Dalam kitab Asnaful Magrurin karya Imam Abu Hamid Al-Ghazali, beliau menjelaskan tentang orang-orang yang tertipu. Ada empat kelompok yang termasuk ke dalam orang-orang yang tertipu, yaitu para ulama, ahli ibadah dan amal, hartawan, dan ahli tasawuf. Dari keempat kelompok orang-orang yang tertipu tersebut dibagi lagi menjadi beberapa golongan. Salah satu golongan orang-orang yang tertipu dari kelompok ahli ibadah dan amal yaitu orang yang waswas dalam niat shalat.
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) niat yaitu maksud atau tujuan sjuatu perbuatan. Sedangkan menurut istilah, niat merupakan suatu keinginan yang kuat untuk melakukan sesuatu dan diikuti dengan perbuatan nyata. Melafalkan niat sebelum dimulainya shalat merupakan salah satu rukun shalat. Oleh karena itu, niat merupakan hal yang tidak boleh terlewatkan dalam melaksanakan shalat. Tempatnya niat adalah di hati tetatpi banyak juga niat berhubungan dengan lisan.
Dalam golongan kedua ini, seseorang yang waswas di dalam niat shalatnya. Waswas merupakan rasa keragu-raguan, kurang yakin, dan khawatir terhadap apa yang dikerjakan terutama dalam hal ibadah ataupun akidah. Waswas ini pula merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena ketidaktahuan atau tidak mengerti tentang hukum syari’at Islam. Waswas muncul karena adanya gangguan dan bisikan-bisikan setan. Waswas dapat menyebabkan ibadah seseorang menjadi tidak khusyu’ karena keragu-raguannya terhadap apa yang ia kerjakan.
Waswas dalam niat shalat ini, setan akan terus-menerus mengganggu manusia dan dijerumuskan dengan tuntunan agar seseorang membenarkan niatnya. Ciri-ciri orang yang waswas dalam hal niat shalat yaitu ketika ia mengulang-ulang melafalkan niat. Padahal seseorang yang memiliki keinginan melakukan sesuatu maka ia telah berniat untuknya. Setan tidak akan meninggalkannya sebelum ia berhasil melakukan niat dengan benar, ia akan terus menggodanya sehingga seseorang tersebut akan tertinggal dari jamaah, atau bahkan hingga waktu shalat telah habis. Jika telah sempurna takbiratul ihram, setan menggoda dalam hati manusia tentang keabsahan dalam niatnya, ia juga menggoda ketika takbir.
Terkadang sifat takbirnya berubah karena sangat hati-hatinya, sampai ia tertinggal dari mendengarkan al-Fatihahnya imam. Hal ini dilakukan pada awal shalat, sampai ia lalai hingga keseluruhan shalatnya, ia tidak berhasil menghadirkan hatinya selama shalat berlangsung, demikian ia telah tertipu. Mereka lupa bahwa menghadirkan hati di dalam shalat adalah kewajiban. Ia telah ditipu oleh Iblis yang berkata, "Kehati-hatian yang kamu lakukan itu membedakanmu dengan orang awam, kamu lebih baik dari mereka di sisi Tuhan-Mu".
Setan tidak akan berhenti mengganggu manusia dan tidak akan rela apabila ada seseorang yang beriman kepada Allah, mengikuti segala perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Setiap manusia pasti memiliki rasa waswas, tetapi bila waswas tersebut sudah berlebihan dan mengganggu ibadah ataupun keyakinan, maka tidak boleh dibiarkan. Oleh karena itu, penyakit waswas ini haruslah segera diatasi agar dalam melakukan ibadah menjadi tenang dan yakin.
Ada pun beberapa cara utuk menghilangkan penyakit waswas, diantarnya yaitu dengan tidak memikirkan bahwa apa yang kita kerjakan belum sempurna sehingga mengulang-ulangnya, memohon perlindungan Allah agar terhindar dari godaan setan yang berupa perasaan waswas dengan mengucapkan ta’awudz, memperbanyak zikir dan sholawat. Cara lain yang bisa dilakukan juga yaitu dengan memfokuskan ibadah dengan tidak mengosongkan hati dan pikiran, karena jika hati dan pikiran kosong, maka setan akan lebih mudah mengganggu dan membuat hati menjadi ragu. Dan yang terakhir yaitu memperdalam ilmu agama agar tidak adanya keraguan atau khawatir dalam melaksanakan ibadah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H