Mohon tunggu...
Siti Wasiatul Maghfiroh
Siti Wasiatul Maghfiroh Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Saya sedang menempuh pendidikan S1 di UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG, Prodi Teknik Informatika .

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Peran Penting Enterprise Architecture dalam Mengelola Kompleksitas Organisasi di Era Digital

1 Oktober 2024   02:55 Diperbarui: 1 Oktober 2024   04:35 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sinilah masalah fleksibilitas dan adaptabilitas EA harus ditinjau ulang. Dengan lingkungan bisnis yang semakin dinamis, pendekatan yang terlalu kaku dan berfokus pada perencanaan jangka panjang dapat menjadi penghambat bagi perusahaan yang ingin berinovasi. Sebaliknya, perusahaan perlu mengadopsi pendekatan yang lebih adaptif, di mana teknologi baru seperti cloud computing, DevOps, dan metodologi Agile dapat diintegrasikan dalam arsitektur mereka. 

Beberapa organisasi telah berhasil beralih ke pendekatan ini, memungkinkan mereka untuk merespons lebih cepat terhadap perubahan pasar. Misalnya, Amazon, yang dikenal karena penerapan teknologi terdepan dalam operasinya, menggunakan pendekatan EA yang sangat fleksibel untuk mendukung inovasi dan pertumbuhan mereka yang pesat.

Dengan meningkatnya ketergantungan pada teknologi dan digitalisasi, penerapan EA yang lebih fleksibel dan responsif menjadi kunci kesuksesan. Namun, untuk mencapai hal ini, organisasi perlu menyeimbangkan antara kebutuhan untuk memiliki kerangka kerja yang kuat dan kemampuan untuk beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan yang tak terduga.

***

Seiring dengan semakin cepatnya perkembangan teknologi dan digitalisasi, pendekatan Enterprise Architecture (EA) yang lebih fleksibel dan adaptif sangat diperlukan untuk membantu organisasi bertahan dan berkembang di pasar yang kompetitif. Namun, seperti yang telah dibahas, banyak perusahaan masih menghadapi tantangan dalam mengimplementasikan kerangka kerja EA secara efektif. 

Meskipun kerangka kerja seperti Zachman Framework menawarkan wawasan teoretis yang sangat berguna, tantangan praktis seperti biaya tinggi, kompleksitas implementasi, dan kurangnya fleksibilitas sering kali menghambat keberhasilan transformasi.

Dalam era yang semakin dipengaruhi oleh teknologi disruptif seperti kecerdasan buatan, otomatisasi, dan analitik data besar, perusahaan perlu merespons lebih cepat terhadap perubahan pasar dan mengintegrasikan teknologi baru dengan cara yang lebih efisien. Fleksibilitas dalam implementasi EA, serta penggunaan teknologi modern seperti cloud dan DevOps, dapat membantu perusahaan lebih siap menghadapi perubahan tersebut. 

Pada akhirnya, kunci sukses dalam menerapkan EA bukan hanya pada penggunaan kerangka kerja tertentu, tetapi pada bagaimana organisasi mampu mengadaptasinya dengan kebutuhan spesifik dan dinamika yang ada. Dengan pendekatan yang lebih responsif, perusahaan dapat memaksimalkan potensi teknologi, meningkatkan efisiensi, dan mempertahankan relevansi di pasar yang terus berkembang.

Referensi:

Gerber, A., le Roux, P., Kearney, C., & van der Merwe, A. (2020). The Zachman Framework for Enterprise Architecture: An explanatory IS theory. IFIP International Federation for Information Processing, 12066, 383--396. https://doi.org/10.1007/978-3-030-44999-5_32

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun