa depan bagi anak-anak kita? Apakah jika tidak bisa melanjutkan di sekolah favorit atau kuliah di jurusan favorit lalu tidak bisa bersaing di perusahaan atau institusi besar, anak tidak punya masa depan?

Bukan berarti mengejar capaian akademik adalah hal buruk. Rajin belajar, mendapat nilai bagus, itu harus. Karena dengan begitu anak lebih punya banyak pilihan. Mau bersekolah di mana pun, anak-anak dengan nilai bagus punya lebih banyak kesempatan.

Bagaimana kalau capaian akademik anak tidak setinggi yang diharapkan? Di sinilah keterlibatan orangtua sangat diharapakan. Orangtua bisa membantu anak memikirkan kemungkinan lain. Sebagai orangtua tentunya kita memahami ketertarikan atau kelebihan anak. Di luar hal akademik yang diujikan di sekolah.

Misalnya anak yang tinggal di lingkungan pedesaan. Mereka bisa didekatkan dengan kehidupan desa. Diajari tentang pertanian, peternakan. Itulah hal sehari-hari yang mereka hadapi. Sehingga nantinya mereka dapat ikut memikirkan bagaimana memajukan pertanian atau berinovasi di bidang pertanian. Sehingga mampu menjawab persoalan masyarakat petani karena mereka paham masalah yang dihadapi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun