Mohon tunggu...
Siti Alfi Khusnia
Siti Alfi Khusnia Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Hanya seseorang yang ingin berkarya dalam diam tetapi dikenal dunia.

Menulis adalah nyawa seorang penulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Daun yang Basah

25 Desember 2019   19:44 Diperbarui: 25 Desember 2019   19:55 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gemericik air jatuh dari langit. Cemeti dewa mengiris langit menyilaukan netra. Awan pekat menyelimuti setiap bagian awang-awang. Abu-abu menggerogoti biru melanglang buana.

Daun tersiram bahagia oleh titik-titik air. Yang kering menjadi basah. Yang layu kian berkembang. Kini daun muda kembali menampakkan kilaunya.

Akankah hujan selalu setia memercikkan kesegaran untuknya? Menuntaskan dahaga akan jernihnya permata surga. Memberi sebuah sensasi kegembiraan yang tak bisa terbendung dengan sebuah bangunan raksasa. Memuntahkan air bah seiring kegembiraan yang meluap.

Daun yang basah tegak kembali. Berfotosintesis dengan sempurna menyeruput sinar mentari. Kini bayang-bayang kematian tak lagi ada. Hanya belaian lembut air surga yang mendayu-dayu mesra menyentuh daun muda.

Mojokerto, 25 Desember 2019 19:47

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun