Tak bisa kupungkiri
Bahwa aku memang berbeda
Berbeda dari orang sekitarku
Entah dari Fisikku atau Jiwaku
Mencoba bertahan hidup
dalam gemuruh pertanyaan dan permasalahan hidupku
Kulihat mereka duduk salingh berpegangan tangan
Merengguh jiwa yang bebas keman-mana berdua
Menapaki jalan Bersama ditengah rerumputan
Membasmi segala ciutan yang lain
tentang kesuksesan dan kerendahan
Aku tak Tahu atas dasar apa penilaian itu untukku
Cuitan dan Kicauanku tak pernah dihiraukan
Tak pernah didengarkan
bahkan untuk mengulangi kicauanku pun
harus ku sembunyi dan mencari tempat sendiri,
karena keasingan dari kicauanku
bahkan memekakkan telingaku sendiri.
Kicauanku dan kicauan mereka berbeda.
Aku yang menikmati pemandangan seorang
yang senantiasa Bersama dan mereka
yang menikmati alam Bersama
dengan panutan dan pujaannya.
Berbekas dan takkan tersakiti lagi
Iyah, itu yang ada.
Tapi bisakah Kembali memberi bekas
pada pengalaman hidup seperti mereka?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H