Apa itu model CIBEST?
Alat ukur kemiskinan dan kesejahteraan yang dikembangkan dalam Islam, ialah model CIBEST (Center for Islamic Business and Economic Studies). Model tersebut dikembangkan oleh Dr. Irfan Syauqi Beik dan Laily Dwi Arsyianti, M.Sc. dan telah dipresentasikan pada berbagai seminar/workshop. Model CIBEST tidak hanya menggunakan indikator pemenuhan kebutuhan materiil, tapi juga menggunakan indikator spiritual.
Model CIBEST terbagi ke dalam empat kuadran yang dapat dilihat pada gambar di atas. Keempat area tersebut, yaitu:Â
Area kesejahteraan (kuadran I), yaitu kelompok yang mampu memenuhi kebutuhan material dan spiritualnya.Â
Area kemiskinan material (kuadran II), yaitu kelompok yang tidak mampu memenuhi kebutuhan material, tapi mampu dalam memenuhi kebutuhan spiritualnya.
Area kemiskinan absolut (kuadran III), yaitu kelompok yang tidak mampu memenuhi kebutuhan material juga spiritualnya.Â
Area kemiskinan spiritual (kuadran IV), yaitu kelompok yang mampu memenuhi kebutuhan material, tapi tidak mampu dalam memenuhi kebutuhan spiritualnya.
Konsep kemiskinan menurut Dr. Irfan Syauqi Beik terdapat perbedaan dalam penghasilan dan pendapatan (ma'isyah) yang merupakan sunatullah fi al-hayah. Sebagaimana firman Allah SWT. dalam QS. Thaha ayat 118 dan 119.Â
 Â
"Sungguh ada (jaminan) untukmu di sana, engkau tidak kelaparan dan tidak akan telanjang. Dan sungguh di sana engkau tidak akan merasa dahaga dan tidak akan ditimpa panas matahari."