Mohon tunggu...
Siti Aisah
Siti Aisah Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya seorang guru Sejarah yang mengajar di SMAIT Al Multazam 2 Linggajati. Hobby saya membaca, traveling dan shopping. Saya juga beminat kepada Sejarah dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Rangkuman Koneksi Antarmateri Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin

16 Oktober 2024   15:31 Diperbarui: 16 Oktober 2024   15:56 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ki Hadjar Dewantara yang kita kenal dengan Pratap Triloka nya yaitu, "Ing Ngarso Sung Tulodho", di depan memberi teladan, "Ing Madyo Mangun Karso", di tengah membangun motivasi, dan "Tut Wuri Handayani, dibelakang memberikan dukungan, sangat relevan dengan peran seorang guru sebagai pemimpin pembelajaran.

 Beliau mengajarkan bahwa seorang guru harus menjadi teladan yang baik di hadapan murid-muridnya. Selain itu, guru juga harus mampu membangkitkan semangat dan motivasi belajar pada murid-muridnya.

 Dan yang tak kalah penting, guru harus selalu siap memberikan dukungan dari belakang. Ketika dikaitkan dengan pengambilan keputusan, prinsip-prinsip ini menunjukkan bahwa seorang guru harus selalu menempatkan kepentingan murid di atas segalanya dalam setiap keputusan yang diambil.

Seorang guru yang memiliki nilai-nilai luhur akan memiliki karakter yang kuat dan berintegritas. Hal ini akan tercermin dalam setiap keputusan yang diambilnya, terutama dalam konteks kepemimpinan. Keputusan yang bijaksana haruslah selalu berorientasi pada kepentingan murid, berakar pada nilai-nilai universal, serta dipertanggungjawabkan.

Salah satu tujuan utama coaching adalah untuk mengoptimalkan potensi individu dalam menyelesaikan masalah. Seorang guru dapat menerapkan keterampilan coaching untuk membantu siswa menemukan solusi atas permasalahan yang dihadapi serta mengembangkan kemampuan yang dimilikinya. 

Melalui proses coaching, keputusan yang diambil siswa akan lebih efektif karena didasarkan pada potensi dan pemahaman diri yang mendalam.

Kecerdasan sosial-emosional guru memiliki peran krusial dalam proses pengambilan keputusan, terutama dalam situasi dilema etika. Hal ini dikarenakan pengambilan keputusan yang baik membutuhkan kemampuan untuk memahami perspektif orang lain, berempati, dan bertindak berdasarkan nilai-nilai moral yang universal.

 Seorang pemimpin yang berpegang teguh pada nilai-nilai universal cenderung mengambil keputusan yang berorientasi pada kepentingan murid, selaras dengan nilai-nilai moral yang diyakininya, dan dapat dipertanggungjawabkan secara penuh.

Penerapan yang konsisten terhadap empat paradigma, tiga prinsip, dan sembilan langkah pengambilan keputusan akan menciptakan lingkungan yang positif, aman, dan kondusif, sehingga mendorong terbentuknya budaya yang baik. 

Namun, dalam menghadapi dilema etika, perbedaan perspektif individu seringkali menjadi tantangan utama dalam membangun konsensus dan mengambil keputusan yang optimal bagi semua pihak.

Penerapan pendekatan pembelajaran yang memberdayakan siswa sangatlah relevan dalam konteks pendidikan modern. Pendekatan ini tidak hanya menciptakan lingkungan belajar yang nyaman, tetapi juga mendorong terbentuknya ekosistem sekolah yang positif. 

Untuk mewujudkan pembelajaran yang berpusat pada siswa dan sesuai dengan potensi masing-masing, guru perlu melakukan asesmen diagnostik secara berkala. Melalui asesmen ini, guru dapat merancang pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan minat serta kemampuan unik setiap siswa.

Seorang guru, sebagai pemimpin pembelajaran, memiliki tanggung jawab untuk memaksimalkan potensi setiap anak agar mencapai kesejahteraan hidup yang optimal. Oleh karena itu, dalam pengambilan keputusan, kepentingan terbaik bagi siswa harus selalu diutamakan untuk menjamin masa depan yang cerah bagi mereka.

Modul 3.1 telah mengajarkan kepada kita bahwa pengambilan keputusan yang efektif sebagai seorang pemimpin haruslah didasarkan pada kerangka kerja yang komprehensif, meliputi empat paradigma, tiga prinsip, dan sembilan langkah pengambilan keputusan. Lebih jauh lagi, keputusan yang diambil harus berorientasi pada kepentingan siswa, menjunjung tinggi nilai-nilai moral universal, dan disertai dengan rasa tanggung jawab.

Bujukan moral melibatkan pilihan antara tindakan yang jelas benar dan salah, sedangkan dilema etika menyajikan pilihan antara dua tindakan yang keduanya dianggap benar. 

Dalam pengambilan keputusan, terdapat empat paradigma utama yang seringkali saling bertentangan, yaitu individu versus kelompok, keadilan versus belas kasihan, kebenaran versus kesetiaan, dan jangka pendek versus jangka panjang. 

Selain itu, terdapat tiga prinsip dasar dalam pengambilan keputusan, yakni berorientasi pada hasil, berorientasi pada aturan, dan berorientasi pada empati. Proses pengambilan keputusan yang efektif melibatkan sembilan langkah, mulai dari identifikasi nilai-nilai yang bertentangan hingga refleksi atas keputusan yang telah diambil.

Sebelumnya, saya telah mencoba untuk mengambil keputusan berdasarkan nilai-nilai moral yang universal ketika dihadapkan pada dilema etika. Namun, saya belum menerapkan secara sistematis kerangka kerja pengambilan keputusan yang terdiri dari empat paradigma, tiga prinsip, dan sembilan langkah. 

Keputusan saya pada saat itu lebih didasarkan pada intuisi dan pemahaman pribadi saya tentang apa yang dianggap benar.

Setelah mempelajari modul ini, pemahaman saya mengenai perbedaan antara bujukan moral dan dilema etika menjadi lebih jelas. Saya juga telah memperoleh pengetahuan yang komprehensif tentang kerangka kerja pengambilan keputusan yang terdiri dari empat paradigma, tiga prinsip, dan sembilan langkah. 

Modul ini sangat berharga bagi saya karena telah menyadarkan saya akan pentingnya setiap keputusan yang saya ambil, terutama dalam konteks pendidikan. Saya memahami bahwa setiap keputusan harus selalu berpihak pada kepentingan siswa, berlandaskan nilai-nilai luhur, dan dapat dipertanggungjawabkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun