Mohon tunggu...
Siti Aliyah Rhomadonah
Siti Aliyah Rhomadonah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

I am a student, majoring in Sharia Economics, Faculty of Economics and Manajemen.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Fenomena Impostor Syndrome, Mahasiswa IPB Lakukan Key Person Interview

9 Oktober 2023   19:40 Diperbarui: 9 Oktober 2023   19:51 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tim Program Kreativitas Mahasiswa bidang Riset Sosial Humaniora (PKM-RSH) Institut Pertanian Bogor (IPB) yang beranggotakan Siti Aliyah Rhomadonah, Muhammad Rizki Abdurrahman, Muhamad Dodi Bokasa, Ihsan Hidayat, dan Mardhiyah Khoirunnisa bersama Dr. Alla Asmara, S.Pt., M.Si. sebagai dosen pembimbing telah melakukan key person interview dengan Dr. Deni Lubis S.Ag., M.A. selaku dosen Departemen Ilmu Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (IPB) pada Senin (28/08).

Kegiatan ini menjadi langkah konkret dalam mendukung keabsahan data hasil penelitian tim PKM-RSH IPB yang berjudul "Analisis Impostor Syndrome dalam Aspek Religiusitas terhadap Waqf Behavior Mahasiswa IPB dengan Pendekatan Ebbinghaus Forgetting Curve". Adapun konteks dalam kegiatan tersebut adalah membahas seputar peran waqf behavior sebagai mediator hubungan antara religiusitas seseorang dengan fenomena impostor syndrome biasa disebut impostorism yang menyebabkan suatu individu merasa cemas dalam menghadapi kehidupan pasca di dunia atau biasa dikenal dengan alam akhirat.

Foto Tim PKM-RSH IPB Sedang Melakukan Key Person Interview Bersama Dr. Deni Lubis/dokpri
Foto Tim PKM-RSH IPB Sedang Melakukan Key Person Interview Bersama Dr. Deni Lubis/dokpri

Dalam wawancara yang berlangsung, Dr. Deni Lubis S.Ag., M.A. mengungkapkan bahwa waqf behavior memberikan pengaruh kepada kecemasan masyarakat terhadap kehidupan pasca di dunia sehingga pada akhirnya akan menstimulasi untuk berwakaf. Hal ini dikarenakan, religiusitas berbanding lurus dengan keyakinan dan kehidupan akhirat merupakan supply dari apa yang dilakukan di dunia sehingga ketika seseorang memiliki religiusitas yang tinggi maka dia akan menyiapkan untuk hidup pasca dunia. Selain itu, beliau juga membahas peran religiusitas terhadap kejiwaan seseorang.

“Dalam bahasa shufi terdapat istilah situasi atau kondisi kejiwaan yang disebut al khauf wa raja yang bermakna kekhawatiran seseorang mengenai amalnya yang tidak akan diterima tetapi dia berharap amalnya diterima dan masuk surga. Ketika kita berharap amal kita akan diterima pasti akan mendorong kita untuk berbuat lebih baik, sebaliknya jika kita khawatir dan tidak berharap amal kita diterima, kita tidak akan melakukan apa-apa,” imbuhnya.

Muhamad Dodi Bokasa, perwakilan tim PKM-RSH IPB, mengatakan “Hasil dari key person interview bersama Dr. Deni Lubis S.Ag., M.A. akan menjadi fundamental penting dalam penelitian ini. Harapannya riset tersebut dapat menciptakan waqf behavior yang didasari oleh perilaku masyarakat dengan psychological well-being, ikhlas dalam beramal, dan tidak bersikap overacting attitude dalam mencapai life balance. Selain itu, hasil riset ini akan digunakan sebagai landasan dalam upaya peningkatan waqf behavior untuk dimensi ekologi, ekonomi, dan sosial.” ujarnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun