Komunitas Pemerhati Penyakit TB
TB atau TBC adalah salah satu penyakit menular yang dapat kita temui di sekitar kita. TBC atau Tuberkulosis yang disebakan oleh penyakit infeksi yang berasal dari bakteri tuberculosis.
Penyakit TBC merupakan penyakit yang menular khususnya bagi generasinya atau keturunannya, selain daripada itu juga dapt menyebar kepada orang yang memiliki golongan darah yang sama dengan penderita TBC ni. TBC ini penyakit yang menyebabkan penderitanya mengalami sesak napas, karena bakteri tersebut masuk kedalam paru-paru sehingga mengganggu pernapasan para penderitanya.
Bahayanya penyakit TBC ini, mendapatkan perhatian khusus, karena penyakit TBC ini, agak susah untuk diklarifikasi, apalagi jika penyakit ini baru mulai menjangkit penderitanya. Beberapa kasus juga menyatakan bahwa para penderita TBC ini terkadang tidak menyatakan atau menghindarkan kontaknya dengan masyarakat., Karena jika sudah diketahui oleh masyarakat terhadap siapa yang menderita penyakit TBC ini, maka masyarakat akan otomatis menghindari kontak dan Bersama-sama dalam suatu ruang.
Dengan bahaya dan sosialisasi yang baik yang akan digunakan oleh seluruh masyarakat tentang penyakit TB ini, maka muncullah Gerakan Komunitas pemerhati Penyakit Tuberkulosis ini, diantaranya kelompok YAMALI TB.
YAMALI TB adalah kelompok masyarakat yang peduli akan Tuberkulosis. Kelompok ini Genjar melakukan sosialisasi dan pembelajaran terkait penyakit TB itu sendiri, baik dalam bentuk aksi, pamflet, ataupun bentuk kegiatan terjun langsung di wilayah TB, serta melakukan pengobatan dan instruksi dalam pengurusan penyakit dan penderita TB.
Komunitas-komunitas YAMALI TB ini, bukan komunitas masyarakat biasa, namun terdiri atas dokter-doker pemerhati Kesehatan baik dari dokter spesialis paru, dokter umum, perawat, kader Kesehatan dan kader posyandu. Yang memiliki jiwa peduli akan penyakit TB.
Penyakit TB dan penderita bukanlah suatu hal yang harus kita takuti dan hindari dengan penderitanya, namun lebih kepada saling mengingatkan dan menghambat akan penyebaran virus melalui kontak langsung, penggunaan barang yang sama dengan penderita TB, serta pemberian informasi-informasi akurat tentang penyakit TB ini.
Dengan keberlangsungan kelompok peduli TB ini, diharapkan masyarakat mampu untuk menerima keberadaan TB itu endiri, serta berupaya menghindari dan mencegah TB itu sendiri dari diri sendiri, serta mulai pola hidup sehat.
sitiaisyah110385@gmail.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H