Kenapa polos? Karena memang saya bisa dibilang anak yang lugu saat itu, bahkan bagi saya membantu teman itu sangat menyenangkan sekali. Tapi saat saya membantu si A yang ternyata dia berbuat suatu kesalahan.Â
Seketika setelah kejadian tersebut saya pun hati-hati dalam membantu teman, saya menjadi lebih selektif lagi, apakah teman saya benar-benar butuh bantuan atau tidak, tapi karena memang itu sebuah karakter bagi saya membantu teman itu tidak perlu menunggu dia merugikan atau menguntungkan yang terpenting adalah bantu dulu.
Freeman (1984) mendefinisikan Stakeholder sebagai kelompok atau indivisu yang dapat memengaruhi dan atau dipengaruhi oleh suatu pencapaian tujuan tertentu.Â
Stakeholder bimbingan konseling sekolah meliputi : orang tua, masyarakat, komite sekolah, bahkan teman, juga lembaga terkait. Dalam kasus saya ini teman saya yang membantu guru BK saya dalam memecahkan masalah ini berperan sebagai stakeholder, karena dia berperan penting dalam menjalankan pelayanan BK, peran stakeholder berperan dalam mensukseskan pelayanan yang diberikan oleh BK.Â
Dengan bantuan stakeholder akan mempermudah BK dalam membantu menyelesaikan masalah yang dialami oleh siswa, bahkan seorang siswa pun bisa menjadi seorang stakeholder. Jadi, apakah siswa mampu menjadi stakeholder menurut kamu?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H