Di antara hening pagi dan senja yang memerah, Â
Cinta tumbuh perlahan, seperti embun yang berbisik mesra, Â
Bukan karena janji atau kata-kata yang manis, Â
Tapi dari tawa sederhana dan pandangan yang tak terucap.
Seperti benih yang ditanam di tanah hati, Â
Dirawat oleh sabar, disiram oleh pengertian, Â
Bertumbuh tanpa paksaan, tanpa tuntutan, Â
Mengakar kuat meski badai kadang datang.
Bukan cinta yang meledak dalam sekejap, Â
Tapi cinta yang lembut, mendalam, dan setia, Â
Yang mengenal tiap luka dan kisah di balik senyuman, Â
Mengajarkan kita untuk tetap saling memeluk.
Dan ketika musim berganti, cinta itu tetap di sana, Â
Bertumbuh, berbunga, dan berbuah bahagia, Â
Menjadi rumah yang tak pernah usang oleh waktu, Â
Cinta yang setia, menghangatkan kita selalu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H