Mohon tunggu...
siti latifatul wahidiyah
siti latifatul wahidiyah Mohon Tunggu... Lainnya - karyawan swasta

mempelajari sesuatu yang baru terasa menarik buat saya . karena saya suka dengan hal2 yang baru dalam hidup saya

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rindu yang Tak Bermuara

16 Januari 2025   17:05 Diperbarui: 16 Januari 2025   17:05 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Dalam sunyi malam yang tak bertuan,  
Kupintal rindu di antara bayang-bayang,  
Wajahmu hadir dalam setiap helaan,  
Namun jarak mengukir batas tak terbayang.  

Kutulis namamu di atas angin,  
Hingga gemanya sampai ke langit senja,  
Tapi waktu menjelma dinding dingin,  
Tak tergapai, meski hati terus mengiba.  

Kita dua jiwa di persimpangan takdir,  
Menggenggam cinta yang tak berpijak,  
Seperti bintang yang tak pernah hadir,  
Dalam pelukan malam yang penuh retak.  

Kutatap hujan yang jatuh perlahan,  
Setiap tetesnya memanggil namamu,  
Tapi asa ini hanya sebatas angan,  
Sebab dunia menulis jalan yang tak satu.  

Oh, cinta, haruskah kularung rinduku?  
Ke laut biru yang tak mengenal tepi,  
Karena meski hatiku terus mengaku,  
Kita takkan pernah bisa berbagi.  

Maka biarlah kenangan ini abadi,  
Dalam sunyi yang tak memerlukan saksi,  
Cintaku padamu tak pernah mati,  
Meski takdir melukis kita di garis yang terpisah pasti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun