Krisis Subsidi Pupuk, Mahasiswa MSIB 6 Hadir dengan Produk Alternatif Pupuk Organik Photosynthetic Bacteria (PSB), Jamur Keberuntungan Abadi (Jakaba) pada Masyarakat Petani Jagung Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.
Negara Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian dari bertani. Menurut data BPS Tahun 2023, masyarakat Indonesia berusia produktif yang bekerja dalam sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan berjumlah kisaran 39 juta jiwa dengan nilai persentase sebesar 28% dari total 140 juta jiwa masyarakat Indonesia. Hal ini juga tidak terlepas dari Provinsi Sulawesi Tengah. Data terbaru menunjukkan bahwa, jumlah petani di daerah Sulawesi Tengah berjumlah total 54.960 jiwa. Sebagian besar, masyarakat Sulawesi Tengah menekuni bidang pertanian komoditas jagung. Data Badan Pusat Statistik Indonesia (2024) juga menunjukkan bahwa, pada tahun 2022 wilayah Sulawesi Tengah memiliki luas panen sebesar 22.349 ha, produksi sebesar 96.199 ton serta produktivitas sebesar 43,04 kw/ha. Namun, pada tahun 2023 wilayah Sulawesi Tengah memiliki luas panen sebesar 18.065 ha, produksi sebesar 75.939 ton serta produktivitas sebesar 42,04 kw/ha. Hal tersebut menunjukkan adanya nilai penurunan.
Salah satu faktor penurunan produksi lahan yaitu kurangnya kebutuhan unsur hara bagi tanaman, selain itu ketersediaan subsidi pupuk bagi petani saat ini kian berkurang dan sulit didapatkan. Kurangnya ketersediaan unsur hara tersebut mengakibatkan terhambatnya perkembangan tanaman. Hal lain yang menjadi faktor yaitu keterbatasan ekonomi masyarakat yang sangat rendah dalam proses budidaya jagung. Oleh karena itu, beberapa permasalahan tersebut harus segera diatasi untuk meningkatkan nilai produktivitas. Salah satu inovasi yang dapat dilakukan yaitu dengan pembuatan produk alternatif berupa pupuk organik yang tentu dapat mensuplai kebutuhan unsur hara tanaman. Penggunaan pupuk organik ini juga akan dapat mendukung budidaya keberlanjutan sesuai sengan Good Agricuture Practices (GAP). Beberapa produk alternatif yang dapat digunakan dalam budidaya jagung yaitu seperti Photosynthetic Bacteria (PSB) dan Jamur Keberuntungan Abadi (Jakaba).
Dua Mahasiswa Universitas Jember (S1 Biologi), Anita Layliatul Izzah dan Siti Afidatu Rohmah serta Tim lainnya dari beberapa Universitas lain kini mengikuti program MSIB 6 di Kabupaten Sigi berusaha memperkenalkan produk Photosynthetic Bacteria (PSB) dan Jamur Keberuntungan Abadi (Jakaba) kepada petani Sigi.
Produk alternatif yang dikenalkan oleh kedua mahasiswa tersebut terbuat dari bahan organik, dimana efek yang ditimbulkan produk tersebut sangat positif terhadap pertumbuhan tanaman jagung.
PSB (Photosyntetic Bacteria) merupakan pupuk organik yang terbuat dari bahan sederhana berupa air kolam yang dicampur dengan telur, MSG, dan juga garam, kemudian dijemur selama 1-2 Minggu untuk menjadi pupuk yang siap pakai. Produk tersebut bekerja melalui bakteri autotrof yang membutuhkan sinar matahari untuk memproduksi ATP.
Produk ini sangat diterima oleh petani dampingan di kabupaten Sigi, tepatnya di desa Sidondo dan juga di desa Bangga. Petani sangat antusias untuk membuat PSB secara mandiri, mengingat efek yang dihasilkan sangatlah positif.
Produk alternatif ini dikenalkan ketika kegiatan sekolah lapang bersama petani dampingan berlangsung. Pengaplikasiannya sangatlah mudah yaitu dengan mencampurkan PSB sebanyak 200-400 ml yang siap pakai dengan air 15 liter/tangki. Penyemprotan dilakukan di umur vegetatif mulai dari 10-55 HST dan waktu penyemprotan sebaiknya dilakukan pagi hari jam 6-7 atau sore hari jam 4-5.
JAKABA (Jamur Keberuntungan Abadi) merupakan produk kedua yang diusung oleh kedua mahasiswa MSIB 6 tersebut. JAKABA ini merupakan produk organik sederhana yang terbuat dari perakaran bambu yang difermentasi dengan mol nasi. Jamur ini berasal ditemukan oleh salah satu warga Situbondo, Jawa Timur. Kegunaannya yang sangat positif bagi tanaman jagung menjadikan petani dampingan tertarik dan antusias untuk melakukan perbanyakan secara mandiri. Banyak petani yang sudah mengimplementasikan produk tersebut pada tanaman budidayanya dan hasilnya terbukti positif, dimana tanaman yang disemprot dengan JAKABA memiliki pertumbuhan yang sangat optimal.
Produk JAKABA ini dikenalkan ketika sekolah lapang berlangsung. Dengan adanya produk ini dapat menjadi solusi dari kurangnya pemupukan yang disebabkan karena kelangkaan dan mahalnya pupuk kimia yang penggunaannya secara terus menerus dapat merusak kualitas dan struktur tanah.