Mohon tunggu...
Siti Sundari
Siti Sundari Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika, Pengajar Praktik ( PP) PGP Angkatan 5 dan PP Angkatan 9

Membentuk Masa Depan Melalui Ilmu dan Pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Penguatan Literasi Bertumpu Pada Keterampilan Membaca

2 Juni 2024   10:45 Diperbarui: 2 Juni 2024   10:46 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok.pribadi: ig/sitisundarthea

Di era teknologi saat ini, menguasai kecakapan membaca sangat penting bagi siswa. Di era teknologi informasi saat ini, kemampuan membaca tidak hanya mencakup kemampuan untuk menggabungkan bunyi huruf menjadi kata-kata yang memiliki makna; kemampuan ini juga mencakup kemampuan untuk memahami makna yang tersurat dan tersirat dari setiap kalimat, paragraf, dan teks secara keseluruhan.
Membaca adalah proses yang kompleks dan menantang, terutama karena peserta didik di jenjang SMP dipaksa untuk membaca dengan lebih kompleks karena materi yang lebih kaya dan kosa kata yang lebih banyak. Oleh karena itu, kemampuannya untuk membaca seharusnya lebih dari sekedar menggabungkan bunyi huruf menjadi kata saat berada di jenjang pendidikan dasar. Kegiatan membaca di SMP harus meningkatkan kemampuan siswa untuk memahami dan memahami pengetahuan baru. Jeane Chall (1983) menjenjangkan
kemampuan membaca sebagai berikut:

Tahapan Kemampuan Membaca (Chall, 1983)
0. Pramembaca (Prasekolah)
1. Membaca permulaan (Prasekolah)
2. Membaca dengan fasih dan memahami teks pada konteks yang diakrabi (Sekolah Dasar)
3. Membaca untuk mempelajari khazanah pengetahuan baru dan informasi yang lebih kaya (SMP)
4. Membaca analitis mempertimbangkan perspektif yang berbeda.
5. Membaca analitis dan kritis untuk mengonstruksi dan mendekonstruksi pengetahuan (SMA).

Penjenjangan ini sejalan dengan taksonomi Barrett, yang memetakan pemahaman membaca dalam lima jenjang: pemahaman literal, reorganisasi, pemahaman inferensial, evaluasi, dan apresiasi. Taksonomi ini digambarkan sebagai  berikut ini.

Dok.pribadi:ig/sitisundarithea
Dok.pribadi:ig/sitisundarithea

Penurunan kemampuan membaca ini menunjukkan bahwa keterampilan membaca harus diajarkan di SMP. Tanpa menguasai keterampilan membaca pada jenjangnya, siswa tidak akan mampu mendapatkan informasi.
Akibatnya, kemampuan membaca ini menjadi tolok ukur kompetensi global yang diuji dalam Program Penilaian Peserta Sekolah Internasional (PISA), yang menilai kemampuan membaca peserta didik di negara-negara yang berpartisipasi berusia 15 tahun. Dalam tes ini, kemampuan membaca siswa Indonesia menurun dari nilai 402 pada tahun 2009 ke nilai 396 pada tahun 2012, dengan nilai terendah pada tahun 2018 adalah 371.

Dalam penelitian literasi yang dilakukan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa bekerja sama dengan Balitbang Kemendikbud pada peserta didik kelas X di 34 provinsi, rata-rata kemampuan membaca mereka lebih rendah daripada tes setara PISA.

Peserta didik ini berada di level 3, sehingga mereka mampu menyelesaikan tugas-tugas membaca yang agak sulit. Tugas-tugas ini termasuk menemukan berbagai informasi, membuat tautan antara berbagai bagian teks, dan mengaitkannya dengan pengetahuan yang mereka miliki tentang kehidupan sehari-hari. Sekitar 18,8 persen siswa memiliki kemampuan membaca pada level 4 dan 5, yaitu mengidentifikasi makna tersirat, menafsirkan makna dari gaya bahasa, mengevaluasi teks secara kritis, mengelola informasi yang sulit ditemukan dalam teks, menyimpulkan informasi dalam teks yang relevan dengan pertanyaan, membangun hipotesis, memanfaatkan pengetahuan khusus, dan menerima konsep yang mungkin tidak sesuai dengan harapan.

Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) mengevaluasi membaca sebagai proses kognitif, seperti tes PISA. Kecakapan berpikir tingkat tinggi ini juga menjadi bagian dari tes tersebut. Ini adalah tingkat kognisi AKM.

Dok.pribadi:ig/sitisundarithea
Dok.pribadi:ig/sitisundarithea

Sedangkan jenis teks yang digunakan pada AKM adalah sebagai berikut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun