Mohon tunggu...
Siti Aisyah S.Pd M.Pd.
Siti Aisyah S.Pd M.Pd. Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Pegiat Literasi, Seorang Pengajar di Kampus Swasta, Menjadi Abdi Desa, Ibu rumah Tangga dan Pegiat Literasi dengan CItati Google schoolar, dan Penulis Artikel Ilmiah

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Jiwa Pendidik Masuk ke Dunia Masyarakat

9 Juni 2023   12:24 Diperbarui: 9 Juni 2023   12:43 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai seorang yang berlatar belakang pendidik, yang belajar tentang berbagai kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang pendidik, diantaranya kompetensi paedagogik. kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Kompetensi-kompetensi tersebut harus SENANTIASA melekat dan tumbuh dalam diri pribadi. Kompetensi paedagogik diantaranya bagaimana seorang guru mampu mentransfer ilmu dan pengetahuan yang dimiikiya kepada peserta didik. Hal yang dipelajari disini adalah cara mengajar, mempersiapkan bahan ajar berupa silabus dan rpp atau bentuk kurikulum lainnya, bahan ajar, sumber belajar, sarana pelajaran lainnya, stategi belajar, dan sistematika pembelajaran, dan terkahir adalah cara memberikan evaluasi terhadap apa yang dipelajari siswa, melakukan penilaian pelajaran siswa, remedi, dan pemberian penilaian berupa penilaian afektif, knowledge dan penilaian motorik siswa berupa prkatik dalam kehidupan sehari-hari. Hal yang diuraikan diatas barulah satu bentuk kompetensi bukan?, maka betapa luas cakupan yang dipelajari oleh seorang guru,.

selanjutnya, kompetensi kepribadian. Pada kompetensi ini, guru dituntut menjadi sempurna dimata seorang siswa atau peserta didiknya, mampu memberi contoh, memberi teladan dalam tutur kata, perbuatan dan perlakuan. kompetensi lainnya, yaitu kompetensi sosial. Pada kompetensi sosial, seorang pendidik diberikan bekal untuk snentiasa mampu berbaur dengan masyarakat sekitar atau orang lain, baik dalam lingkup sekolah yaitu kepala sekolah, guru maupun siswa lainnya, juga harus menjalin hubungan sosial yang baik kepada orangtua siswa komite sekolah maupun masyarakat. Olehnya itu, hubungan pendidik dan masyarakat juga menjadi salah satu penilain Standarisasi nasional pada hubungan masyarakat. Humas nanti, akan dibahas pada bagian lainnya. !

kompetensi selanjutnya, yaitu kompetensi profesional, menjadikan seorang guru senantiasa profesional dan akuntabilitas terhadap tugasnya dalam mendidik generasi muda sekarang ini. Profeional dalam artian disini, sennatiasa mementingkan kepentingan sekolah dibandingkan kepentingan pribadi maupun keluarga.

Dibeberapa kasus lainnya, menjadikan seorang pendidik, jika masyarakat melihat satu perbuatan buruk seornag guru, atau perbuatan menyimpang lainnya, maka dianggap sebagai hal yang sangat tidak pantas, karena latar belakang diriya sebagai seorang pendidik. Padahal jika ditelusuri, pendidik juga manusia biasa, tidak luput dari kesalahan, namun tetap dianggap tabu bagi masyarakat. Pandangan masyarakat yang berbeda, Ketika dalam profesi lainnya melakukan suatu penyimpangan, hanyalah sanksi sosial dan senantiasa memakluminya. Maka disinilah, rasa hormat dan penyempurnaan seorang pendidik dibanding profesi lainnya. Maka senantiasa bersyukurlah bagi kita yang terlahir dalam dunia Pendidikan, dan senantiasa mencari Pendidikan dimanapun itu.

Sebagai seorang pendidik, Ketika dihadapkan pada dunia kenyataan khsuusnya dalam dunia masyarakat. Kita bisa saja syok terhadap situasi yang kita temukan. Hal tersebut terjadi karena apa yang kita pelajari dalam dunia sekolah atau bangku perkuliahan hanyalah sebatas teori-teori dan pandangan para ilmuan, walaupun ilmuan tersebut hasil dari pengalaman ataupun penelitian yang dperoleh di masyarakat pula. Namun masih jauh dari teori dan pengalaman yang diperoleh.  Hal ini sudah kita temui dalam dunia kenyataan berbagai ketimpangan-ketimpangan sosial, banyaknya konsideran, norma-norma, nilai-nilai serta banyaknya istilah "pemakluman" dalam  yang terjadi di masyarakat yang tidak bisa kita pelajari dalam dunia Pendidikan atau bangku kuliah. Olehnya itu, pendidik yang masuk kedalam dunia masyarakat menjadikan kita belajar dari 0 kembali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Manajemen Keuangan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun