Gemericik air jatuh dari langit. Cemeti dewa mengiris langit menyilaukan netra. Awan pekat menyelimuti setiap bagian awang-awang. Abu-abu menggerogoti biru melanglang buana.
Daun tersiram bahagia oleh titik-titik air. Yang kering menjadi basah. Yang layu kian berkembang. Kini daun muda kembali menampakkan kilaunya.
Akankah hujan selalu setia memercikkan kesegaran untuknya? Menuntaskan dahaga akan jernihnya permata surga. Memberi sebuah sensasi kegembiraan yang tak bisa terbendung dengan sebuah bangunan raksasa. Memuntahkan air bah seiring kegembiraan yang meluap.
Daun yang basah tegak kembali. Berfotosintesis dengan sempurna menyeruput sinar mentari. Kini bayang-bayang kematian tak lagi ada. Hanya belaian lembut air surga yang mendayu-dayu mesra menyentuh daun muda.
Mojokerto, 25 Desember 2019 19:47
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H