Tulisan ini saya buat guna untuk memenuhi tugas koneksi antar materi pada Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin.
Nama   : Siti Aisyah Zumirroh, S.Pd
CGP Angakatn 5
SMA Negeri 1 Sungailiat
Sekolah sebagai lembaga pendidikan berperan untuk memajukan sumber daya manusia yang di dalamnya terdapat kegiatan proses belajar mengajar yang teratur dan terencana. Agar kegiatan berjalan dengan lancar, maka harus ada sosok pemimpin yang mengatur dan mengelola proses tersebut. Guru sebagai pemimpin pembelajaran adalah motor penggerak bagi murid. Guru sebagai pemimpin pembelajaran perlu melaksanakan langkah-langkah dalam rangka pengambilan keputusan untuk mengelaborasi strategi pembelajaran yang berpihak kepada murid.Â
Lalu bagaimanakah pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil?
Filosofi Pratap Triloka khususnya ing ngarso sung tuladha memberikan pengaruh yang besar dalam mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Ki Hadjar Dewantara berpandangan bahwa sebagai guru  harus memberikan tauladan atau contoh praktik baik kepada murid. Dalam setiap pengambilan keputusan, guru harus memberikan karsa atau usaha keras sebagai wujud filosofi Pratap Triloka ing madya mangun karsa dan pada akhirnya guru menuntun murid untuk dapat menyelesaikan atau mengambil keputusan terhadap permasalahannya secara mandiri (Tut Wuri Handayani).
Kemudian bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Dalam pengambilan keputusan sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita. Nilai-nilai tersebut bagaikan gunung es yang terlihat kecil di permukaan air tetapi merupakan bagian yang besar di dalam alam bawah sadar kita. Maka penting untuk memupuk nilai-nilai positif dalam diri kita yang nantinya akan menjiwai setiap keputusan yang kita ambil. Ada 3 prinsip di dalam pengambilan keputusan: pemikiran berbasis peraturan, pemikiran berbasis hasil akhir, berpikir berbasis rasa peduli. Ketiga prinsip tersebut sangat relevan dengan nilai-nilai kebajikan.
Kemudian bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.