Mohon tunggu...
Siti Ainuniyah
Siti Ainuniyah Mohon Tunggu... Guru - IAIN JEMBER

Siti Ainuniyah IAIN JEMBER 23 Juni 2000

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Pragmatisme

21 April 2020   22:25 Diperbarui: 21 April 2020   22:23 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Assalamualaikum Wr.Wb. Berikut merupakan penjelasan dari saya mengenai "Filsafat pragmatisme dan tokoh-tokoh filsafat Pragmatisme"

A.Pengertian Filsafat Pragmatisme

Secara bahasa dari bahasa Yunani, kata Pragma  artinya tindakan atau perbuatan, dan Isme yang berarti ajaran atau paham. Pragmatisme mengajarkan yang benar yaitu apa yang membuktikan dia benar. Kebenaran sesuatunya yaitu dengan apakah sesuatu mempunyai kegunaan didunia nyata.

1. Menolak segala intelektual.
2. Menolak segala absolutisme.
3. Meremehkan logika formal.

Kuatnya konsep kegunaan pada pragmatisme lebih ditetapkan pada kebenaran sains. Dalam pragmatisme, pengetahuan tidak selalu diidentikkan dengan kenyataan tetapi menjadi dua hal yang terpisah, Yaitu 2 hal itu yaitu:

a. Kebenaran, adalah segala suatu yang bersifat lahiriah-material,yang  memiliki bukti empirik langsung yang tertangkap dunia indera.
b. Abstrak (non materi) cenderung di kotakkan ke wilayah 'kepercayaan' bukan dianggap wilayah ilmu,dan atribut yang paling tinggi yang bisa diraih oleh dunia abstrak-metafisik.

Ada 3 kekeliruan yang dibuktikan dengan 3 pemikiran:
1. Kritik dari landasan ideologi pragmatisme.
2. Kritik dari metode pemikiran.
3. Kritik terhadap pragmatisme itu sendiri.

Pragmatisme dalam pendidikan mengarahkan subyek saat belajar disekolah agar tidak berbeda dengan saat berada diluar sekolah, ide gagasan yang berkembang menjadi sasaran keberhasilan.

B. Implikasi Filsafat Pragmatisme dalam Pendidikan
1.Tujuan Pendidikan
Yaitu memberikan pengalaman hal-hal baru.

2. Kedudukan Siswa
Yaitu organisasi yang memiliki kemampuan luar biasa dan kompleks.

3. Kurikulum
Yaitu guru menyesuaikan bahan ajar dengan kebutuhan dan minat siswa.

4. Metode
Yaitu learning of doing: belajar sambil bekerja, Problem solving method: metode pemecahan masalah. Incuire and discovery: penyelidikan dan penemuan.

5. Peran Guru
Mengawasi dan membimbing pengalaman belajar siswa tanpa mengganggu minat dan bakat siswa.

C. Tokoh-tokoh Filsafat Pragmatisme
1. Charles Sander Pierce
Pemikirannya yaitu sesuatu dikatakan berpengaruh bila memuat hasil yang praktis. Ia menyatakan bahwa pragmatisme bukan filsafat, bukan metafisika dan bukan teori kebenaran, namun terkait untuk memecahkan masalah.

2. William James
Pemikirannya yaitu realitas sebagaimana yang kita ketahui, pragmatisme merupakan filsafat praktis karena memberikan kontrol bertindak bagi kebutuhan, harapan, keyakinan manusia untuk masa depannya.

3. John Dewe
Pemikirannya yaitu yaitu memberikan pengarahan bagi perbuatan nyata (Instrumental). Mengarahkan kegiatan intelektual untuk mengatasi masalah sosial. Perkembangan filsafatnya yaitu situasi disekeliling kita sebagai pengalaman pertama yang merupakan situasi indenterminate. Pengolahannya secara kreatif dan kritis dapat menyusun norma-norma yang berpijak pada pengalaman. John dewe tidak mencari benar salah namun ia mencari yang efektif.

4. Herakleitos
Pemikirannya yaitu Perubahan-perubahan di alam semesta "Semuanya yang mengalir dan tidak ada yang tetap" ia mengemukakan filsafat yang Dialektis , melalui ajaran tentang hal yang bertentangan disatukan dengan logos. Perubahan yang tidak ada henti-hentinya itu dibayangkan Herakleitos dengan dua cara: yaitu Pertama, seluruh kenyataan adalah seperti aliran sungai yang mengalir. Kedua, ia menggambarkan seluruh kenyataan dengan api. Herakleitos berpendapat bahwa tidak ada yang kekal di alam ini. Segala sesuatu tentu mengalami perubahan. Jadi, hakikat segala sesuatu itu ialah perubahan itu sendiri.

Tambahan
Kebenaran pragmatis itu adalah kebenaran manfaat. Untuk mengetahui seberapa manfaat maka harus diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Bagia kalangan pragmatis, semakin banyak manfaatnya atau kegunaannya maka semakin benar. Kalau nyontek dikelas itu manfaat maka pragmatisme membenarkan sekalipun manfaatnya individualis.
Sekian yang dapat saya sampaikan, kurang lebihnya mohon maaf, Wassalamu'alaikum Wr.Wb. :)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun