Mohon tunggu...
Siti Kumala Tumanggor
Siti Kumala Tumanggor Mohon Tunggu... Guru - Nona Kumala

Berharap pada manusia adalah patah hati secara sengaja.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pecahan Hati

29 Februari 2024   14:40 Diperbarui: 29 Februari 2024   14:47 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Jantung berdetak pilu,
Dentingnya bagai pecahan kaca.
Luka menganga di relung jiwa,
Terukir kisah cinta yang sirna.

Janji yang terucap di bibir,
Kini terbuang bagai sampah.
Kenangan indah bagai mimpi,
Memudar ditelan kenyataan pahit.

Air mata mengalir tanpa henti,
Membasahi pipi yang memerah.
Rasa sakit ini tak terperi,
Menyiksa jiwa raga yang rapuh.

Namun, aku takkan menyerah,
Aku akan bangkit dari keterpurukan.
Luka ini akan menjadi pelajaran,
Bahwa cinta tak selalu seindah yang dibayangkan.

Suatu hari nanti,
Aku akan menemukan cinta sejati.
Cinta yang takkan pernah terluka,
Cinta yang abadi selamanya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun