Mohon tunggu...
Siti Aisyah S.Pd M.Pd.
Siti Aisyah S.Pd M.Pd. Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Pegiat Literasi, Seorang Pengajar di Kampus Swasta, Menjadi Abdi Desa, Ibu rumah Tangga dan Pegiat Literasi dengan CItati Google schoolar, dan Penulis Artikel Ilmiah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Supervisi Klinis pada Pembelajaran

17 Januari 2024   18:30 Diperbarui: 17 Januari 2024   18:32 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Supervisi Klinis

Menurut Akhmad Sudarjat, supervisi klinis adalah supervisi yang difokuskan pada perbaikan pembelajaran melalui siklus yang sistematis. Supervisi klinis adalah supervisi yang jarang dilakukan, karena merujuk pada supervisi yang dilakukan karena adanya procedural pembelajaran yang tidak dilakukan atau adanya pembelajaran yang parah untuk diperbaiki. Supervisi klinis mengandung kata klinis artinya secara cepat dan tepat harus langsung diberikan tindak lanjut untuk dilakukannya supervisi. 

Kenapa hal demikian dikatakan jarang dilakukan? Karena merujuk pada proses pembelajaran di kelas, semua guru memiliki kompetensi yang mumpuni, karena background Pendidikan yang telah dijalaninya adalah profesi guru, sehingga diperlukannya secara langsung supervisi untuk kegiatan dan peningkatan proses pembelajaran dikelas. Siklus ini dimulai dari tahap perencanaan, pengamatan hingga analisis yang intensif terhadap penampilan pembelajaran dengan tujuan memperbaiki proses pembelajaran. Ada beberapa alasan penting supervisi klinis diperlukan. Di antaranya adalah sebagai berikut :

  • Tidak ada umpan balik dari orang yang kompeten sehubungan dengan praktik profesional untuk memenuhi standar kompetensi dan kode etik.
  • Ketinggalan iptek dalam proses pembelajaran.
  • Kehilangan identitas profesi.
  • Kejenuhan profesional.
  • Pelanggang kode etik yang akut.
  • Mengulang kekeliruan secara masif.

Supervisi kilinis ini dgunakan untuk peningkatan profesionalisme guru Hal ini dilakukan dengan cara memberi respon terhadap perhatian dengan cara memberi respon terhadap perhatian utama dan kebutuhan guru yang berhubungan dengan tugasnya. Tujuan supervisi klinis yaitu:

  • Menyediakan umpan balik yang objektif bagi guru tentang kegiatan mengajar yang baru saja dijalankan.
  • Membantu memecahkan masalah yang dihadapi guru di kelas, khususnya dalam proses belajar mengajar.
  • Membantu guru dalam mengembangkan keterampilan menggunakan strategi-strategi mengajar.
  • Sebagai dasar untuk menilai guru dalam kemajuan pendidikan dan promosi jabatan atau pekerjaan mereka.
  • Senantiasa membangun perilaku positif didalam kelas, guna meningkatkan kompetensi diri dan peningkatan profesionalisme diri. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun