Mohon tunggu...
Siti Aisyah S.Pd M.Pd.
Siti Aisyah S.Pd M.Pd. Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Pegiat Literasi, Seorang Pengajar di Kampus Swasta, Menjadi Abdi Desa, Ibu rumah Tangga dan Pegiat Literasi dengan CItati Google schoolar, dan Penulis Artikel Ilmiah

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Hati Bertaut Pada Siapa?

9 Januari 2024   18:15 Diperbarui: 9 Januari 2024   18:37 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Aku menjadi pusing entah siapa sebenarnya  yang aku cintai. Dan aku tidak tahu akan pemilik tulang rusuk ini siapa. Dan bulan ramadhan datang menyapa. Di bulan ramadhan yang katanya segala doa akan diijabah oleh Allah maka aku memperbanyak doa pada hari-hari yang kujalani. Pada suatu malam di saat ku merasa jenuh dengan perasaan ini kepada siapakah aku berharap karena aku takut berharap kepada seorang yang tidak mengaharapkanku. Maka di setiap pulang tarwih di mesjid aku menyempatkan shalat hajat di rumah, shalat hajat itupun kulakukan 3 malam berturut-turut dengan  harapan bahwa

"YA Tuhanku janganlah Engkau berikan perasaan ini jika memang dia (ketiganya) tidak pantas ku harapkan. "

"Janganlah Engkau berikan kepada hamba perasaan ini jika memang dia bukanlah Jodohku, akan tetapi, jika memang dia jodoh Hamba maka jagalah hati ini agar tetap suci dan yakinkanlah kepada hamba bahwa dialah pemilik tulang rusuk ini, akan tetapi jika memang bukan dia, maka biarkanlah perasaan itu hilang secepatnya dan jangan engkau berikan kepada kami harapan-haapan palsu.

"Ya Allah  dekatkanlah diri  hamba kepada orang-orang yang akan membuat hamba  semakin dekat kepadamu, datanglah kepada hamba, hamba-hambaMu yang Mulia yang senatiasa mendekatkan diri kepadamu, Ya allah jika mereka (ketiganya), bukanlah jodoh hamba maka datangkanlah kepada hamba jodoh hamba agar hamba yakin dan memantaskan diri baginya, biarkanlah hamba bertemu dengannya walau hanya sekejap saja sebelum hari dimana kami sah menjadi pasangan yang dikaruniai olehmu.."

 Doa-doa diataslah yang selalu kupanjatkan kepadanya di setiap sholah hajat itu, tapi entah Allah benar- benar memberikan jawabannya kepada doa-doa hamba yang sangat hina dina ini.

 2 hari sebelum hari lebaran ada seorang yang hadir di kehidupanku, dia itu adalah sepupu dari anak saudara dari ayahku. Sudah kurang lebih 23 tahun dia baru datang lagi ke kampung, semenjak dia datang pada waktu pernikahan ayahku yang dia masih berumur 3 tahun lebih.

Pada mulanya aku tidak tahu mengenai dia, hanya tahu nama aja. Kedatangannya hanya dalam 4 hari saja di rumah nenek, dan ke rumah cuman 1 malam bermalam dan itupun kami tidak pernah ngobrol berdua, karena sepertinya kami memilki karakteristik yang hampir sama, yaitu agak pemalu kalau baru kenal orang yah.. bisa di bilang agak cuek dikitlah... dan akupun bersikap seperti itu juga.

Hehe.. pada mulanya aku biasa-biasa saja tapi setelah 4 hari dia tinggal di kampung dan ini hari terakhirnya dirumah nenek soalnya dia harus mudik ke kampung halamannnya yang sebelumnya dia dari samarinda karena kapalnya berlabuh disana. Dan perlu semua ketahui kalau sepupuku ini adalah seorang pelayaran yang hidupnya itu hanya dilaut. Karena seorang pelayaran berlayar sekitar 3 bulan baru bisa libur lagi atau pulang kampung.

Pada hari terakhirnya baru ada sedikit interaksi dengan dia, karena saya sempat kerumah nenek dan ternyata sampai di sana ternyata baru tah kalau orangnya itu yah.. ternyata asik diajak ngobrol oleh tante, semuanya dibahas.. tapi kalau sama aku mungkin cuman tidak ada topik pembahasan atau mungkin karena aku yang memang cuek karena kalau dia sempat tersenyum sama aku, aku malah memalingkan muka. tapi begitula caraku agar perasaan itu tidak tumbuh.

Tapi hal yang aneh terjadi karena pada malam sebelunmya ada bisikan dari hatiku bahwa" mungkinkah dia adalah jawaban dari doa ku sebelun ini? Apakah Allah mempertemukanku dengan sesosok pemilik tulang rusukku?.. tapi entah kenapa tak sadar mata ini meneteskan air mata yang sangat sejuk rasanya... aku merasa tidak ikhlas melepaskan kepergiannya,.. entah.. perasaan itu bercampur aduk.

 Pada malam itupun dia pulang kampung menuju ke bandara sebelum mendarat ke daerah asalnya, dan hal yang kusesalkan belum sempat diri ini memilki no.hpnya. yah jadi aku minta aja no.nya di sepupuku yang sempat kerja dirumahnya.

Bersambung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun