Sebaliknya, mereka harus memberikan hasil yang objektif dari refleksi guru dan observasi kepala sekolah untuk menciptakan konsensus yang tepat sasaran yang berdampak pada peningkatan kualitas pembelajaran.
Kepala sekolah perlu memiliki kemampuan komunikasi positif, observasi, analisis, dan coaching agar proses ini berjalan dengan baik. Bagan berikut menunjukkan siklus peningkatan praktik kinerja: diskusi persiapan dimulai dan diikuti dengan observasi kinerja.Â
Setelah observasi kinerja, guru dan kepala sekolah kembali bertemu untuk berbicara tentang tugas tindak lanjut, dan siklus diakhiri dengan refleksi tindak lanjut.Â
Ada baiknya kepala sekolah mendidik atau memahami guru sebelum memulai siklus peningkatan praktik kinerja. Proses ini adalah kesempatan bagi guru untuk berkembang dan berdaya dalam proses meningkatkan praktik kinerja.
Kepala sekolah hanya membantu dengan bertindak sebagai coach dalam diskusi tindak lanjut, dan guru memiliki kendali atas tujuan belajar. Dalam bagian ini, kita akan membahas peran atasan dan bagaimana seorang atasan membantu guru di setiap langkah siklus. Jika Anda berfokus pada hasil, kesalahan Anda akan menjadi kesalahan yang ingin ditutupi.Â
Observasi hanyalah sebuah alat bantu yang digunakan oleh guru untuk berpikir kembali dan mendapatkan umpan balik tentang bagaimana mereka melakukan pengajaran. Proses belajar pendidik adalah semangat yang ingin dibangun untuk meningkatkan praktik kinerja.Â
Akibatnya, kekurangan dilihat sebagai kesempatan untuk belajar, bukan sebagai kesalahan. Sebelum memulai siklus peningkatan praktik kinerja, atasan dan guru harus memiliki hal-hal ini.
Demikian artikel  Mengapa Praktik Kinerja Harus Ditingkatkan, semoga bermanfaat. Terima kasih...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H