Mohon tunggu...
Siti Husnul Khotimah
Siti Husnul Khotimah Mohon Tunggu... Guru - Guru

SITI HUSNUL KHOTIMAH, lahir dan tinggal di kota Reog, Ponorogo. Hobby gardening dan menulis. Motto, “Be the change that you wish to see in the world.”

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Phragmipedium Calurum, Anggrek Selop Nyonya

15 November 2022   11:37 Diperbarui: 25 November 2022   13:10 1077
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Phragmipedium Calurum by Ummu Danish Orchids

PHRAGMIPEDIUM CALURUM, ANGGREK BERBUNGA UNIK

Phragmipedium Calurum masuk kedalam genus Orchid Family (Orchidaceae) (Subfamily Cypripedioideceae) dan merupakan satu-satunya genus yang masuk dalam suku Phragmipedieae dan subtribe Phragmipediinae. Nama genus ini diambil dari Bahasa Yunani, dimana phragma berarti "bagian," dan "pedium," artinya sandal atau selop (merujuk pada bentuk kantungnya). Ada sekitar 20an jenis anggrek jenis phragmipedium ini telah ditemukan hidup di wilayah Mexico Selatan, dan di benua Amerika Tengah dan juga Amerika Selatan dengan iklimnya yang lebih tropis. 

Untuk kesemua jenis phragmipedium species, mereka saat ini masuk sebagai tanaman Appendix I yang terancam kepunahannya. Sementara Phragmipedium Calurum sendiri bukanlah Phrgmipedium species. Ia merupakan silangan yang sudah cukup lama antara Phragmipedium longifolium x Phragmipedium Sedenii yang telah diregister oleh Veitch di tahun 1883.

Phragmipedium Calurum ini merupakan anggrek tanah unik dengan bunganya yang mirip selop. Itu sebabnya anggrek jenis ini disebut juga sebagai "The slepper Orchids." Jenis ini merupakan saudara dekat Paphiopedillum yang banyak ditemukan di Asia atau semenanjung Indochina.

Plants Phragmipedium calurum by Ummu Danish Orchids
Plants Phragmipedium calurum by Ummu Danish Orchids

Anggrek satu ini merupakan salah satu favorite penulis, Ia cukup adaptive, bisa hidup di dataran tinggi, di dataran menengah, dan juga di dataran rendah. Cukup menyukai air namun tidak suka media yang lembab atau becek. Media tanam bisa menggunakan batu apung mix dengan hidroton dengan memberikan tatakan dibawahnya. Penanaman dengan media ini cocok untuk yang berada di dataran rendah. Atau bisa juga menggunakan kompos daun, cacahan pakis, atau akar kadaka dengan interval penyiraman 2-3 hari sekali. 

Phragmipedium Calurum bukan jenis yang rewel seperti kebanyakan anggrek dari keluarga anggrek selop ini, mereka tidak membutuhkan banyak nutrisi atau pupuk. Cukup dengan menggunakan media tanam yang sesuai saja, anggrek ini sudah bisa tumbuh subur. Yang terpenting tidak sampai kekurangan air atau telat menyiram karena dia tidak bisa menyimpan makanan dikarenakan tidak memiliki batang. Makanan akan diperoleh dari akar saja. Itu sebabnya harus diusahan pertumbuhan akarnya bagus dengan menggunakan media tanam yang sesuaia.

Kalau dilihat dari bentuk tanamannya, Phrag.Calurum sedikit mirip dengan penampakan Paphiopedilllum Supardii ataupun Paphiopedillum Lowii. Daunnya cukup tebal, berwarna hijau tua, bentuknya panjang mengerucut sepintas mirip bentuk daun pandan. Anggrek ini tidak memiliki batang sungguhan, batangnya sebenarnya ada, dia pendek tepat berada diatas akar. Dibatang inilah daun-daunnya muncul. Jumlah daun untuk tanaman dewasa bervariasi, antara 5-13 helai. Tumbuh berselang seling dari kiri kanan pangkal batang lurus keatas. Tidak melingkar seperti pada tanaman pandan.

Photo Koleksi Pribadi Ummu danish Orchids
Photo Koleksi Pribadi Ummu danish Orchids

Untuk bunganya sendiri akan muncul dipucuk tanaman setelah daun terakhir tumbuh. Bunga bisa muncul beberapa kuntum dari tangkai yang sama, mekar bergantian sepanjang tahun tanpa terpengaruh musim. Bunga akan mekar dimulai dari kuntum yang paling bawah lalu berlanjut dengan kuntum yang ada diatasnya, begitu seterusnya. Kuntum yang sudah mekar bisa bertahan 2-5 hari. Phragmipedium ini warna bunganya cukup menarik, pink dengan semburat kecoklatan. Sedang warna kantung bagian dalam sedikit putih atau krem tanpa bercak pink.

Setelah muncul bunga, tanaman dewasa biasanya akan mati. Itu adalah proses alami tanaman ini. Batang tua tersebut perlahan akan menguning lalu membusuk, biasanya diikuti dengan tumbuhnya beberapa tunas baru disisi-sisi pangkal batang.

Harga untuk Phragmipedium Calurum cukup lumayan tinggi. Ini bisa difahami karena memang merupakan silangan lama yang tidak banyak orang memiliki stocknya. Bagi yang berminat, bisa berselancar di dunia maya untuk mengecek petani atau supplier-suplier lokal yang sudah mulai tertarik untuk membudidayakannya. Ummu Danish Orchids merupakan salah satu petani yang membudidayakan anggrek unik ini.

img-20221121-040017-637a960308a8b57a067a7712.jpg
img-20221121-040017-637a960308a8b57a067a7712.jpg
Demikian ulasan tentang si unik Phragmipedium Calurum atau juaga dikenal dengan julukan Anggrek Sepatu Nyonya ini.

Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun