Phragmipedium besseae adalah salah satu species anggrek dari genus Phragmipedium yang banyak tumbuh di area pegunungan yang basah. Species satu ini endemik dari kawasan timur Pegunungan Andes di Kolombia, Ekuador, dan Peru.
Termasuk salah satu Phragmipedium species yang dilindungi karena terancam punah.
Ukuran Phrag. besseae bisa dibilang cukupan, antara 8-30 cm tingginya dan 2-3 cm lebar daunnya. Daunnya berwarna hijau tua dengan bunga berwarna merah terang. Seperti jenis phragmipedium lainnya, bunga akan muncul diujung tanaman setelah daun selesai tumbuh. Jumlah kuntum bisa bervariasi, antara 1-6 kuntum yang akan mekar bergantian dimulai dari kuntum yang paling bawah.
Bunganya berukuran antara 4-8 cm dengan kombinasi warna merah menyala yang begitu cantik. Bungan bisa muncul kapanpun disepanjang tahun, namun biasanya bunga akan mekar dipenghujung musim dingin atau di awal musim semi. Jenis ini banyak diburu oleh kolektor salah satunya karena kecantikannya tersebut. Itu sebabnya keberadaannya di alam sudah cukup sulit untuk ditemukan.
Phrag. besseae ini banyak dipakai sebagai indukan dalam persilangan Phrag.hybrid. Diantara sekian banyak phragmipedium hybrid yang popular dari hasil persilangan Phrag.besseae yaitu Phrag.Don Wimber, Phrag, Jason Fischer, dan banyak lagi.
Warna merahnya bisa dibilang begitu sempurna dengan sedikit gradasi kuning transkulen di bagian bibir kantungnya yang membuatnya semakin cantik karena ternampak warna lembut yang ada di dalam kantung bunganya itu.
Rasa ketertarikan terhadap Phrag. besseae ini masih terbilang sangat limited sebelum species cantik ini ditemukan oleh Dodson & J.Kuhn di tahun 1981. Setelah itu banyak pecinta anggrek yang mengembangkannya. Pada masa itu banyak petani anggrek yang masih memperlakukan Phrag. besseae ini dengan cara tumbuh Paphiopedillum dengan tidak memberinya cukup asupan cahaya matahari dan air.
Dimana pada kenyataannya Phrag.besseae di alam hampir selalu ditemukan tumbuh di dekat air terjun atau sumber air yang mengalir. Phrag.besseae akan selalu membutuhkan air untuk bisa tumbuh dengan baik. Jadi kita bisa menyiram tanaman ini setiap hari. Media tanam bisa menggunakan sphagnum moss, akar kadaka, pakis cacah, atau kompos daun dengan memberi bebatuan sungai di bagian bawah pot.
Penempatan tanaman ini bisa ditaruh dibawah paranet dengan intensitas cahaya matahari sekitar 70%. Phrag. besseae ini juga butuh angin yang sepoi atau tempat yang bersirkulasi udara baik. Karena tanaman yang cukup menyukai kondisi basah, biasanya akan menyebabkan tumbuhnya jamur atau terkadang dari daun tua yang membusuk, pembusukannya bisa menular pada bagian tanaman yang sehat.
Oleh sebab itu, jika ada daun yang sudah mulai terlihat menguning, daun tersebut harus segera dipotong dan dibuang akar tidak menular ke bagian lainnya.
Penulis mendapatkan tanaman ini sekitar 4 tahun lalu dengan harga yang cukup fantastis. Untuk perawatannya sebenarnya tidak terlalu sulit, terbukti dalam waktu sebulan setelah mulai merawat, tanaman sudah menghasilkan 2 tunas baru dan tanaman dewasa mulai berbunga.
Memang untuk bisa hidup di dataran rendah, butuh perlakuan khusus untuk tanaman ini. Penulis menggunakan media tanam kompos daun dengan menaruh bebatuan sungai dan sterofoam dibagian bawah pot. Lalu dibawah pot diberi tatakan untuk menahan air dan menambah kesan lembab pada media tanam. Namun ini harus diperhatikan untuk diganti atau dibuang airnya setiap dua hari sekali. selain biar tanaman tidak mengalami busuk akar, juga untuk menghindari munculnya jentik-jentik nyamuk.
Ketika bunga pertama mekar, penulis perhatikan warna bunganya tidak semerah seperti bunga yang mekar di dataran tinggi. Namun kepekatan warna merahnya sedikit bertambah setelah bunga mekar beberapa hari. Dari awal terbukanya kuntum sampai kuntum bunga jatuh, penulis catat butuh sekitar 1 minggu.
Kemudian mekar kuntum kedua dan seterusnya. Total ada 5 kuntum yang muncul dari satu tangkai tersebut dengan ukuran kuntum terakhir yang nampak lebih kecil dibanding ukuran kuntum bunga sebelumnya.
Demikian ulasan tentang Phragmipedium besseae, cikal bakal phragmipedium berbunga merah yang menurut pendapat penulis, phragmipedium satu ini merupakan ratunya Phragmipedium species karena kecantikan warna bunganya.
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H