Mohon tunggu...
siti aisyah zumirroh
siti aisyah zumirroh Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Sungailiat

Perkenalkan nama saya SITI AISYAH ZUMIRROH. Lahir di Pulau Bangka kota Pangkalpinang dan sekarang menetap di Sungailiat Kabupaten Bangka Provinsi Kep. Bangka Belitung. Seorang guru mata pelajaran Matematika yang bertugas di SMA Negeri 1 Sungailiat. Saya masih belajar menulis artikel di blog pribadi dan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 3.3

18 November 2022   13:08 Diperbarui: 18 November 2022   14:23 3144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Koneksi Antar Materi Modul 3.3

Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid

Siti Aisyah Zumirroh CGP Angkatan 5

SMA Negeri 1 Sungailiat

Tak terasa perjalanan Calon Guru Penggerak dalam mengikuti Program Pendidikan Guru Penggerak telah menempuh modul terakhir, modul 3.3 tentang Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid. Modul 3.3 adalah modul penghujung dari serangkaian modul dalam Diklat calon guru penggerak. Banyak yang telah membuat saya berubah menjadi lebih baik. Pola pikir (mindset) saya sebagai seorang guru pun berubah, di mulai dari sadarnya nilai dan peran guru, pelajaran bermakna pada murid yang mengandung diferensiasi dan kompetensi sosial emosional, metode coaching saat mengahadapi masalah, pengambilan keputusan berbasis kekuatan aset, menciptakan atau memperbaiki program yang berdampak positif untuk murid, dan hal-hal lainnya membuat saya menjadi lebih paham, mengerti, dan tentunya ingin berubah ke arah yang lebih baik mengajak rekan kerja untuk menjadi lebih baik juga, menciptakan komunitas praktisi yang baik serta menjalin kerja sama yang baik dengan masyarakat sekitar dan komunitas yang ada di seputaran sekolah dan yang mendukung jalannya proses pendidikan. 

Belum pernah ada pelatihan selain PGP ini yang membuat makna yang mendalam. Saya juga merasa sedih karena hampir selesai masa pendidikan ini, rasanya masih belum cukup dan masih haus akan ilmu. Pendidikan sejatinya selalu membutuhkan perubahan yang baik, maka dari itu perlu mainfullness dari guru-guru untuk menerima ilmu ilmu terbaru dan berubah menjadi yang lebih baik.

Perasaan saya setelah mempelajari modul 3.3 ini adalah memberikan kesan tersendiri terhadap saya sendiri, karena materi ini memberikan pengalaman baru mengenai bagaimana membuat program yang mendorong suara/pilihan dan kepemimpinan murid yang berdampak positif bagi murid. 

Membentuk karakter murid yang berkesesuaian dengan profil pelajar pancasila yang dituangkan dalam modul 3.3 ini memberikan pemahaman kepada saya mengenai pentingnya keterlibatan murid secara aktif. 

Inti sari yang saya dapatkan dari modul ini adalah kepemimpinan murid/student agency merupakan kemampuan murid untuk mengarahkan pembelajaran mereka sendiri, membuat pilihan-pilihan, menyuarakan opini, mengajukan pertanyaan dan mengungkapkan rasa ingin tahu, berpartisipasi dan berkontribusi pada komunitas belajar, mengkomunikasikan pemahaman mereka kepada orang lain, dan melakukan tindakan nyata sebagai hasil proses belajarnya. Menentukan kesepakatan mengenai hal-hal apa saja yang  murid ingin lakukan menjadi hal yang penting. jalannya sebuah program sekolah tidak hanya dibentuk oleh guru atau pihak sekolah, namun juga mempertimbangkan suara murid dan di putuskan berdasarkan pilihan dari murid. Melalui modul 3.3 ini, saya sebagai pendidik lebih menguasai dan memahami kompetensi sebagai guru penggerak dalam hal pengembangan diri dan orang lain. Guru harus optimis mengelola sumber daya dan aset yang dimiliki sebagai suatu kekuatan / potensi sekolah. Masalah atau kekurangan yang dimiliki oleh suatu sekolah tidak lagi menjadi hambatan untuk memajukan pendidikan dan mewujudkan visi misi dan tujuan sekolah yang berpihak pada murid. Namun fokus suatu masalah adalah kebiasaan yang sudah membudaya dan untuk mengubah sebuah kebiasaan bukanlah suatu hal yang mudah, sehingga butuh waktu, butuh proses belajar, butuh kolaborasi dan pemahaman yang matang antar civitas akademik sekolah. Jika pola pikir yang positif sudah tertanam antar civitas akademik sekolah maka sebuah perubahan yang postif juga akan mudah direalisasikan. Dan program yang berdampak positif pada murid akan mudah terlaksana. Sehingga tercapailah profil pelajar pancasila pada murid.

Keterkaitan yang dapat saya lihat antara Modul ini dengan modul-modul sebelumnya dalam mempelajari Modul 3.3 ini, kami diajak kembali untuk menghubungkan materi yang sudah dipelajari sebelumnya untuk membantu dalam pembuatan program. Pengelolaan program sekolah jelas harus berdampak pada murid dengan terlebih dahulu mendesaian perencanaan dan pengelolaan program sekolah secara cermat dan tepat. 

Resiko tidak dapat dihindari, tetapi dapat dikelola dan dikendalikan karena apabila resiko tidak dikelola dengan baik, maka akan mengakibatkan hambatan dan kerugian. untuk itu, sekolah bisa meminimalisir sehingga program sekolah yang telah direncanakan berjalan dengan baik. 

Hubungan Modul 3.3 dengan Modul yang lain adalah Modul 1.1 mengenai filosofi Ki Hajar Dewantara, bahwa guru mempunyai peran strategis untuk menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak sehingga mereka dapat bahagia dan selamat sebagai individu masyarakat. Dalam modul ini juga dibahas bahwa murid adalah pribadi yang unik dan utuh, sehingga guru sebaiknya dapat menuntun murid sesuai dengan kodratnya.

Modul 1.2 mengenai nilai dan peran guru penggerak. Adapun nilai-nilai dari seorang guru penggerak yaitu mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif dan berpihak pada murid. Nilai dan peran dari guru penggerak tidak terlepas dari cita-cita mulia untuk mewujudkan profil pelajar pancasila dan merdeka belajar. Dalam menjalankan perannya, seorang guru tidak hanya cukup sebagai pemimpin pembelajaran di kelas, namun juga memiliki tanggung jawab sebagai pemimpin dalam pengelolaan program sekolah yang berpihak pada murid.

Modul 1.3 dalam merencanakan dan mengelola program yang berdampak pada murid dilakukan dengan menggunakan pendekatan inkuiri apresiatif model BAGJA, dengan terlebih dahulu memetakan aset atau sumber daya sekolah, dan mengembangkan aset atau potensi yang bisa dikembangkan untuk merencanakan program sekolah yang berdampak pada murid.

Modul 1.4 tentang budaya positif, berupa lingkungan yang mendukung perkembangan potensi, minat dan profil belajar murid terutama kekuatan kodrat pada anak-anak. Guru hendaknya dapat mengoptimalkan sumber daya lingkungan yang positif dan mengembangkan budaya positif agar anak-anak dapat tumbuh sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman dan mendukung program yang berdampak pada murid.

Pada Modul 2.1 seorang guru penggerak dapat menggunakan pembelajaran berdiferensiasi untuk memberikan pelayanan terbaik yang berpihak pada murid. Pembelajaran berdiferensiasi ini merupakan solusi atas beragamnya karakteristik dan kecerdasan murid. Sebelum merencanakan pembelajaran berdiferensiasi, seorang guru hendaknya melakukan pemetaan terhadap kebutuhan belajar, minat dan profil belajar murid. Hal ini dilakukan untuk mengetahui aset atau kekuatan yang dimiliki oleh murid.

Pada Modul 2.2, seorang guru dilatih untuk mampu mengembangkan kompetensi sosial pada diri murid. Tehnik mindfullness menjadi strategi pengembangan lima kompetensi sosial emosional yang didasarkan pada program yang berpihak pada murid dan mewujudkan merdeka belajar dan budaya positif di sekolah.

Modul 2.3 tentang coaching yang merupakan sebuah tehnik atau strategi seorang pemimpin pembelajaran untuk menuntun anak dan menggali potensi yang dimiliki oleh anak dan memberikan keleluasaan anak-anak berkembang dan menggali proses berpikir. Dalam pengelolaan program yang berdampak pada murid, coaching dapat digunakan sebagai strategi untuk mengembangkan sumber daya murid, mengembangkan kepemimpinan murid, menggali potensi murid untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu keselamatan dan kebahagiaan anak setinggi-tingginya.

Modul 3.1, sebagai seorang pemimpin pembelajaran, seorang guru harus dapat mengambil keputusan secara bijak, yaitu keputusan yang berpihak pada murid. Dasar, prinsip serta paradigma atau nilai dalam pengambilan keputusan harus konsisten, terutama berkaitan dengan dilema etika atau bujukan moral.

Modul 3.2 Membahas tentang pengelolaan sumber daya, bahwa seorang guru sebagai pemimpin pembelajaran maupun pengelola program sekolah harus dapat memetakan dan mengidentifikasi aset-aset yang ada di sekolah, baik aset fisik maupun non fisik. Hal tersebut dapat mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh sekolah sebagai komunitas belajar, dibandingkan dengan pendekatan berbasis masalah. Dengan berfokus pada aset yang dimiliki, maka pengelolaan program yang berdampak pada murid dapat terencana dengan baik.

Modul 3.3 yaitu yaitu tentang pengelolaan program yang berdampak pada murid. Ada 7 aset atau modal yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan sekolah, yaitu : modal manusia, modal sosial, modal fisik, modal lingkungan/alam, modal finansial, modal politik, modal agama dan budaya. Dengan mengetahui modal atau sumber daya yang ada di sekolah, maka sebagai pemimpin guru harus bisa memetakan 7 aset tersebut dan mengoptimalkan pengelolaannya untuk peningkatan pembelajaran di sekolah.

Setelah mempelajari modul 3.3 pengelolaan program yang berdampak pada murid. Menurut perspektif saya, saya mulai memahami bahwa pembelajaran yang berpihak pada murid di mulai dari mendengarkan suara murid, ide-ide baik yang bisa kita ambil dan terapkan. 

Program atau kegiatan sekolah pada pengelolaan program tersebut melalui perencanaan yang matang dan diselenggarakan berdasarkan kebutuhan murid sesuai karakteristik lingkungan melalui memetakan sumber daya (modal aset) sebagai kekuatan atau potensi. Program yang Berdampak Positif di Sekolah bisa beradptasi dari praktik baik dengan sekolah lain baik berada di Sungailiat, Bangka, maupun kunjungan ke Sekolah di luar Bangka. Seperti kegiatan beberapa murid dan guru yang berkunjung di Yogyakarta pada bulan Oktober kemarin, dari kunjungan tersebut banyak praktik baik yang bisa kita terapkan di sekolah yang disesuaikan dengan pemetaan aset di SMAN 1 Sungailiat.

Setelah merencanakan program yang berdampak bagi murid, melalui keterlibatan aktif murid, dan kolaborasi dengan rekan sejawat dan komunitas masyarakat di sekitar yang ada, maka program tersebut akan di laksanakan dan dievalusi. 

Pada proses pelaksanaan, bertujuan agar program-program tersebut dapat berdampak positif pada murid. Contohnya pada kegiatan mulai dari kelas yang kita ampu, mulai diberikan program literasi sebelum belajar, kegiatan pembenahan kelas (gerbek kelas), menerapkan program 5S, menerapkan program citilink (cinta lingkungan), menerapkan sarapan bersama dengan murid, program ekstrakurikuler yang lebih bermakna pada murid, dan banyak lagi hal lainnya yang bisa diterapkan di sekolah.

Secara keseluruhan dari pendidikan yang telah saya lewati mulai dari bulan April hingga saat ini, saya semakin memahami sejatinya kita menjadi seorang guru bukan untuk diri kita namun untuk menghamba dan membumikan ilmu kita untuk murid kita, pendidikan bukan hanya sekedar memberikan ilmu namun karakter anak, kebahagian anak yang harus kita perhatikan, karena tujuan mulia kita mendidik adalah untuk mencapai murid yang memiliki profil pelajar pancasila, murid yang bahagia dan semua kegiatan yang berpusat pada murid.

Akhir dari setiap artikel yang saya tulis, Mari kita Tergerak, Bergerak, dan Menggerakan perubahan pendidikan kita menuju kebahagian para murid.

Demikianlah artikel saya pada Modul 3.3 Pengelolaan Program yang Berdampak Positif Pada Murid. 

Semoga menginpiraasi untuk para pembaca.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun