Mohon tunggu...
siti aisyah zumirroh
siti aisyah zumirroh Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Sungailiat

Perkenalkan nama saya SITI AISYAH ZUMIRROH. Lahir di Pulau Bangka kota Pangkalpinang dan sekarang menetap di Sungailiat Kabupaten Bangka Provinsi Kep. Bangka Belitung. Seorang guru mata pelajaran Matematika yang bertugas di SMA Negeri 1 Sungailiat. Saya masih belajar menulis artikel di blog pribadi dan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Guru, Pemimpin Para Murid

23 Oktober 2022   23:21 Diperbarui: 23 Oktober 2022   23:56 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Coaching termasuk keterampilan yang penting dalam menggali suatu masalah yang sebenarnya terjadi, mengindentifikasi masalah dan membuat pemecahan masalah secara sistematis. Konsep coaching TIRTA sangat ideal apabila dikombinasikan dengan sembilan langkah konsep pengambilan dan pengujian keputusan sebagai evaluasi terhadap keputusan yang kita ambil. Pembimbingan yang diberikan oleh pengajar praktik dan fasilitator telah membantu saya berlatih mengevaluasi keputusan yang saya ambil, menimbang pakah keputusan tersebut sudah berpihak pada murid, sudah sejalan dengan nilai-nilai kebajikan universal dan apakah keputusan tersebut dapat saya pertanggungjawabkan.

Kemudian bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan? Guru harus mampu menjembatani perbedaan minat dan gaya belajar murid di kelas sehingga dalam proses pembelajaran, murid mendapatkan kegiatan belajar yang menyenangkan dan sesuai dengan minat, bakat dan profil belajar tiap murid. Untuk itu diperlukan pengambilan keputusan yang tepat agar seluruh kebutuhan belajar murid terakomodir dengan baik. Kompetensi sosial dan emosional diperlukan agar guru dapat fokus memberikan pembelajaran dan dapat mengambil keputusan dengan tepat dan bijak sehingga dapat mewujudkan merdeka belajar di kelas maupun di sekolah.

Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik? Pada pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika, diperlukan kesadaran diri untuk mengambil keputusan. Kita dapat menggunakan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah konsep pengambilan dan pengujian keputusan terutama pada uji legalitas untuk menentukan apakah masalah tersebut termasuk dilema etika atau bujukan moral. Apabila permasalahan yang dihadapi adalah bujukan moral maka dengan tegas sebagai seorang guru kita harus kembali pada nilai-nilai kebenaran. Pengambilan keputusan berbasis peraturan akan di ambil. Apabila permasalah yang dihadapi adalah dilema etika, maka selanjutnya kita akan menentukan 4 paradigma yang ada memebuhi yang mana saja, kemudian dilanjutkan dengan 3 prinsip, dan 9 langkah pengujian dilakukan.

Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman? Pengambilan keputusan yang tepat, tentu akan berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Maka untuk melakukan perubahan, diperlukan suatu pendekatan yang sistematis. Dalam hal ini kita menggunakan pendekatan inkuiri apresiatif BAGJA untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik.

Adapun kesulitan di lingkungan saya dalam menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus delima etika antara lain : perbedaan pendapat yang di sebabkan adanya perbedaan sudut padang sebuah kasust, Banyaknya teman sejawat yang belum memahami materi tentang pengambilan keputusan yang tepat dengan menggunakan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah, adanya rasa kekawatiran terhadap keputusan yang diambil apakah tepat atau tidak. Perlu adanya sosialisasi yang rutin cara penangganan sebuah kasus dengan menggunakan paradigma baru.

Dan pada akhirnya, apakah pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Menurut pendapat saya, semua tergantung kepada keputusan seperti apa yang diambil, apabila keputusan tersebut sudah berpihak kepada murid dalam hal ini tentang metode yang digunakan oleh guru, media dan sistem penilaian yang dilakukan yang sudah sesuai dengan kebutuhan murid, maka hal ini akan dapat memerdekakan murid dalam belajar dan pada akhirnya murid dapat berkembang sesuai dengan bakat,  potensi dan kodrat murid-murid.

Dan pada akhirnya, apakah pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Nah menurut pendapat saya, semua tergantung kepada keputusan seperti apa yang diambil, apabila keputusan tersebut sudah berpihak kepada murid dalam hal ini tentang metode yang digunakan oleh guru, media dan sistem penilaian yang dilakukan yang sudah sesuai dengan kebutuhan murid, maka hal ini akan dapat memerdekakan murid dalam belajar dan pada akhirnya murid dapat berkembang sesuai dengan potensi dan kodratnya.

Kemudian bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya? Ketika guru sebagai pemimpin pembelajaran, guru akan  melakukan pengambilan keputusan yang memerdekakan dan berpihak pada murid, maka dapat dipastikan murid-muridnya akan belajar menjadi orang yang merdeka, kritis, kreatif, inovatif dalam mengambil keputusan yang menentukan bagi masa depan mereka sendiri. Di masa depan mereka akan tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang matang, penuh pertimbangan dan cermat dalam mengambil keputusan-keputusan penting bagi kehidupannya.

Kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya adalah pengambilan keputusan adalah suatu kompetensi yang harus dimiliki oleh guru dan harus berlandaskan pada filosofi KI Hajar Dewantara yang dikaitkan sebagai pemimpin pembelajaran, pengambilan keputusan harus berdasarkan pada budaya positif dan menggunakan alur BAGJA yang akan mengantarkan pada lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman (well being), dalam pengambilan keputusan seorang guru harus memiliki kesadaran penuh (mindfulness) untuk menghantarkan murid menuju profil pelajar pancasila, dan dalam perjalanannya menuju profil pelajar pancasila, ada banyak dilema erika dan bujukan moral sehingga diperlukan panduan empat paradigma, tuga prinsip dan sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan untuk memutuskan dan memecahkan masalah agar keputusan yang diambil berpihak pada murid untuk mewujudkan merdeka belajar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun