Mohon tunggu...
Siti Wulandari
Siti Wulandari Mohon Tunggu... Penulis - IAIN KUDUS

Saya suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN-IKMB 106 IAIN Kudus Kedungwungu Membantu Produksi Kerajinan Batik Ciprat Karya Seni Anak Difabel yang Menginspirasi

18 September 2023   08:12 Diperbarui: 18 September 2023   10:49 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedungwungu, Kec. Todanan, Kab. Blora. Rumah produksi milik Fitria Rusmiyani yang terletak di dukuh Gayam, saat ini mempunyai banyak motif batik ciprat yang unik. Motif yang dibuat dengan mencipratkan malam guna memberikan motif cipratan yang khas karya anak difabel.Menurut fitria, ide membuat batik ciprat berasal dari keresahannya karena anak difabel sering di pandang sebelah mata oleh masyarakat umum yang tidak mempunyai masa depan secerah anak normal pada umumnya. Dengan mengangkat pemberdayaan anak difabel tersebut ia nekat memulai usaha batik ciprat yang di kelolanya sendiri.

"Proses produksi sepenuhnya di kerjakan oleh anak difabel dan sedikit arahan, dikarenakan anak difabel memerlukan arahan khusus. Namun sebenarnya anak difabel tidak kalah kreatif dan terampil dari anak normal," ujarnya.
Fitria menjelaskan, selain batik ciprat ia dan anak difabel juga memproduksi batik remet dan batik cap. Pada batik remet cara pembuatannya diremet dengan perpaduan cat yang membuat terbentuk motif dan gradasi warna yang unik.
Usaha batik yang sudah dirintisnya selama 5 tahun, bahan bahan yang digunakan menggunakan bahan primisima dengan pewarna remasol. Untuk pembuatan batik ciprat ada dua proses pembuatan.

Dokumen Pribadi 
Dokumen Pribadi 

"Proses yang mudah yaitu dimulai dengan mecipratkan malam panas ke kain polos kemudian setelah kering ditimpa dengan pewarna, sedangkan batik ciprat dua kali proses kain polos langsung di beri dasar warna lalu di beri water glass selanjutnya baru di beri cipratan malam panas dan di cat ulang dengan warna yang lebih gelap," jelasnya.

Ia mengatakan penjualan batik ciprat nya sudah sampai berbagai daerah Indonesia dan sering mengikuti berbagai pamera di berbgai daerah seperti Jakarta. Sedangkan penjualan batiknya melalui whatsapp, instagram, shoppe dan tiktok.
"harga jual dari produk batik ciprat beragam untuk masing masing produk, tergantung motif serta kerumitan dalam proses pembuatan," tambahanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun