Mohon tunggu...
Pendidikan Pilihan

Stakeholder, Siswa Juga Bisa

4 April 2019   07:32 Diperbarui: 4 April 2019   14:40 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekedar cerita saja, saya pernah mengalami kejadian yang seru bagi saya tapi juga menakutkan menurut pribadi saya. Kenapa begitu? Iya, karena saya pernah sekali berurusan langsung dengan BK sekolah (saat SMA) saya sekali seumur hidup saya selama menjadi seorang siswi. Bisa dibayangkan gak tuh rasanya pertama kali berurusan sama BK, nah ceritanya begini. 

Dulu waktu masih kelas dua SMA, pernah saya dimintai pertolongan teman kelas saya untuk dibuatkan surat izin palsu. Kok bisa mau? Gatau kenapa waktu itu saat dia meminta bantuan dia meyakinkan saya kalau gak akan terjadi apa-apa dan bakalan aman. 

Terus buat apasih surat izinnya? Surat izin yang saya buat saat itu berisikan izin mengikuti pelatihan paskibraka kecamatan, dan sebenarnya dia tidak sedang mengikuti pelatihan paskibra kecamatan melainkan dia pergi membolos bersama teman luarnya.

Akhirnya dengan baiknya saya, jadilah surat izin tersebut lalu saya letakkan di jurnal absensi, tanpa berfikiran akan terjadi hal aneh atau bahkan akan ketahuan Guru. 

Keesokan harinya, salah satu teman saya bertanya pada saya, "he kamu kemarin bikinin surat izin buat si A yaa?" dengan tanpa basa basi saya menjawab jujur karena memang saya menjunjung tinggi kejujuran, "iyaaa, kenapa sih?". Sambil meperlihatkan gelagat yang tak seperti biasanya dia turun lantai satu gedung sekolah kami. Saat itu kelas saya berada tepat diatas ruang BK. 

Tak lama kemudian dia kembali pada saya, "hee... boleh gk pinjem buku bahasa indonesia kamu?", tanpa pikir panjang saya pinjamkan buku tulis bahasa indonesia saya, "iyaa boleh ada diloker meja ambil aja." 

Diambillah buku saya dan dia kembali turun kelantai bawah, saat itu pikiran saya tak merasa aneh dengan perilakunya yang tak seperti biasanya.

Selang beberapa lama, dia naik kembali lalu menanyakan, "kamu kemarin kan bikinin surat si A yaa? Kamu dipanggil Bu BK, ayoo kutemani, gakpapa ibuknya Cuma mau tanya-tanya." Langsung saja saya kaget dan auto gemetaran, karena memang tak pernah berurusan dengan BK tiba-tiba dipanggil tanpa merasa melakukan kesalahan. 

Akhirnya saya turun kelantai satu menuju ruang BK, saat saya masuk ke ruang BK , Guru BK saya menyambut dengan ramah dan tersenyum kepada saya. Lalu beliau bertanya dengan santai, "nduk samean yang menulis ini?" sambil menunjukkan surat izin yang kemarin saya buat untuk mengizinkan si A yang membolos. "iyaa... bu saya yang menulis." 

Balas saya singkat dan dengan nada ketakutan. "samean berani jujur nduk, tadi temenmu yang bantu ibuk buat mencari tau siapa yang menulis ini, karena samean berani mengakui maka orang tua samean gajadi saya panggil." 

Sontak membuat jantung saya berdebar kaget dan makin takut, "iyaa.. bu ngapunten itu saya dimintai bantuan sama si A, jadi saya buatkan.". "iyaa gakpapa nduk, saya tau samean itu anaknya baik dan polos, jadi gatau kalo sebenarnya si A ini anaknya sedang bermasalah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun