Mohon tunggu...
siti suryati
siti suryati Mohon Tunggu... -

mahasiswi Ilmu Sosial dan Humaniora,prodi Ilmu komunikasi UIN Sunan Kalijaga angkatan tahun 2014

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pengorbanan Seorang Ibu

9 September 2014   05:50 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:15 1180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ibu ,ibu adalah yang mengandung kita sembilan bulan bahkan ada yang lebih begitu berat beban sang ibu dari mulai mengandung sampai pengorbanannya dalam melahirkan tidak pernah terfikir oleh kita bagaimana beratnya beban sang ibu selama sembilan bulan lebih tersebut.

Tidak hanya selesai sampai sembilan bulan lebih tersebut,tetapi pengorbanan ibu masih berlanjut saat kita masih bayi saat kita baru pertama kali melihat dunia saat kita belum bisa berbicara saat semua orang tidak mengertiapa yang kita ingin kan tetapi seorang ibu akan mencoba mengerti apapun yang di ingin dikatakan oleh anaknya,seorang ibu akan melakukan apapun agar anaknya tidak menangis.

Seorang ibu tidak pernah berhenti mengawasi anak bayinya dari siang sampe malam seorang ibu selalu terjaga untuk mengawasi apakah anaknya baik baik saja, seorang ibu selalu mengawasi setiap nutrisi yang akan di makan oleh sang anak , seorang ibu pasti merawat dengan baik anaknya dari mulai anaknya hanya bisa tertelungkup kemudian yang di lanjutkan dengan merangkak kemudian sang anak yang mulai belajar berjalan hingga akhirnya sang anak tersebut dapat berjalan.

Kemudian jasa seorang ibu tidak hanya berhenti sampai di situ,seorang ibu akan membanting tulang mencari nafkah untuk menghidupi seorang anaknya dari sang anak yang baru berumur satu tahun sampai sang anak tersebut masuk bangku sekolah.

Masih berlanjut lagi perjuangan seorang ibu bahkan ada tambahan beban dengan adanya beban sekolah seorang ibu akan berusaha dengan keras untuk tetap menyekolahkan anaknya sampai berlanjut ke jenjang jenjang berikutnya.

Orang mengira bahwa pengorbanan seorang ibu berhenti sampai anaknya selesai sekolah,namun itu semua salah pengorbanan ibu masih berlanjut sampai sang anak itu akan menikah, dan kemudian anak tersebut punya anak yang menjadi cucu sang ibu.

Ibu yang sudah membesarkanseorang anak masih harus berkorban waktu lagi untuk mengurus sang cucu karena anak tersebut menitipkan sang cucu kepada ibunya. Sungguh berapa lama pengorbanan sang ibu tersebut.

Nabi Muhammad pernah bersabda ”hormatillah ibu mu ibu mu ibu mu baru kemudian ayah mu” berati seharusnya kita yang sudah merepotkan seorang ibu setelah dewasa seharusnya kita tidak merepotkan ibu lagi apalagi setelah kita menikah dengan merepotkan ibu dengan kita menitipkan cucu kita kepada ibu,betapa teganya seorang anak,ketika seorang ibu yang seharusnya sudah bersantai santai ria untuk menikmati hari hari tuanya malah harus di repotkan dengan adanya sang cucu yang harus dirawat oleh ibu tersebut walaupun dengan cacatan sebenarnya seorang ibu tersebut tidak pernah mengeluhkan hal tersebut karena seorang ibu yang telah menjadi nenek akan sangat senang sekali ketika dia harus mengurusi cucunya.

Tapi kita sebagai seorang anak yang seharusnya memahami akan pengorbanan ibu tersebut malah sering kali tidak menghiraukan sang ibu yang sudah dengan susah payahnya mengorbankan segala waktunya untuk sang anak,tapi perlu di garis bawahi bukan hanya seorang ibu saja yang tidak pernah lelah untuk mengurusisang anak karena seorang ibu juga tidak pernah lepas dari seorang sang ayah.

Perlu di ingat juga bahwa sebuah pengorbanan seorang ibu itu tidak hanya sebatas dari pengorbanan materi saja walaupun materi itu juga merupakan pengorbanan utama tapipengorbanan seorang ibu juga meliputi pengorbanan waktu perasaan dan juga tenaga yang harus ibu lakukan untuk kebaikan sang anak.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun