Mohon tunggu...
Siti RahminingsihSPd
Siti RahminingsihSPd Mohon Tunggu... Guru - Guru

Seorang guru Bahasa Jerman di SMA Negeri 1 Karangdowo, hobby membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tak Penting

30 Desember 2022   11:48 Diperbarui: 30 Desember 2022   11:53 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sinta menutup buku catatannya dengan resah. Tak tahu mengapa dua hari ini dia merasa cepat emosi, lelah dan tak ada minat melakukan apapun. Kalau penyebabnya PMS, jelas tidak. Sudah seminggu yang lalu rangkaian hari haidnya berakhir. Lalu? Hm, mungkin berikut inilah penyebabnya...

"Sin, kamu ngliat nggak, Dio sudah dua hari ini asyik mojok berdua dengan Tanti. Ngobrolnya pake lama lagi. Bahannya tak habis-habis..." Dika tiba-tiba sudah berdiri di samping Sinta dan bicara berbisik di telinga Sinta, takut terdengar Obyek pembicaraan. Maklum Dio dan Tanti berada di pojok kelas mereka.

Tanti keterlaluan pedenya, santai saja dia mendatangi tempat duduk Dio yang berada di pojok.

"San...!" Dika berseru tertahan saat Santi cuek berjalan keluar.

Tergesa Dika menyusul langkah Santi yang sudah tiba di luar.

"Kamu kok cuek banget. Katanya naksir Dio..."

"Sssst... jangan keras-keras. " Santi memotong.

"Emang kamu bener nggak peduli?!"

"Aduuh, berisik amat. Hatiku lagi hancur nih..."

"O o.. patah hati..." Dika meringis, menahan tawa.

"Sst, konyol kamu. Teman patah hati malah tertawa. Kebahagiaan kamu aneh, ketawa saat teman nangis!"

"Bukan gitu. Ni saran aja ya, kalau situasinya macem ni, inilah yang disebut bertepuk sebelah tangan. Bayangin, bertepuk sebelah tangan! Mana bisa. Makanya aku ketawa. Coba nih ..." Dika meraih tangan kanan Sinta.

"Hh, apaan?! Udah, ke kantin aja yuk."

"Mo makan? Bisa makan?" Dika makin meledek.

"Bukan. Mo ninju mukamu!" Santi kesal.

Mereka berjalan beriringan menuju kantin.

"Kamu nggak penasaran, gimana Tanti bisa dekat Dio?"

"Tak penting."

"Eh, siapa tahu dia curang."

"Tak penting."

"Soalnya, Tanti kan tahu kamu juga naksir Dio. Teman deket lagi. Kok bisa gitu!"

"Tak penting."

"Sahabat kok bisa gitu!"

"Tak penting."

"Dari tadi tak penting-tak penting, lalu apa yang penting?!" Dika berhenti berjalan.

"Katamu bertepuk sebelah tangan itu lucu, tak mungkin, jadi ya nggak usah diterusin. Kalau udah gitu semua jadi tak penting untuk dibahas. Dio dan Tanti jadian. Titik. Nggak usah pake koma..."

Dika memandang Santi sesaat, lalu menepuk bahunya.

"Good, ini baru sahabat gue!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun